Sedih ia.. seneng ia.. terharu apalagi ...
Yuppss,,,
Itu lah yang aku rasakan setelah menonton drama ini. bener-bener campur aduk rasanya. Aku benar-benar terhanyut
dengan kisah yang terjadi antara Putra Mahkota Hwon, Yeon Woo, dan Pangeran
Yang Myung. Cinta Segita, itu lah gambaran yang terlihat di antara mereka.
Aku
senang melihat putra mahkota Hwon bersama dengan Yeon Woo. Tapi di sisi lain,
aku juga kasihan melihat pangeran Yang Myung. Ia tak bisa memiliki kebahagiaan
seperti yang dimiliki oleh Putra Mahkota Hwon. Pangeran Yang Myung tak bisa
merasakan kebahagiaan yang layak untuk dirinya. Walaupun dia seorang pangeran,
tapi Ayahnya (Raja) terlihat tak memperdulikannya, cintanya kepada Yeon Woo pun
bertepuk sebelah tangan. Aku benar-benar seperti merasakan kekosongan dalam
dirinya.
Drama ini benar-benar patut untuk diacungi jempol karna semuanya tercampur
dalam satu adukan yang sempurna -Asmara, kekecewaan, intrik dan kerinduan.
Konflik remaja mereka yang masih harus diikuti untuk episode ke 3. Suprise The
Moon Embracing The sun tetap menduduki rating tertinggi pada Episode ini
dengan rating 23,2% disusul Take care of us Captain dan Wild Romance.
__***^^***__
Yeon Woo dan Bo Kyung dibawa keistana untuk menjadi teman baru
sekaligus guru belajar untuk Putri Min Hwa. Setibanya disana Jang Nok Young
menatap Yeon Woo yang baru saja turun dari tandunya kemudian diikuti Bo Kyung
yang juga turun dari tandunya. Jang Nok Young menyadari dengan takjub bahwa ia
melihat dua gadis yang memiliki takdir sebagai bulan. Jang Nok Young mulai
menyadari jika Yeon Woo adalah bulan yang harus ia lindung, ia teringat
kata-kata Shaman Ah-Ri padanya tentang seorang anak yang akan mengubah nasib
matahari dan meminta Jang Nok Young Ah-Ri untuk melindunginya dari bahaya. Karna
sejatinya Bulan akan terbakar jika terlalu dekat dengan matahari (maksudnya :
orang yang dekat dengan matahari bisa membuat bulan bahaya, tetapi ia juga
ditakdirkan untuk tetap disisi matahari). Dan Ah-Ri mengatakan pada Jang Nok
Young jika tugas ini tidaklah mudah karna ia harus rela mengorbankan nyawanya
demi itu semua.
Bo Kyung adalah bulan kedua yang ber-energi gelap dan jahat.
Yeon Woo dan Bo Kyung merasa tidak nyaman setelah mengetahui
satu sama lain berada di istana dengan tujuan yang sama menjadi teman belajar
Putri Min Hwa, dimana pada episode lalu Bo Kyung pernah memukuli Seol.
“Kenapa kau datang kesini?” Tanya Bo Kyung pada Yeon Woo. “Apa
kau juga akan menjadi teman belajar putri?”
“Kau sendiri” Yeon Woo balik bertanya.
Bo Kyung terlihat kesal dan tidak suka.
Ibu Suri (Ratu Yoo) meminta Shaman Jang Nok Young segera masuk
keistana. Dan ketika ia mulai berjalan masuk, Jang Nok Young berbalik sebentar
untuk melihat secara sekilas dua gadis tersebut.
Jang Nok Young bertemu dengan Ibu Suri.
Ibu suri menegaskan bahwa ia memberikan tugas untuk shaman Jang
Nok Young. Beralasan bahwa dunia ini dalam kekacauan dan akan membutuhkan waktu
yang lama untuk mengatasinya. Ia meminta Jang Nok Young dengan kemampuannya
menatap wajah kedua gadis yang dipilih sebagai teman putri Min Hwa untuk
melihat salah satu yang baik dimasa depan sebagai istri dari Putra Mahkota.
Ibu Suri menginginkan Jang Nok Young menentukan siapa gadis baik
yang memiliki hati bersih untuk menjadi ratu berikutnya.
“Ratu masa depan”. Kata Ibu Suri. “Bantu aku
melihat apakah di antara kedua gadis itu ada yang akan menjadi ratu?”. Pinta
Ibu Suri pada Shaman Jang Nok Young.
Shaman Jang Nok Young terkejut mendengar
permintaan Ibu Suri.
Dayang meminta agar Bo Kyung dan Yeon Woo untuk menunggu di
suatu ruangan sampai Putri Min-Hwa datang memanggilnya. Mereka duduk dengan
sisi yang berjauhan di sudut ruangan dengan kaku.
Yeon Woo berusaha ramah dan meminta pada Bo Kyung untuk
memberitahu siapa namanya dan mengajaknya sebagai teman baru dan melupakan
pertemuan buruk pertama mereka yang telah berlalu.
Bo Kyung terdiam sejenak dan ingat pesan ayahnya yang telah
melatih Bo Kyung sebagai gadis licik bahwa Bo Kyung tidak boleh memperlihatkan
perasaan sebenarnya pada mereka dan tidak membuat musuh diistana. Hal itu
adalah Politik untuk Bo Kyung bisa bertahan diistana.
“kau tidak boleh memliki musuh di Istana. Walaupun dia memang
musuh , kau tidak boleh memperlihatkan wajahmu yang sebenarnya. Kau tidak boleh
mudah mempercayai orang lain dan jangan biarkan orang lain tahu apa yang sedang
kau pikirkan”. Bo Kyung mengingat pesan ayahnya.
Bo Kyung pun setuju dengan hal itu dan berpura-pura tersenyum
ramah mengatakan bahwa dia juga menyesal pada hari itu dan merasa senang untuk
berteman dengan Yeon Woo.
Yeon Woo mengatakan kalau dia merasa baik saat ini, ia lalu
bergerak mendekati Bo Kyung dan mengambil tangan Bo Kyung. Yeon Woo tersenyum
sepakat mengatakan “mari kita mulai menjadi teman”. Bo Kyung menyembunyikan
ketidak sukaannya terhadap Yeon Woo dengan tersenyum palsu. Dan ketika Yeon Woo
tidak melihat, ia sekilas terlihat cemberut dan muak saat melihat tangan mereka
bersentuhan.
Pangeran Hwon terlihat mondar-mandir dikamarnya menatap tanaman
yang tumbuh didalam pot. Hwon terlihat tidak begitu sabar dengan tumbuhan yang
tumbuh didalam pot tersebut dan ia mengatakan kalau tanaman tersebut tidak
terlihat seperti bunga dan memutuskan untuk mencari tahu dari pemberi hadiah
tentang tumbuhan apa yang ditanam olehnya itu.
“kelihatannya ini bukan bunga”. Pikir Hwon dengan penuh tanda tanya. “Tanaman apa ini?
Benar! Kenapa aku tidak menemuinya saja dan bertanya langsung?”.
Beberapa saat kemudian Kasim Hyun Sung yang patuh terhadap Hwon
datang untuk memberikan laporan bahwa ia tahu siapa gadis yang datang untuk
menjadi teman putri Min Hwa. Kasim Hyun Sung mengatakan kalau salah satu dari
mereka adalah Putri dari Mentri Yoon Dae Hyung (Bo Kyung) dan Yeon Woo yaitu
Putri dari Heo, salah satu profesor dari akademi kerajaan.
Hwon senang mendengar hal itu mengatakan kalau ia sudah menebak
hal itu bahwa Yeon Woo adalah salah satu dari mereka. Dan ia tersenyum menghela
nafasnya ketika berpikir bagaimana cantiknya nama tersebut.
“Jadi namamu Heo Yeon Woo”. gumamnya dalam hati. “Nama yang
cantik”.
Lalu Hwon tiba-tiba meraih tangan Kasim Hyun Sung dan menatap
kedalam matanya untuk meminta bantuan Hyun Sung. Kasim Hyun Sung sangat kaget
dan dengan mimik sedih mengatakan kalau ia tidak bisa melakukan hal itu. Hwon
meminta bantuan Hyun Sung untuk bertemu dengan Yeon Woo secara diam-diam.
“Tidak, pangeran!”. Tolak Kasim Hyun Sung dengan raut wajah
memelas.
Mendengar ucapan Hyun Sung, Hwon bertanya-tanya kenapa Hyun Sung
tidak mau melakukannya? Dia memegang tangan kasim lebih erat agar Kasim Hyun
Sung mau membantunya. Kasim Hyun Sung mengatakan kalau ia sendiri bingung
bagaimana Hwon bisa bertemu dengan putri seorang pejabat kerajaan, apalagi yang
belum menikah (Yeon Woo) jika ia datang tanpa pendamping disekitar secara
diam-diam dan kebingungan untuk mencari jalan keluar agar Hwon bisa bertemu
dengan mudah tanpa diketahui penjaga Istana.
“kau tidak boleh bertemu diam-diam dengan putri seorang pejabat
kerajaan”. Kata Kasim Hyun Sung mengingatkan.
“Itu lah sebabnya aku meminta padamu sebagai permintaan untuk
mendukung keinginanku itu." Ucap Hwon.
Hwon memotong ucapan Hyun Sung, berpura-pura mengingatkan
tentang evaluasi kinerja Hyun Sung terhadapnya. Hwon mengingatkan Kasim Hyun
Sung tentang kejadian terakhir kali saat Hyun Sung tidak bisa membantunya dan
hal itu mengakibatkan pantat Kasim Hyun Sung dipukul. Hyun Sung sedih mengingat hal
itu karna bagaimana pun rasa sakitnya belum saja hilang.
Hwon mengingatkan Hyun Sung bahwa tiap kali Hyun Sung stres
karna ia tidak lulus ujian, Hwon selalu membantunya, dan juga Hwon lah yang
membantu Hyun Sung dipromosikan bukan?
“karena siapa kau tidak dipecat dan bahkan malah di
promosikan?”. Tanya Hwon memojokkan Kasim Hyun Sung. (kasian ya Kasim Hyun
Sung, heheheehee :D)
Kasim Hyun Sung tak berdaya dengan pertanyaan mengingatkan oleh
Hwon dan menjawab bahwa semua itu adalah bantuan dari Hwon dan ia harus
berterima kasih dan membalas budinya. Hwon tersenyum puas karna itu.
Ia lalu menulis surat bak seorang anak yang jatuh cinta pada
Yeon Woo.
“Setelah mendengar Anda datang kesini, aku tidak bisa tidur
setiap malam. Aku akan mengirim seseorang untuk bertemu dengan Anda agar aku
bisa melihatmu kemudian. Lee Hwon.” Ujar Hwon dalam suratnya.
Hwon lalu memberikan surat tersebut pada Kasim Hyun Sung. Dan
Kasim Hyun Sung berjalan menemui seorang dayang yang bertugas untuk melayani
kediaman putri kerajaan, namun dayang tersebut menolak untuk membantu. Kasim Hyun Sung lalu mencoba menyuapnya dan
meminta pada dayang itu untuk memberikan surat tersebut dan menyembunyikannya
pada kantung peralatan jahit yang akan diberikan pada Yeon Woo.
Ratu Han bertemu dengan Yeon Woo dan Bo kyung untuk melihat
teman belajar Putri Min-Hwa. Ratu Han duduk dengan sopan dan anggun, dia
memberi sedikit wejangan untuk Bo Kyung dan Yeon Woo.
Beberapa saat kemudian putri Min-Hwa masuk dan langsung
mendekati kedua gadis itu (Bo Kyung dan Yeon Woo). Putri Min-Hwa langsung
bertanya pada keduanya apakah salah satu dari mereka adalah adik dari guru Heo.
“Siapa di antara kalian yang adiknya guru Heo?”. Tanya Min-Hwa
pada Bo Kyung dan Yeon Woo.
“”Apakah Anda?”. Tunjuk Min-Hwa pada Bo Kyung. Bo Kyung hanya
diam.
Min-Hwa lalu menoleh pada Yeon Woo “Ataukah Anda?”.
“Aku”. Jawab Yeon Woo agak ragu. Setelah mendengar hal itu,
Putri Min Hwa mengatakan kalau ia tahu hal itu karna Yeon Woo menyerupai
kakaknya yang terlihat begitu cantik.
“Aku sudah yakin pasti kau”. Katanya. “sama seperti Guru Heo,
kau cantik sekali”. Pujinya.
Putri Min-Hwa lalu memberikan Yeon Woo hadiah.
“aku tidak bisa menerimanya”. Tolak Yeon Woo. Namun Min-Hwa
tetap menjejalkan kantong hadiah itu di tangan Yeon Woo dengan paksa.
Tunas cemburu semakin terlihat. Bo Kyung menatap benci ke arah
Yeon Woo saat Min-Hwa terlihat begitu senang pada Yeon Woo.
Bo Kyung dan Yeon Woo diantar untuk menyapa Ibu Suri (Ratu
Yoon). Dua gadis itu lalu memberikan penghormatan kepada Ibu Suri yang duduk
bersama Ratu Han, Permaisuri park dan Putri Min Hwa. Yeo Woon memperkenalkan
dirinya sebagai putri Mentri Heo dan Bo Kyung memperkenalkan dirinya sebagai
putri mentri Yoon.
Ratu Yon terlihat senang mengatakan kalau kedua gadis itu terlihat
seperti bunga yang baru mekar, meskipun jelas ia terlihat suka pada Bo Kyung. Dia
meminta pada keduanya untuk menjaga Putri Min Hwa.
Diam-diam, Jang Nok Young bersembunyi dibalik dinding untuk
melihat wajah kedua gadis tersebut atas permintaan Ibu Suri. Jang Nok Young
menatap kedua gadis tersebut dari dinding dan menegaskan jika mereka adalah dua
bulan yang terdapat diatas langit Joseon. “Di langit Joseon, ada dua bulan”.
Batinnya dalam hati.
Kasim Hyun Sung menyarankan jika Hwon tidak perlu ikut
berpartisipasi dalam permainan sepak bola, menurutnya Hwon lebih baik melihat
saja daripada ia ikut bermain dan terluka.
Hwon lalu bilang “Jika aku mati kelak, tentunya aku tidak akan
mati karna bosan. Hari dimana Raja tahu aku dibunuh oleh rasa bosan. Dan kau
tidak perlu banyak bicara tentang itu".
Hari ini adalah hari pertandingan Sepak bola joseon. Yang Myung
akhirnya kembali ke Istana. Hal itu terlihat oleh Hwon.
Yang Myung tersenyum dan bertanya pada Hwon “apakah kau
baik-baik saja hari ini?”. Hwon sangat senang melihatnya dan segera berlari
kedalam pelukannya.
Yang Myung menegaskan jika ia datang keistana untuk melihat Hwon
dan Yeom bermain bola. Hwon terkejut mendengar Yang Myung berteman dengan Yeom.
Hwon ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama Yang Myung
dan kecewa karna Yang Myung memiliki jadwal yang begitu sibuk yang artinya ia tidak
bisa berbicara lama dengan Yang Myung. Jadi Hwon berpikir alternatif lain
memberitahu penjaga istana bahwa ia ingin bergabung dan ikut bermain bola dan
membagi mereka menjadi dua team dalam permainan bola tersebut.
Dua Team menjadi Team Biru dan Merah dan berbaris dilapangan
istana, dimana team biru adalah Hwon, Yang Myung dan Yeom pada satu team. Dan
Woon pada team merah. Lalu tiga Joseon (Yang Myung, Yeom, dan Woon) menjulurkan kepalan mereka sebelum memulai
pertandingan.
Hwon bertanya pada Yang Myung apakah mereka saling kenal satu
sama lain. Yang Myung menegaskan bahwa ia belajar bersama Yeom dan Woon.
“kalian saling mengenal?” Tanya Hwon heran.
“kami bertiga belajar di bawah kepala pelajar dan kami adalah
sahabat”. Jawab Yang Myung.
Yang Myung memperkenalkan Woon dan Yeom pada Hwon. Woon adalah
Perserta terbaik pertama dalam ujian negara baru -baru ini dibidang seni bela
diri. Woon memberikan hormat pada Hwon tanpa bicara, dan Yeom adalah Peserta
terbaik dalam sastra.
Hwon lalu ingat sesuatu saat ia pertama kali bertemu dengan Yeon
Woo, ia mengatakan pada Yeon Woo bahwa ia juga datang keistana untuk melihat
kakaknya yang sedang mengikuti upacara kelulusan ujian. Dan bahwa kakaknya
adalah sarjana tingkat atas pertama dalam kelulusan ujian tersebut.
Dan ia menyebut bahwa Woon adalah kakaknya, Yeon Woon menyebut
Hwon pembohong ketika dia mengatakan hal itu, karna ia mengenal siapa Woon yang
ia tahu adalah teman kakaknya.
Hwon lalu tertawa setelah mengingat hal itu, dan mengatakan pada
Woon “Kau pria yang hampir menjadi saudaraku”. Yang Myung, Yeom, dan Woon
Menjadi bingung.
Di sisi lain, Tiga anak gadis, Yeon Woo, Bo Kyung, dan Min-Hwa
menyulam bunga untuk belajar sebagai wanita yang feminin. Putri Min-Hwa mencoba
untuk menyulam dengan baik namun ia tidak bisa. Yeon Woo dan Bo Kyung tersenyum
lucu melihat sikap Putri Min Hwa.
Saat menyulam, tanpa sengaja Yeon Woo menemukan surat dari Hwon
dari dalam keranjang peralatan sulamnya.
Yeon Woo membaca surat itu, pesan Hwon terlihat sedikit romantis
mengatakan kalau ia tidak bisa tidur setelah bertemu dengan Yeon Woo dan merasa
senang ketika mendengar ia datang keistana. Namun Yeon Woo seolah menafsirkan
dengan perasaan yang berbeda, dan mengira jika Hwon ingin bertemu dengannya
untuk memperingatkannya. Ia membayangkan Hwon marah padanya. Dan ia begitu
takut saat membaca bagian surat Hwon yang mengatakan kalau ia mengirim seseorang
untuk menemuinya.
Yeon Woo segera melipat surat tersebut dan menyimpannya kembali
kedalam kantung peralatan sulamnya. Bo Kyung merasa curiga dan bertanya pada
Yeon Woo apakah ada sesuatu yang salah? Dan Yeon Woo menutupinya dengan
mengatakan tidak ada.
“Apa itu?”. Tanya Bo Kyung penasaran.
“Bukan apa-apa”. Jawab Yeon Woo seraya cepat-cepat
menyembunyikan surat Hwon.
Ketika Putri Min-Hwa mulai merasa bosan dengan sulamannya ia
menarik Yeon Woo untuk bermain diluar sebagai gantinya.
“Aku Bosan!”. Seru Min-Wha. “Yeon Woo, ayo kita bermain di
luar”. Seraya menarik tangan Yeon Woo dan mengajaknya keluar, dan meninggalkan
Bo Kyung sendiri.
Bo Kyung terlihat jengkel melihat Putri Min-Hwa seolah begitu
bersemangat mengajak Yeon Woo bermain daripada dirinya.
Namun Bo Kyung ingat tentang surat yang ia lihat sekilas dari
Yeon Woo sebelumnya, ia lalu berjalan mendekati surat tersebut diam-diam
kemudian membacanya. Bo Kyung membaca semua surat tersebut dan melihat dengan
jelas bahwa itu dituliskan oleh Hwon. Hwon menulis namanya sebagai penulis
surat tersebut.
“Lee Hwon”. Ulangnya penasaran. Saat itu Bo Kyung belum
mengetahui kalau Hwon adalah putra mahkota.
Putri Min-Hwa bermain permainan orang buta (petak umpet kali ya?)
dimana Bo Kyung sebagai orang pertama yang ditutup matanya untuk mencari
mereka. Putri Min-Hwa mengajak para dayang untuk turut bermain bersamanya.
Kasim Hyun Sung mengambil kesempatan, tepat saat itu dan diam-diam
mendekati Yeon Woo. Kasim Hyun Sung mengingatkan bahwa dia adalah orang yang
diutus oleh seseorang untuk menemuinya. Hyun Sung bertanya apakah dia adik
Yeom?
Yeon Woo berpikir jika ia akan mendapat kesulitan jika mengakui
hal itu dan ia berbohong untuk tidak menjawab apapun dan segera meninggalkan
kasim Hyun Sung.
Yeon Woo bergabung bersama para dayang untuk bermain. Kasim Hyun
Sung menggaruk-garuk kepalanya karna ia berpikir Yeon Woo terlihat menyerupai
Yeom.
Min-Hwa melihat Kasim Hyun Sung sedang memperhatikan mereka.
Min-Hwa mendekatinya, ia bertanya pada Hyun Sung apa yang membawanya datang
kesini. Hyun Sung mengatakan kalau dia hanya lewat dan mencoba pergi dari Min-Hwa.
Putri Min-Hwa mempunyai ide, ia segera menarik ikat pinggang
Hyun sung sebelum ia mempercepat langkahnya pergi. Putri Min-Hwa bertanya
dimana Yeom berada? dan Hyun Sung mengatakan kalau ia sedang bermain sepak bola
bersama pangeran dan anak-anak lainnya saat ini.
Setelah mengetahui keberadaan Yeom Putri Min-Hwa langsung
membawa Yeon Woo dan lainnya pergi menonton Sepak bola, meninggalkan seorang
dayang yang sedang ditutup matanya (pada saat itu dayang tersebut yang mendapat
giliran bertugas untuk ditutup matanya).
Tentu saja untuk melihat Yeom kesayangannya. Ketiga gadis itu
berjalan melihat permainan sepak bola di lapangan Joseon. Permainan Sepak bola
yang dimainkan secara kuno. Ketika Yang MYung (team biru) memasukan bola
kedalam gawang. Yang Myung senang kemudian memeluk Hwon, Hal itu membuat Yeon
Woo yang menonton tanpa sengaja tersenyum.
Woon juga sama hebatnya dalam bermain saat ia memasukan bola
kedalam gawang team biru. Yeon Woo dan Bo Kyung menatap Hwon yang begitu
terpesona akan permainan bolanya, keduanya terlihat begitu memiliki
ketertarikan dengan Hwon.
Sementara Putri Min Hwa, asyik memperhatikan Yeom.
Di sisi lain, Ibu Suri bertanya pada Shaman Jang Nok Young
tentang istri yang potensial untuk Hwon. Dan Shaman Jang NoK young mengatakan
ada. Ia memastikan bahwa keinginan Ibu Suri akan terwujud, bahwa salah satu
dari mereka, Putri Yoon Dae Hyung lah yang akan menjadi istri pangeran Hwon dimasa depan.
Mendengar hal itu Ibu suri merasa puas.
Saat Jang Nok Young berjalan keluar meninggalkan Ibu Suri, ia
bertanya-tanya pada dirinya “Apakah takdir ini adalah lelucon yang kejam?. Yang
satu pantas menjadi Ratu, namun ia tidak bisa menjalani takdirnya sebagai Ratu
(menempati kamar Ratu). Walaupun yang satunya lagi tidak pantas menjadi Ratu,
namun ia malah bisa menjalani takdinya sebagai Ratu (menempati kamar Ratu)”.
Jang Nok Young kemudian berpikir, “Dua matahari dan Dua Bulan, dan bau kematian
akan datang..”
Hwon menggiring bola menuju gawang. Namun saat perjalanan menuju
gawang, Hwon tanpa sengaja tersandung dengan kaki seorang pemain lain yang
tiba-tiba membuatnya mengudara dan jatuh ditanah dengan suara keras. Dan
menyebabkan semua orang yang melihatnya terkesiap kaget termasuk Putri Min-Hwa,
Yeon Woo dan Bo Kyung.
Orang yang membuat Hwon tersandung dalam kesulitan besar, dan ia
terlihat ketakutan saat sebuah perintah penjaga untuk melakukan penangkapan.
Segera Hwon menginginkan ia dibebaskan dengan mengatakan jika
mereka harus bermain dengan adil, dan tidak ada orang yang membantunya dalam
hal ini atau sengaja terkesan membiarkan Hwon memainkan bola sendiri.
Hwon juga mengatakan jika ada yang ingin menghindari dia atau
memungkinkan dia menang, ia akan menghukum mereka berat. Dan ia menginginkan
permainan adil termasuk dirinya sama seperti pemain lain.
“Pertandingan ini ditentukan oleh kemenangan”. Seru Hwon pada
semua pemain di lapangan Joseon. “Jika ada yang sengaja memberikan jalan padaku
atau mengalah padaku… aku akan menghukum mereka! Apa kalian dengar?!”. Hal itu
membuat Yeon Woo terkesan.
Seorang wanita (Dayang) tiba-tiba datang dan mendesak putri Min-Hwa
untuk segera kembali kekamarnya mengatakan jika akan ada masalah jika Raja
mengetahui Putri Min-Hwa berada disini. Tapi Putri Min-Hwa tidak khawatir dan
sedikit iseng mengatakan untuk tidak khawatir akan hal itu, dan mengatakan jika
Raja selalu berada disisinya.
Kemudian Putri Min-Hwa dan lainnya berjalan pergi. Yeon Woo
tiba-tiba terhenti dan menoleh kebelakang, melihat kelapangan terakhir kali. Yang
Myung tersenyum gembira, berpikir jika Yeon Woo memandanginya.
Namun ia melihat mata Yeon Woo mencari dan melewati arahnya dan
tertuju pada Hwon, yang berada dibelakangnya. Wajahnya sedih menyadari bahwa gadis yang ia cintai mungkin
memiliki perasaan sesuatu pada adiknya.
Pangeran Yang Myung berpikir untuk dirinya sendiri, “Tidak
peduli jika semua orang akan menjadi bawahan Lee Hwon (Putra Mahkota), tapi
selama itu tentang Heo Yeon Woo ...anda adalah milikku.”
Ketika kembali kekamar, Rombongan Putri Min-Hwa berpapasan dengan
Raja Seongjo yang berjalan bersama para pejabat yang mengikutinya dari
belakang.
Min-Hwa melihat raja, dan Raja Seong Jo bertanya pada Putri Min-Hwa
apakah ia sedang bersenang-senang dengan teman barunya? Min-Hwa mengiyakan dan
mengatakan kalau ia sangat menyukai teman barunya Yeon Woo.
Seketika itu mentri Yoon Dae Hyung mengernyitkan alisnya yang
menyebabkan Bo Kyung sedikit tertekan.
Yeon Woo memberitahukan namanya dan bahwa dia adalah putri dari
menteri Heo. Raja lalu bertanya pada Bo Kyung apakah ia adalah Putri dari
Mentri Yoon? Bo Kyung mengiyakan. Raja memuji kedua anak perempuan mereka, sehingga
mentri Yoon dan Menteri Heo membusur memberi hormat dan berterima kasih atas
pujiannya. Raja mengatakan kalau ia begitu berharap pada gadis-gadis tersebut
untuk menjadi teman baik putri Min-Hwa. Yeon Woo dan Bo Kyung mengatakan kalau
mereka akan melakukannya.
Raja mengatakan sesuatu tentang bagaimana mereka tidak boleh
melakukan kesalahan ketika berbicara dan bertanya apa mereka tahu artinya (Raja
menginginkan mereka menafsirkan maksudnya). Raja mengajukan pertanyaan tersebut
pertama kali pada Bo Kyung.
Raja lalu menambahkan kata nasihat pada Yeon Woo dan Bo Kyung
yang menggunakan kata kiasan tentang sebuah pohon di Istana dan bertanya pada
keduanya apakah mereka memahami artinya?
Lalu ia menanyakan hal itu pada Bo Kyung pertama kali. Bo Kyung
menjawab jika ia minta maaf karena tidak bisa menjawab hal itu dikarenakan ia
sama sekali tidak mengetahuinya, dan mengatakan pada Raja bahwa ayahnya tidak
mengajarkan pelajaran untuk laki-laki namun hanya mengajarkan pelajaran untuk
perempuan.
Raja menerima jawaban Bo Kyung lalu bertanya pada Yeon Woo. Yeon
Woo lalu memberikan jawaban yang benar. Bahwa ungkapan tersebut adalah pepatah
yang mengartikan bahwa apa yang terjadi diistana tidak boleh diungkapkan pada
pihak luar.
Yeon Woo juga menjelaskan hal itu dengan panjang lebar yang
mengartikan seseorang harus berhati-hati untuk tidak membuat kesalahan dalam
berbicara tentang istana meskipun seseorang bertanya tentang pohon di Istana
yang tumbuh sekalipun.
Ya, dan raja bertanya maksud ucapan Yeon Woo tersebut yang
mengartikan ungkapan kita tidak boleh memberitahu apapun bahkan pohon yang
tumbuh diistana sekalipun. Raja merasa senang akan jawaban Yeon Woo dan
memujinya “Anda telah melakukannya dengan baik”. Lalu raja berbicara : “Hal itu
sama seperti mengatakan apa yang anda lihat, rasakan, dan mendengar disini. Diistana
jangan biarkan hal seperti itu bisa keluar”. Raja lalu bertanya pada keduanya
apakah mereka bisa berhati-hati dan mengikuti peraturan ini. mereka mengiyakan.
Putri Min-Hwa dan yeon Woo saling tersenyum. Raja kemudian berjalan pergi
meninggalkan mereka diikuti para pejabat lain yang berjalan dibelakangnya,
melihat Putri Min-Hwa saling tersenyum pada yeon Woo membuat Mentri Yoon Dae
Hyung masam.
Pangeran Yang Myung pergi menemui Raja. Ia memberi hormat
seperti warga negara biasa yang ingin bertemu dengan Raja.
Raja bersikap dingin bertanya apa yang membuatnya datang kesini
dan ingin menemuinya. Pangeran Yang Myung mengumpulkan sedikit keberanian
mengatakan ia tahu jika tidak boleh datang kesini namun ia memiliki suatu
permintaan pada Raja (Semacam meminta izin atau juga pendapat). Yang Myung
mengakui bahwa bahwa ada seorang gadis yang ia sukai didalam hatinya, dan jika
Raja telah memikirkan untuk mengatur pernikahannya ia berharap untuk menentukan
pilihannya sendiri (meminta raja mempertimbangkan perasaaannya) dan ingin
menghabiskan sisa hidup bersamanya tanpa peduli apapun. Yang Myung mengatakan
kalau itu adalah permintaan pertama dan terakhirnya.
“Yang Mulia, aku ingin meminta sesuatu dari Anda”. Pinta Yang
Myung pada Raja.
“Kau menginginkan sesuatu”. Tanya Raja, terkejut.
“Ya”. Jawab Yang Myung. “Aku menyukai seorang gadis. Aku ingin
hidup bersamanya bagaimanapun caranya. Jika Yang Mulia sudah menyiapkan
pernikahanku, aku juga memohon agar Yang Mulia memikirkan perasaanku. Ini
pertama kalinya aku meminta sesuatu dari Yang Mulia, dan mungkin juga akan
menjadi yang terakhir”. Pintanya pada Raja.
Yang Myung menutup matanya menunggu jawaban dari ayahnya yang
kemungkinan adalah penolakan. Raja bertanya tentang asal gadis itu.
“Dari keluarga mana dia?”. Tanya Raja.
Yang Myung tergagap kaget. “Apa”.
“Aku bertanya, dia berasal dari keluarga mana?”. Tanya Raja
sekali lagi.
Yang Myung lalu menjawab jika gadis itu adalah putri dari Mentri
Heo yang bernama Yeon Woo.
“Dia adalah Heo Yeon Woo”. Jawab Yang Myung.
Alis raja meningkat ketika ia mendengar nama itu. Raja
mengatakan kalau ia akan memikirkan hal itu.
“Aku mengerti”. Ujar Raja menanggapi. “Aku akan
mempertimbangkannya”.
Yang Myung kaget tak percaya dengan ucapan ayahnya. “Benarkah
dengan apa yang anda katakan?”
Raja menjawab “Aku bilang aku akan memikirkan tentang hal
itu”.
Yang Myung sangat senang dan terkejut berterima kasih pada Raja
atas jawaban dari permintaannya. Yang Myung lalu berjalan keluar dengan
ekspresi gembira, (menggenggam tangannya seperti mengatakan “Yes”).
Sedangkan didalam, Raja menyebut Yang Myung adalah anak nakal
yang datang keistana hanya untuk menanyakan hal itu.
“Anak Bodoh”. Gumam raja. “Aku hanya mengatakan agar kau
berhati-hati jika ingin masuk ke Istana. Aku tidak pernah melarangmu untuk
datang”. Jelas sudah bahwa sikap dingin Raja karna suatu hal, meskipun ia menutupi
perasaan cintanya itu pada Yang Myung.
Keluarga Yeon Woo duduk bersama dan mendiskusikan bagaimana hari
pertama Yeon Woo masuk keistana. Yeon Woo menjelaskan bahwa semuanya berjalan
dengan baik tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Itu baik”. Ujar Yeon Woo singkat.
Ibu sangat ingin Yeon Woo bercerita secara detail. “Itu saja?”.
Yeon Woo mengiyakan. Hal itu terlihat seperti Yeon Woo bicara
kurang senang terhadap istana. Namun ia beralasan menolak untuk menjelaskan lagi lebih panjang.
lalu mengatakan kalau ia melihat Yeom diistana, tapi ia tidak bisa berbicara
lebih banyak tentang apa yang terjadi di Istana karna hal itu baginya tidak
bijaksana (seperti ucapan dia tentang pohon istana).
Ayahnya tertawa melihat putrinya begitu cerdas dan bisa belajar
dengan cepat, ia berkata pada Yeom untuk belajar pada Yeon Woo dan mengatakan
kalau ia sedikit khawatir tentang penempatan mereka di Istana. Yeon Woo
mengatakan pada ayahnya untuk tidak khawatir tentang hal itu dan memuji ayahnya
bahwa ayahnya adalah yang terbaik.
Dia balik memuji putrinya yang cantik untuk menjadi anak yang
tercerdas yang pernah ia lihat. Begitu juga ibunya, ia tak mau kalah. Ia
tertawa kemudian berpikir untuk memuji Yeom sebagai putranya yang paling cerdas
dan tertampan yang pernah ada. Satu keluarga saling tertawa dengan pujian
tersebut. (sepertinya keluarga yang bahagia ya^,^)
Yeon Woo pergi keluar dan menemui Seoul yang sedang berlatih
bela diri keterampilan pedang dengan tongkat kayu. Yeon Woo kaget dan bertanya
pada seol darimana ia mendapatkan tongkat itu dan Seol mengatakan kalau ia
membuatnya dari waktu kewaktu. Seoul bertanya apa yang membuat Yeon Woo datang
kesini.
“Aku ingin menanyakan sesuatu padamu”. Kata Yeon Woo.
Yeon Woo lalu mengatakan kalau ia meminta saran pada Seoul
tentang seseorang yang pernah menerima surat yang dikirim oleh orang lain dan
ia sama sekali tidak mengerti apa arti dari surat tersebut. Seol bertanya apa
yang dikatakannya.
“Aku tidak bisa tidur karna anda, dan aku akan mengirim
seseorang untuk menemuimu”. Ujar Yeon Woo, mengulangi isi surat itu.
Seoul berpikir jika surat tersebut terdengar ancaman dimana ia
mengingat tentang kata mengirim seseorang.
“itu surat ancaman dan mengajak bertengkar”. Kata seoul.
(Hmmmmm… dasar Seoul mah, otaknya di penuhi dengan pedang terus sih, heheheee)
Yeon Woo mengakui bahwa ia telah berbohong ketika utusan itu
datang menemuinya, dan Seoul berseru bahwa hal itu terburuk yang bisa ia
lakukan. Yeon Woo mengakui bahwa dia telah menjadi dirinya menjadi seorang
pengecut dan Pembohong.
Yeon Woo lalu berjalan di halaman dan seolah membayangkan
dirinya sedang berbicara dengan Hwon. Yeon Woo mempertanyakan maksud surat
tersebut apakah Hwon sedang mencoba menakut-nakuti (mengancam) dirinya atau ada
sesuatu hal yang lain.
Hwon sedang tersenyum memandang bulan. “Apa kau berfikir aku
sedang mengancammu?”. Tanya Hwon.
“Kau tidak mengancamku?”. Yeon Woo balik bertanya.
“Bagaimana menurutmu?” Tanya Hwon balik.
“jika aku menjawab tidak, apakah kau akan kembali mengirim orang
untuk menemuiku?” Tanya Yeon Woo.
“Lalu, apakah kau mau bertemu denganku?”. Tanya Hwon.
“”Kurasa, akan sangat menyenangkan jika kita bisa bertemu lagi”.
Jawab Yeon Woo seraya menunduk malu. “Apa kau akan mengirim orang lagi?”.
Yeon Woo mendongak, namun bayangan Hwon ternyata telah
menghilang meninggalkan Yeon
Woo dengan pertanyaan yang menggantung.
Mentri Yoon Dae Hyung memanggil putrinya Bo Kyung untuk
mengetahui apa yang terjadi pada hari pertama ia masuk keistana.
Mentri Yoon bertanya apakah Bo Kyung tidak berperilaku benar
pada hari pertama diistana? Bo Kyung mengatakan tidak. Mentri Yoon bertanya
kenapa Bo Kyung tidak bisa mengambil hati Putri Min-Hwa. Bo Kyung mengeluh
tentang bagaimana setiap orang tampaknya mencintai Yeon Woo dan berbalik
mencuri perhatiannya. Bo Kyung tampak kesal karna alasannya ia bukanlah adik
Yeom. Karna Putri Min Hwa sangat suka pada Yeom sehingga ia lebih menyukai Yeon
Woo.
“Hari ini di Istana, apakah kau melakukan sesuatu yang membuat
putri tidak suka?”. Tanya Yoon Dae Hyung pada putrinya.
“Tidak”. Jawab Bo Kyung cepat. “Aku tidak melakukan apapun”.
“Lalu kenapa kau tidak bisa mendapatkan hati putrid?”. Tanyanya
lagi dengan ekspresi agak marah.
“karena aku bukan adik guru Heo”. Jawab Bo Kyung, hampir
menangis. “Putri diam-diam menyukai Guru Heo. Karena itulah ia sangat menyukai
adik Guru Heo, yaitu Yeon Woo.”
Bo Kyung lalu menceritakan jika bukan hanya putri Min-Hwa saja
yang menyukai Yeon Woo. Ia (Yeon Woo) secara khusus juga menerima surat dari
seorang pangeran kerabat istana secara diam-diam.
“Selain itu, bahkan seorang anggota kerajaan mengiriminya surat.
Tidak ada seorangpun yang memandangku di Istana”. Ujar Bo Kyung
“Apa katamu? Seorang anggota kerajaan mengiriminya surat?”.
Tanya Yoon Dae Hyung terkejut.
“Aku tidak yakin”. Ujar Bo Kyung kurang yakin .
Mentri Yoon bertanya siapa nama pengirim surat tersebut “Siapa
nama orang itu”. Tanya Yoon Dae Hyung penasaran.
“Lee Hwon”. Jawab Bo Kyung.
Mentri Yoon tertegun saat Bo Kyung memberitahu nama Pangeran Lee
Hwon padanya. Dan bukankah itu pertanda Lee Hwon menyukai Yeon Woo?
Mentri Yoon Dae Hyung pergi menemui Ibu Suri (Ratu Yoon) untuk
memberitahukan berita ini padanya. Ratu Yoon kaget mengetahui bahwa Pangeran
Hwon sudah cukup besar (bagaimana ia tahu) untuk mengirim surat cinta.
Mentri Yoon mengatakan kalau Hwon mengirim surat cinta pada adik
yeom yaitu Yeon Woo. Mereka bertanya-tanya bagaimana bisa Hwon dan Yeon Woo
bertemu? Mentri Yoon mengakui bahwa Yeon Woo terlihat sebagai gadis yang
pintar. Ibu Suri tidak khawatir akan hal itu, karna Hwon sama sekali tidak
mengumumkan nama gadis itu. Yoon Dae Hyung pikir jika Raja tentunya akan
mendukung gadis itu juga dan hal itu akan menghambat semua rencana mereka. Yoon
Dae Hyung mendesak Ibu Suri untuk bergegas mempersiapkan pernikahan Sang
Pangeran dan bertindak sebelum semuanya berubah. Karna Jika orang luar menikah
dengan Putra Mahkota, maka para kerabat kerajaan yang berpengaruh terhadap
kekuasaan mereka akan segera dibuang. Dan hal itu harus segera dipikirkan.
“Jangan Khawatir”. Ujar Ibu suri menenangkan Mentri Yoon. “Tak
masalah apakah putra mahkota menyukai gadis itu atau tidak. Pernikahan kerajaan
bukan mengenai suka atau tidak suka”.
“Tapi pemikiran yang mulia tidak sesederhana itu”. Bantah Mentri
Yoon. “Ketika Yang Mulia Raja melihat anak itu, ia kelihatan sangat
menyukainya. Ia sengaja memasukkan kakak dan adik Heo ke dalam Istana”.
“untuk apa dia melakukan itu”. Tanya Ibu Suri.
“dia ingin menyingkirkan keluarga Ratu dari Istana”. Jawab
Mentri Yoon.
“Ini waktunya kita bertindak”.
Ujar ibu suri.
Bo Kyung tiba di Istana lebih lambat dari waktu yang ditetapkan.
Karena dia terlalu lama ber-rias mempercantik diri meskipun tatanan rambutnya
masih sama. Seorang pelayan mengatakan pada Bo Kyung jika ia datang benar-benar
terlambat kelak keistana. Dan Bo Kyung meminta padanya untuk tidak khawatir
karna ayahnya telah menjelaskan hal itu dengan baik pada istana. Dia
memberitahu pelayannya nanti untuk menjemput dia kembali didepan gerbang
istana.
Bo Kyung ingat bagaimana dia mengatakan pada ayahnya bahwa dia
ingin tinggal di Istana dan meminta ayahnya untuk membantunya agar ia bisa
tetap tinggal diistana.
Lalu kasim Hyun Sung datang mendekati Bo Kyung bahwa ia diutus
Pangeran Hwon yang sangat ingin bertemu dengannya. Karna Yeon Woo sama sekali
tidak menjawab apapun dari suratnya, maka ia menganggap bahwa Bo Kyung adalah
gadis yang dimaksud Hwon. Dan ia datang diam-diam menemui Bo Kyung untuk
membawanya menemui Pangeran. Dan tentu saja Bo Kyung bersedia mematuhi
permintaan Kasim Hyun Sung.
Hwon keluar dari kamarnya dan pergi keruang kosong untuk
menunggu tamunya di tempat pertemuan rahasia. Ia mencoba belajar tersenyum
manis agar bisa mengesankan gadis itu. Dan ini benar-benar lucu. Dia senyum-senyum
sendiri bahkan sedikit cekikikan dengan apa yang ia lakukan. (Asli,, ngekek aku pas nonton yang bagian
ini, hihihihihiii bener-bener lucu deh ^,^ )
Terdengar suara langkah kaki berjalan kearahnya, dan Hwon segera
merubah ekspresi lucunya agar terlihat agung dan menarik.
Dia ingat ucapan Kaim Hyun Sung bahwa ia terlihat agung dan
menarik ketika bicara dengan berdiri membelakangi punggungnya saat menerima
tamu.
Tanpa berpikir jika itu bukan Yeon Woo yang datang, melainkan Bo
Kyung. Hwon lalu mengatakan pada Bo Kyung bahwa ia sekarang bisa bertemu
kembali dengan Yeon Woo.
“Sekarang saya sudah bisa bertemu lagi dengan anda. Anda
sekarang sudah tahu saya bukanlah seorang hamba melainkan seorang Pangeran di
negara Joseon”. Ujar Hwon dan sedikit merubah posisinya hendak berbalik.
Bo Kyung tersenyum senang.
Hwon perlahan berbalik dan melihat Bo Kyung yang sedang
mencondongkan wajahnya sebagai rasa hormat.
Hwon lalu melanjutkan ucapannya. “Saya tidak tahu alasannya tapi
setelah hari itu, aku tidak bisa melupakan anda. Ketika saya mendengar
desas-desus bahwa anda di Istana, bahkan seperti ini, aku ingin bertemu anda
lagi. Hal ini sangat sulit bagiku untuk bertemu dengan anda sehingga anda tidak
perlu menutupi wajah anda lagi.”
Bo Kyung mendongak dan tersenyum mendengar pengakuan Hwon. Hwon
tertegun ketika ia melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya dan itu
bukanlah Yeon Woo.
"Siapa kau?”. Tanya Hwon dengan ekspresi terkejut tak
karuan.
“Apa?”. Jawab Bo Kyung heran dengan pertanyaan Hwon.
“Saya bertanya siapa anda dan kenapa anda disini?”. Tanya Hwon
sekali lagi.
Bo Kyung lalu mengatakan namanya dan nama ayahnya bahwa ia
datang kesini atas permintaan kasim Hyun Sung padanya.
“Aku putri Yoon Dae hyung, Yoon Bo Kyung”. Jawab Bo Kyung.
Hwon melotot kaget dan segera meminta maaf mengatakan pasti ada
kesalahan.
“Maafkan aku”. Seru Hwon. “Ini kesalahan”.
Hwon segera bergegas keluar, meninggalkan pertanyaan besar bagi
Bo Kyung. Ia memberikan pandangan kesal pada Kasim Hyun Sung Dan terlihat ingin
menghukumnya (hahahaaaa… kasian banget ya
jadi Kasim Hyun Sung, ngempet pingin ketawa, habis Lucu banget orang satu ini…
xixixi ^,^).
Dia ingin bertemu dengan dayang yang diminta bantuan oleh Hyun
Sung untuk menyampaikan suratnya tersebut sebelum semuanya tahu tentang hal
ini.
Bo Kyung keluar sendirian dan berjalan keluar dan terlihat
sedikit bingung. Dan tanpa sengaja seorang dayang melihat pertemuan Bo Kyung
dengan Hwon yang berpikir bertemu secara pribadi dengan Bo Kyung pagi ini.
Putri Min-Hwa dan Yeon Woo membuat gelang persahabatan.
”Apa yang kau pikirkan, gelang buatanku cantikkah?” Tanya
Min-Hwa pada Yeon Woo seraya meminta pendapat.
“Apa yang putrid buat
memang lebih cantik”. Sahut Yeon Woo menanggapi pertanyaan Min-Hwa.
Putri Min-Hwa mengatakan pada Yeon Woo bahwa ia ingin memberikan
gelangnya pada Yeom. Namun saat Yeon Woo mengatakan bahwa ia juga ingin
memberikan gelang itu pada Yeom, putri Min-Hwa berpikir tidak. Ia berpikir Yeom
tidak boleh memiliki dua gelang yang sama. Dia berpikir adil jika Gelangnya
akan ia berikan pada Yeom, dan Yeon Woo akan memberikan pada saudaranya Hwon.
“Aku juga ingin memberikan ini pada kakakku”. Kata Yeon Woo.
“Jangan! Kau berikan saja
gelang ini pada kakakku”. Kata Min-Hwa.
Yeon Woo kaget. “Untuk sang pangeran? Bagaimana aku bisa
berani?”
Putri Min Hwa mengulurkan tangannya dan berkata agar Yeon Woo
memberikan gelangnya itu padanya dan dia akan memberikannya pada Hwon. “Aku
akan membantumu memberikan gelang ini padanya”.
“Jangan!” Tolak Yeon Woo cepat. “Aku akan membuatnya lagi, ini
terlalu datar. Aku ingin membuatnya yang lebih bagus lagi”.
Bo Kyung masuk ke dalam ruangan dan langsung bergabung bersama
mereka, Putri-Min-Hwa lalu menyapanya. Bo Kyung memberi salam pada Putri Min-Hwa
dan terdiam sejenak. Bo Kyung ingat kata-kata Hwon.
“Kudengar kau ada disini dan bahkan jika seperti ini aku ingin
bertemu anda lagi”.
Dan Bo Kyung yang terus menatap Yeon Woo mulai menyimpulkan
bahwa Pangeran mencoba bertemu dengan Yeon Woo.
Dayang yang melihat pertemuan Bo Kyung secara pribadi dengan Pangeran
Hwon mulai sibuk bergosip. Mereka heran jika Hwon dan Bo Kyung saling mengenal
satu sama lain sebelumnya dan percakapan ini terdengar oleh Ratu Han tanpa
sengaja saat berjalan keluar. Ia lalu menuntut penjelasan itu pada Dayang.
Hwon menuntut alasan kenapa Hyun Sung melakukan kesalahan.
“Anda sebut itu alasan?”. Hwon mulai memarahi Kasim Hyung Sung.
Kasim Hyun Sung mencoba membela diri mengatakan kalau hal ini
benar-benar tidak adil padanya. Kasim Hyun Sung memberikan penjelasan kepada
Hwon mengatakan Yeon Woo telah berbohong padanya untuk menutupi indentitasnya. Hwon
bertanya-tanya kenapa Yeon Woo melakukan hal seperti itu.
“Jika anda bertanya tentang hal itu pada saya, maka saya juga
dalam situasi yang sulit”. jawab Kasim Hyun Sung.
Hwon berpikir karna sama sekali tidak ada alasan bagi Yeon Woo
untuk menghindari Hwon.
Untuk memahami hal itu, Kasim Hyun Sung mengajak Hwon untuk
belajar memahami dengan Diagram Otak untuk menganalisa pikiran Yeon Woo. Hyun
Sung lalu menunjukan gambar dari otak seorang gadis dan apa yang ada dipikirannya.
“Apa itu?”. Tanya Hwon heran dan penasaran.
“Saya mencoba menggambar apa yang ada didalam pikiran Yeon Woo”.
Ujar Kasim Hyun Sung.
“Pikiran dikepalanya?”. Hwon Heran.
“Ya…” Jawab Kasim Hyun singkat.
Hyun Sung menjelaskan jika bagian terbesar dipersentasikan 70%
adalah pengaruh kakaknya karna dia dibesarkan dengan buku-buku dan barang
pendidikan di rumah yang sama sehingga ia sama sekali tidak melihat ada orang (Bahkan
orang-orang menarik lainnya seperti : Yang Myung dan Woon juga belajar bersama
Yeom) .
Hyun Sung lalu menunjukan dua orang lainnya yaitu rekan-rekan
sarjana teman kakaknya Yang Myung dipersentasikan 20% dan Woon 10% yang
berpengaruh pada diri Yeon Woo. Hwon lalu bertanya titik kecil pada partikel tersebut yang
berada dikepala Yeon Woo.
“Lalu, Apa itu?” Tanya Hwon mengarah pada titik kecil.
Dan Hyun Sung menjelaskan jika itu adalah Hwon. “Ini adalah anda
Yang Mulia”.
Hwon protes mengatakan kenapa Hyun Sung berpikir jika pikiran
Yeon Woo pada titik terkecil adalah dirinya. Hyun Sung mencoba menjelaskan hal
itu bahwa itu dikarenakan oleh Hwon tinggal jauh dari Yeon Woo dan pada
pertemuan pertama Yeon Woo salah menduga indentitas Hwon sebagai pencuri. Hwon
begitu kesal dengan jawaban Hyun Sung mengatakan kalau ia tidak tahan melihat
Hyun Sung dan memintanya untuk menutup mulut dan berbalik menghadap jauh
kedinding karna ia tidak tahan untuk melihat Hyun Sung sementara waktu.
Seorang Penjaga istana datang menemui Hwon untuk membawanya
menemui Raja. Dan berita buruk, Pada perjalanan Hwon menemui Raja, kasim Hyun
Sung diseret oleh penjaga istana Kerajaan untuk memberikan penjelasan dan
dihukum. Setibanya disana Raja sangat marah menuntut ingin tahu penjelasan
kenapa Hwon ingin bertemu dengan Bo Kyung secara pribadi.
Hwon bilang itu benar tapi ia mengakui bahwa hal itu adalah
kesalahan.
“Bisakah kau memberikan penjelasan?” Tanya Raja dalam.
“Saya tahu saya tidak punya penjelasan tapi ada satu kesalah pahaman
yang ingin saya bersihkan”. Jawab Hwon.
“Apa? kesalahpahaman?”. Tanya Raja tak mengerti.
“Saya memiliki seseorang yang saya sukai”. Jawab Hwon.
“Apa?”. Raja heran tak percaya.
“Saya pikir itu dia dan ingin bertemu dengannya dan itu benar, tapi
itu bukanlah mentri Yoon tersebut. Gadis yang saya suka adalah putri mentri
Heo”. Hwon menjelaskan.
Raja tertegun menemukan satu gadis yang sama dicintai oleh
putra-putranya. Raja ingat bagaimana Yang Myung mengatakan hal yang sama.
Hwon lalu bicara. “Aku tak bisa memberitahu anda sebelumnya, tapi
gadis itu sudah ada dalam hatiku”.
Tapi Raja segera memotong penjelasan Hwon mengatakan bahwa ia
akan berpura-pura tidak mendengar penjelasan Hwon.
“Aku akan menganggap kalau aku tidak pernah mendengar semua
ini”. Kata Raja.
“Tapi ayah...” Hwon memohon.
Raja balik menegurnya. “Apakah anda lupa jika anda adalah Raja
Negara ini untuk masa depan. Dan anda memutuskan bahwa gadis itu akan menjadi
suatu kecerobohan perang politik beberapa fraksi yang mungkin anda tidak
pikirkan sebelumnya. Kali ini aku akan melepaskanmu. Tapi jangan buat aku
kecewa lagi, kau mengerti.”
Hwon dengan sedih menyetujui keputusan Raja bahwa ia tidak akan
pernah bertemu dengan Yeon Woo lagi.
Malam itu, Bo Kyung dan Yeon Woo berjalan bersama. Bo Kyung
lebih banyak dia dan kelihatan berfikir. Yeon Woo bertanya pada Bo Kyung kenapa
tiba-tiba ia mendadak diam seperti orang sakit ketika tiba di depan gerbang, Bo
Kyung mulai membentaknya dan mengatakan pada Yeon Woo.
“Apa itu penting bagimu?" Tapi sadar kalau sikapnya salah,
Bo Kyung mengambil kesempatan untuk berpura-pura ramah dan merubah nadanya
serta bersikap manis.
“Terima kasih atas perhatianmu. Tetapi saya tidak terlambat
karena sakit.” Ujar Bo Kyung.
“Lalu kenapa?” Tanya Yeon Woo.
Bo Kyung mendekatkan kepalanya ke telinga Yeon Woo untuk membisikkan
sesuatu. “Ini adalah rahasi. aku bertemu dengan Putra Mahkota beberapa waktu
yang lalu.”
Yeon Woo terkejut mendengar hal itu dan ia tampak tercengang.
“Dia mengatakan kalau ia pernah melihatku dari jauh”. Ujarnya.
“dan ia ingin sekali bertemu denganku”. Tambahnya. Yeon Woo terdiam.
“Kau harus jaga rahasia ini ya”. Ujar Bo Kyung Seraya berjalan
pergi meninggalkan Yeon Woo.
Raja menemui Para pejabat dengan mengumumkan bahwa ibu Suri (Ratu
Yoon) ingin menemukan calon istri untuk Putra Mahkota karna ia telah berusia 15
Tahun.
Raja kemudian memerintahkan pada dewannya untuk memutuskan bahwa
semua perempuan berusia 12 hingga 16 Tahun mulai sekarang dilarang menikah
selama periode pemilihan calon istri untuk Putra Mahkota, sehingga mereka akan
dipresentasikan sebagai calon istri pasangan Pangeran. Serta meregistrasi nama
mereka sebagai kandidat.
Malam ini, Istana akan merayakan acara upacara akhir tahun dan
Pangeran Hwon duduk lesu menatap tanamannya di pot.
Dia bertanya pada Kasim Hyun Sung jenis tanaman apa yang berada
di dalam pot tersebut. Kasim Hyun Sung meminta izin untuk melihat dan
mendekatinya, Kasim Hyun Sung sedikit berjalan pincang sepertinya ia baru saja
menerima hukuman (dipukul lagi kali ya, hehehee........ Poor Kasim Hyung ).
“Hyun sun” Hwon memanggil kasimnya.
Hyun Sung mengatakan jika itu bukanlah bunga melainkan sebuah
selada.
Kasim meneliti dari dekat. “Ini bukan bunga”. Ujarnya sok tahu.
“Ini selada”.
“Selada? kenapa kau memberiku selada” Hwon bertanya-tanya
kenapa Yeon Woo memberikannya sayuran.
Hwon menghela nafas. “Sekarang aku tidak akan pernah mendengar
jawabannya”.
Lalu ia meminta pada Kasim Hyun Sung untuk menyingkirkan tanaman
tersebut.
Hwon kemudian berganti pakaian. Dan Hyun Sung membawa keluar
tanaman tersebut, sambil berjalan terpincang-pincang ia menatap Hwon yang
berdiri lesu.
Hwon tampak sedih saat ia berjalan keluar. Tiba-tiba Bo Kyung
dan Yeon Woo muncul dihadapannya. Kedua gadis tersebut memberi Hormat pada
Hwon.
Dia melihat Yeon Woo untuk sesaat, ia menatap Yeon Woo dengan
wajah dingin dan kosong meskipun ia sangat ingin tersenyum. Namun hal itu
segera dihapuskannya mengingat ucapan Raja padanya bahwa tindakan itu akan
menyakitinya. Kemudian Hwon berjalan tanpa satu kata.
Bo Kyung terlihat ingin tahu bagaimana Hwon bisa mengabaikan
Yeon Woo.
Di sebuah gedung Seongsucheong untuk para Shaman, Shaman Jang Nok
Young mempersiapkan para anggotanya untuk melakukan upacara. Ia mengatakan pada
anggotanya bahwa mereka akan segera memasuki istana dan agar mereka
berhati-hati. Salah satu tugas yang diberikan pada shaman adalah mempersiapkan
ritual kenyamanan untuk Jiwa yang pergi.
Meskipun ini adalah upacara tahunan namun hal terpenting yang
ditugaskan ibu Suri adalah mengusir hantu yang mereka kira adalah jiwa pangeran
Uisung
Ini adalah ritual sekaligus Pesta. Dimana para pejabat istana
datang menikmati makanan dan minuman yang telah dihidangkan sementara para
shaman melakukan pekerjaan mereka. Beberapa orang keluar dan menulis dengan
kuas raksasa di depan Raja, Ibu Suri, Ratu dan seluruh pejabat isatana
(Termasuk Putri Min-Hwa dan Pangeran Hwon serta Pangeran Yang Myung).
Ada juga pesta yang disambut dengan tarian topeng, semua penari
menggunakan topeng mereka.
para shaman mempersiapkan sebuah ritual untuk Putra Mahkota yang
akan dipersiapkan untuk menjadi Raja dimasa depan.
Dan Yang Myung tersenyum diantara para pejabat itu saat melihat
Wajah Yeon Woo.
Ia mulai menyadari dengan sedih bahwa mata Yeon Woo ternyata hanya
tertuju pada Hwon yang duduk membeku disamping Putri Min-Hwa.
Ketika Yeon Woo menunduk dan sedang memperhatikan gelang
persahabatan yang dibuatnya bersama Min-hwa untuk diberikannya pada Hwon, Hwon
gantian melihatnya. Yang Myung terlihat sangat sedih menyaksikan sikap
keduanya.
Jang Nok Young mengambil tempatnya ditengah ritual para shaman
untuk memulai upacara do’a.
tiba-tiba ia mendapatkan suatu bayangan bahwa sekarang posisinya
berubah menjadi berada di sebuah kuburan (Entahlah, kuburan Ah-Ri mungkin.)
Yeon sedang asyik melihat pertunjukkan tarian. Tapi tiba-tiba
terdengar seseorang berbicara. “cepatlah lari.”
Yeon Woo melihat kesekelilingnya dengan perasaan aneh, berjalan
didalam kerumunan Penari topeng dan ritual lain.
“Ini bukanlah takdir yang bisa kau hindari” ujar suara itu.
“Jangan lagi membuat ikatan dengannya.”
Ia Mencoba mencari suara yang terdengar olehnya. Ia berjalan
perlahan masuk diantara orang-orang yang menari untuk mencari sumber suara itu.
Dan di sana ia melihat Jang Nok Young. Yang seolah-olah memberikan peringatan
ini kepadanya.
“sekarang adalah kesempatan mu untuk menghindari takdirmu.” Ujar
suara itu yang tak lain adalah suara Jang Nok Young sendiri.
Jang Nok Young terus mengulangi ucapannya
“Ketika kau bisa menghindarinya, hindarilah sebanyak yang kau
bisa.” Tiba-tiba Jang Nok Young menghilang.
Yeon Woo berjalan terus mencari-cari keberadaan Jang Nok Young
yang tiba-tiba menghilang. Kemudian tiba-tiba sosok seorang pria misterius yang
mengenakan topeng muncul dihadapan Yeon Woo. Yeon Woo berteriak karena
terkejut. Pria bertopeng itu terlihat sangat menyeramkan bagi Yeon Woo dan
seolah menakutinya, Yeon Woo tanpa sengaja menjatuhkan gelangnya yang ia buat untuk
Hwon disana.
Pria bertopeng itu meraih tangan Yeon Woo dan kemudian
membawanya pergi. Dan tanpa sengaja Yang Myung yang sedang berjalan kearah sana
melihat mereka. Yang Myung lewat dan melihat mereka pergi, tanpa menyadari
semua itu sehingga ia membiarkannya. Namun setelah menyadari bahwa gadis itu
adalah Yeon Woo, dia bergegas untuk mengikutinya.
Sosok pria bertopeng itu memegang tangan Yeon Woo dan tidak membolehkan
Yeon Woo untuk pergi.
Dia lalu berbalik dan menatap kedepan dan membuka topengnya.
Rupanya sosok pria bertopeng itu adalah Hwon. Yeon Woo terkejut.
“Kau Tahu siapa aku sekarang kan?” Tanya Hwon pada Yeon Woo
“Anda mengenali saya? Katakanlah siapa aku?” Tanyanya lagi.
Yeon Woo mengangguk. “kau adalah….. Joseon negara..” jawab Yeon
Woo terbata-bata.
“Aku adalah putra mahkota Joseon, Lee Hwon.” Hwon tersenyum pada
nya.
Bersamaan dengan itu kembang api di halaman istana telah
dirayakan, semua orang tertuju kagum menatap kembang api yang bersinar begitu
indah seolah menghiasi langit.
Dan putri Min-Hwa juga tak menyadari saudaranya Hwon tidak lagi
berada di sisinya, ia terus menerus memperhatikan Yeom yang ia sukai. Ia
tersenyum pada Yeom.
Sementara itu Bo Kyung berjalan ditengah keramaian penari Topeng
dan menemukan gelang milik Yeon Woo terjatuh disana.
Mereka berdua terlihat begitu indah berada dibawah kembang api
yang tengah berbinar indah, dan bunga sakura berguguran dari atas. (Romantisnyaaa,,, uwhhh ^^)
Hwon bertanya pada Yeon Woo. “kau menyuruhku melupakanmu? Kau
berharap agar aku melupakanmu, bukan? Maafkan aku, aku ingin melupakanmu, tapi
aku tidak bisa.”
Dia tersenyum pada Yeon Woo seolah kembang api jatuh turun
melewati mereka.
Tanpa mereka sadari, Yang Myung berdiri di kejauhan menatap
mereka. Hwon tersenyum pada Yeon Woo.
Dan Yang Myung berdiri dengan patah hati. (Poor Yang Myung.......)
^^Bersambung di episode ke 4^^
0 komentar:
Posting Komentar