Princess Mimi. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

^^ Baca ini dulu ^^

Perhatian !!


Dengan Hormat, kepada teman-teman sesama blogger semua. Mohon untuk tidak meng-CP (CoPas) artikel dalam blog ini. Tapi jika ingin mengikuti blog saya ini, silahkan me-Link Url alamat situs blog saya http://mimi.cupcup.blogspot.com/


Terima kasih



TTD

Princess Mimi

TM E TS "Episode 2"



^^ Episode kedua bercerita tentang nasib cinta Yeon Woo, Lee Hwon dan Yang Myung menuju masa depan, berbeda pada episode pertama. Episode kedua ini berfokus pada kisah mereka yang mulai beranjak remaja serta persahabatan dan perkenalan pemain lainnya. ^^

__***^^***__

Diistana, Lee Hwon sangat senang dan juga terkejut melihat payung merah miliknya jatuh dan melayang terbang seperti tertiup angin ketanah. Hwon mendekati paying itu dan mengambilnya. Namun kasim Hyung dan para pelayan Lee Hwon panik menyebutnya “Mul…… itu mul geo” yaitu benda yang dirasuki oleh roh. “Mungkinkah… kita bisa bertemu lagi” Hwon berharap dalam hati.


Sementara itu Yeon Woo yang sedang duduk didepan halaman rumahnya memikirkan teka-teki surat dari Lee Hwon, ia tiba-tiba mendengar suara jatuh dan tawa manusia, ia pun melihat kehalaman sekelilingnya bertanya-tanya pada dirinya mungkinkah ada seorang pembunuh yang dikirimkan untuk membunuh dirinya. “mungkinkah seseorang mengirim pembunuh kemari” gumamnya panic. Dari kejauhan ia melihat sebuah batu tergeletak diatas dinding pagar rumahnya, ia berjalan kearah sana dimana tempat tersebut sebelumnya tempat Pangeran Yang Myung duduk dan menonton apa yang dilakukan Yeon Woo. Yeon Woo mendekati dan meraih batu tersebut.


perlahan Yeon Woo membaca tulisan yang tertera pada batu itu “Batu pemecah masalah”
Yeon Woo mulai membaca surat “adakah hal-hal yang mengganggu pikiranmu dan membuatmu tidak bisa tidur. Cobalah bicara pada batu ini dan lihat apa yang terjadi. Batu ini adalah batu pemecah masalah. Batu ini bisa menghilangkan kecemasan dan semua masalahmu, jadi kau seharusnya sudah bisa tidur sekarang. Kupersembahkan batu ini sebagai hadiah dari perjalananku”.

“Dia akan pergi lagi?” gumam Yeon Woo sangat kesal. Sepertinya dia tahu siapa orang yang meletakkan batu dan surat tersebut.


Sementara itu, Yeom dan Woon berlatih pedang di sisi halaman lain. Biar ga’ bingung Yeom yang pakaiannya berwarna merah muda sementara Woon yang pakaiannya berwarna biru (keduanya terlihat mirip sekali). Diam-diam Seoul  bersembunyi dibalik dinding memperhatikan keduanya berlatih pedang dengan cemas. Tentu saja seoul melihat hal itu dengan dua alasan yaitu berkeinginan berlatih bela diri dan melihat Yeom.

Woon dengan mudah mengalahkan pedang Yeom, Seoul sangat antusias menonton mereka berlatih. Sekilas Woon melirik ke arah seoul dan mengetahui bahwa seoul sedang memperhatikan mereka. Yeom dengan cepat mempergunakan kesempatan itu untuk menyerang Woon. Woon membalas serangan Yeom dengan cekatan dan akhirnya bisa mengalahkan Yeom. Seoul mengeluh, mengapa Yeom kalah?


Setelah menjatuhkan Yeom, Woon menoleh kearah Seoul. Seoul buru-buru menutupi wajahnya dan segera pergi dari tempat itu. Yeom mengakui keunggulan keterampilan bermain pedang Won dan berpikir bahwa ia harus lebih sering berlatih lagi. Yeom bangkit “Kemampuanmu sangat luar biasa” Yeom memuji Woon. “Dibandingkan denganmu, kemampuan pedangku sama sekali tidak ada apa-apanya. Aku sudah berlatih beberapa tahun tapi tetap tidak ada peningkatan.”



“Anda baik-baik saja, Tuan muda” Woon memanggil Yeom dengan sebutan tuan muda (karena Woon berasal dari keluarga bangsawan namun starta rendah).


“Bisakah kau tidak memanggilku ‘Tuan Muda’ ?” Yeom menegurnya agar tidak menyebutnya seperti itu.

Yeom mendesah bahwa ia merindukan Yang Myung malam ini dan bertanya-tanya apakah ia baik-baik saja, dan Yeom meminta agar Woon tidak terlalu menanggapi tuan muda dengan begitu hormat.


“Ngomong-ngomong, kenapa pangeran Yang Myung tidak datang kemari?, aku sudah merencanakan pertuman ini, tapi dia tetap saja tidak datang. Jika pangeran Yang Myung masih di sini, hari-hari kita pasti tidak akan pernah tenang”. 


Tiba-tiba Yang Myung sudah berada diatas dinding halaman dan turun tiba-tiba berjalan merayap kebelakang mereka dengan tersenyum. Woon menyadari kedatangan Yang Myung. Yang Myung memberi isyarat agar Woon tetap diam dan membiarkan Yeom terus bicara. Yang Myung selalu hidup bersama mereka, meskipun begitu kehadiran Yeom dan Woon tetap saja membuat hatinya merasakan kesepian.


“Sekarang hanya tinggal kita berdua dan aku merasa sedikit kesepian”. Yeom terus mengoceh.

“jika aku tahu kau akan merindukan aku seperti ini, aku tidak akan pernah pergi”. Yang Myung membalas ocehan Yeom. Yeom menoleh dengan kaget saat mengetahui Yang Myung telah datang dengan tiba-tiba. “Pangeran Yang Myung”. Serunya.

Yang Myung memeluk Yeom dengan bersemangat mengatakan kalau ia tahu Yeom juga merindukannya, dan sengaja datang kesini untuk menemuinya langsung dari perjalanan pertama keliling dari luar istana, Yang Myung mengucapkan selamat pada Yeom karna telah menjadi sarjana.


“Heo Yeum-ku tersayang” serunya seraya memeluk Yeom. “selamat atas kelulusanmu diujian Negara!”.


Setelah puas memeluk Yeom, Yang Myung berpaling pada Woon, yang sejak tadi hanya melihat mereka berdua dalam diam. “Kim Je Woon” Seru Yang Myung ceria.

Yang Myung kemudian hendak meraih Woon untuk berbagi kebahagiaan atas pertemuan mereka, Yang Myung melompat kearah Woon, namun dengan gesit dan tetpap tenang Woon bergeser satu langkah dari tempatnya untuk menghindari pelukan Yang Myung. Yang Myung terhenti tidak dapat meraih Woon, dia hanya memeluk angin. Yeom tersenyum tertahan.

Yang Myung  cemberut berpura-pura kesal karna Woon tidak begitu semangat (bersikap dingin) saat bertemu dengannya, jadi ia mengatakan kalau ia hanya setengah-setengah mengucapkan selamat pada Woon yang telah menjadi seorang sarjana bela diri.


“Ehem..” Yeom berdehem sambil cemberut. “kau sangat tidak menarik”.

Yeom berusaha mengalihkan perhatian. “Apakah perjalananmu menyenangkan?” tanyanya.


“Lebih dari menyenangkan” jawab Yang Myung ceria sambil merangkul kedua sahabatnya tersebut. Mereka berjalan bersama dan masuk kedalam untuk minum dan mengganti waktu yang tertinggal.


Ketika Yeom bertanya mengapa Yang Myung datang terlambat, Yang Myung pelan menjawab bahwa dia harus pergi mengunjungi orang pertama yang paling berharga baginya. Yang Myung bercanda dan meraih tangan Yeom untuk meminta pengampunan,bahwa ia telah menemukan seseorang yang lebih ia cintai dari Yeom.  


“karena kau tidak muncul, maka kami menunggumu” ujar Yeom pada Yang Myung. “Aku pergi dulu untuk menemui orang yang penting, jadi aku sedikit terlambat”. Jawab Yang Myung. “Maafkan aku” Yang Myung menarik tangan Yeom untuk meminta maaf. “Aku punya seseorang yang lebih aku cintai daripada kau”.


Yeom melongo seraya melepas tangannya dari genggaman Yang Myung. “dalam waktu singkat, kau sudah memiliki seseorang di hatimu?” tanyanya. “kenapa aku tidak pernah mendengarmu menyinggung hal itu? Kau tidak memanjat dinding lagi kan?” Yeom bertanya nyerocos.

“Aku adalah seorang pangeran, mana mungkin aku memanjat dinding untuk mengintip wanita” Jawab Yang Myung untuk menutupi kecurigaan Yeom. “di luar fakta bahwa dia itu adikmu, mana mungkin aku melakukannya”. Yeom menghela nafas terlihat kesal.


Yang Myung mengingatkan bahwa masih ada jarak antara dirinya untuk menjaga Yeon Woo bahkan masih sangat muda. “walaupun adikku masih kecil, namun tetap saja pria dan wanita itu berbeda”. Katanya. “Bukankan terakhir kali kau melihatnya, kau sangat kesal? Kenapa kau masih saja menemuinya?”.


“Aku tahu.. aku tahu” potong Yang Myung. “Aku mengerti dengan jelas jadi jangan bahas itu lagi. Kau cerewet sekali”. Yang Myung cemberut mengatakan kalau ia harus bisa menyelinap masuk untuk mengintip Yeon Woo ketika ia merindukannya.


Woon tersenyum tipis melihat tingkah kedua sahabatnya.
“Kau lihat itu?” Seru Yang Myung pada Yeom. “Dia tersenyum. Balok es ini tahu juga cara tersenyum. Ini sebuah fenomena unik yang yang hanaya bisa kau lihat sekali seumur hidup!”


Yeom masih tetap ngambek dan tidak terpengaruh.
“Jika kau masih berani memanjat dinding dan mengintip adikku lagi, aku tidak akan tinggal diam”. Ujar Yeom kesal. “Aku mengerti” seru Yang Myung. 

Yang Myung mengalihkan alur pembicaraan dan kemudian mengeluarkan dua buah hadiah untuk sahabatnya. masing-masing mendapat satu buah batu yang ia sebut batu ajaib yang telah diberkati. Yang Myung menginginkan agar mereka terus membawa batu tersebut agar mereka terus mengingat dirinya.


“Aku punya hadiah untuk kalian berdua” sambil mengeluarkan dua buah batu dan meletakkannya di meja. “ini adalah jimat yang akan membawa keberuntungan untuk kalian di masa depan”. Ujarnya. “Batu-batu ini dinamakan batu Mistis. Apa kalian sudah pernah dengar?”

Woon mengambil batu tersebut dan melihatnya bahwa batu tersebut sangatlah berat jika dibawa kemana-mana. Yang Myung berpikir sesuatu dan mengeluarkan sebuah batu lagi untuk Woon yang lebih kecil dari batu pertama. “suatu saat nanti kalian berdua akan menjadi bawahan putra mahkota” ujar Yang Myung dengan tersenyum sendu-sedih.


Mereka menatap Yang Myung dengan rasa sedih, Yeom meletakan batu tersebut dan Won juga turut menurunkan batunya dengan wajah muram.


“kenapa dengan ekspresi kalian” Tanya Yang Myung, berusaha kembali terlihat ceria. Yang Myung menutupi kesedihannya dengan terlihat gembira dan tersenyum mengatakan kepada mereka agar bahagia karna mereka telah mendapatkan posisi pada Pemerintahan. 


“Jika kalian sudah menempati posisi kalian, kita tidak akan bisa berkumpul dan minum seperti ini lagi”. Yang Myung mengajak kedua sahabatnya untuk bersulang. Yang Myung tersenyum pahit, namun ekspresinya terlihat sedih.


Raja dan para pejabat mengadakan pertemuan. Raja menerima daftar atas calon pejabat baru yang telah diangkat untuk istana, dan berencana untuk menjadikannya sebagai guru baru untuk Lee Hwon. Hwon berganti pakaian pada hari itu dan kasim Hyung Sun masuk membacakan nama dari daftar pejabat baru. Lee Hwon jengah mendengar daftar tersebut mengatakan kalau ia sudah tahu nama-nama yang tertera pada daftar itu hingga ia membacakan nama-nama tersebut, kasim Hyung Sun melongo karna Lee Hwon terlihat sudah hafal. Sementara Kasim Hyung Sun belum selesai membacakan nama daftar calon yang berpotensial untuk mendampingi Lee Hwon sebagai gurunya.


Hwon bertanya-tanya siapa orang yang akan dipilih untuk menjadi guru barunya. “Ayo kita lihat berapa lama guru ini akan bertahan” Tantang Hwon.

Lee Hwon merenung jika Ratu Yon sama sekali tidak memberikan keinginan yang ia harapkan. Kasim Hyung Sun ingin membahas siapa orang yang lebih potensial menjadi gurunya, namun Lee Hwon mengatakan kalau ia sama sekali tidak peduli siapa orangnya karna mereka semua sama yang ditempatkan oleh menteri Yoon Dae Hyung untuk mengajar pendidikan yang sama.  

Dan Lee Hwon gembira mulai merencanakan tujuan satu-satunya yaitu menyingkirkan satu dari mereka yang menjadi gurunya. Ya, kehidupan seperti neraka. Dia akan melampiaskan kekesalannya pada setiap guru barunya.



Rupanya Lee Hwon sudah terkenal untuk hal ini, dan saat Lee Hwon berjalan keluar menuju ruang belajar, para dayang yang menonton Lee Hwon berjalan keruang belajarnya, bertaruh pada salah seorang temannya tentang berapa lama Lee Hwon akan membuat guru tersebut disana dan akan membuat mereka terus berhenti, lagi dan lagi. Para dayang menunduk member hormat ketika Hwon berjalan melewati mereka menuju ruang belajar. Salah satu dari para dayang bergumam “kira-kira sampai kapan guru baru itu bertahan”. “Aku bertaruh dia tidak akan bertahan lebih dari satu bulan”. Jawab teman dayang itu.


Yeom berjalan melewati para dayang menuju ruang belajar. Dia terlihat bersinar terang mempesona dan terlihat begitu tampan yang menyebabkan para dayang ternganga dan bahkan ada satu dayang yang pingsan karna melihat keindahannya.


Hwon menunggu guru barunya datang dengan wajah kesal.

“Yang Mulia, guru anda sudah datang” seru Kasim Hyung dari luar ruang belajar. Pintu terbuka.

Yeom memasuki ruang belajar dan sopan memberi salam memperkenalkan dirinya pada Putra Mahkota Lee Hwon sebagai guru baru untuknya.


“saya diperintahkan untuk memberikan pengajaran kepada Anda. Nama saya Heo Yeom”. Yeom bersujud member hormat pada Hwon.

Hwon bersikap biasa, acuh dan tanpa menatap yeom. Ia membolak balikan buku halaman. Dan ketika Lee Hwon mengangkat kepalanya untuk melihat Yeom, mulutnya ternganga dan terperanjat melihat Yeom yang bersinar terang.


Pada saat yang sama Yeon Woo tahu dari ibunya bahwa kakaknya Yeom akan menjadi guru baru untuk Putra Mahkota. Keduanya terlihat bersama-sama sedang menyulam. Mereka mendiskusikan bagaimana Yeom akan mengajari Putra Mahkota dari sekarang. Yeon Woo merasa terganggu akan hal itu dan tanpa sengaja jarinya tertusuk oleh jarum sulamannya.

Ibu Yeon Woo segera melihat luka itu dan memastikan bahwa luka tersebut hanya luka ringan. Yeon Woo khawatir dan bertanya-tanya apakah Lee Hwon akan tahu jika dirinya adalah adik Yeom yang menjadi guru untuknya. Yeon Woo kemudian teringat ucapan dirinya pada Hwon ketika itu yang mengatakan padanya bahwa ia datang kesana untuk menghadiri upacara kakaknya.


Hwon berdiri dan bertanya berapa umur Yeom? Yeom mengatakan kalau ia berumur 17 Tahun. Dan Hwon berpikir jengkel jika Yeom terlalu muda dan tidak memiliki kekuatan yang serius berada dibelakangnya. Pada dasarnya Lee Hwon mengamsumsikan bahwa Yeom adalah kaki tangan dari menteri Yoon Dae Hyung. “jadi kau baru berumur 17 tahun?” Tanya Hwon sambil tertawa merendahkan. “dengan umur yang begitu muda, kau pasti memiliki orang di belakang yang punya kekuasaan tinggi”. sementara Yeom bingung dengan apa yang dipikirkan Hwon.


Di sisi lain, Ratu Yoon / ibu suri sangat marah mendengar menteri Yoon Dae Hyung membiarkan Heo Yeom menjadi guru baru (mentor) untuk putra mahkota, dimana ia berpikir Yeom menyelinap masuk pada celah-celah jajaran tersebut dan Yeom bukanlah salah satu orang dari mereka untuk mengajar Putra Mahkota. “Tidak tahukah kau bahwa posisi itu sangat penting?!” serunya pada Yoon Dae Hyung.

Dae Hyung meyakinkan Ratu mengatakan kalau Heo Yeom pasti tidak akan bertahan lama menjadi tutor Lee Hwon. Dan dia meyakinkan jika Yeom hanyalah seorang anak muda yang tidak memiliki kekuatan apapun. “Ia adalah putra dari pejabat kepercayaan raja!!”. Seru ibu suri. “kau masih tidak bisa melihat maksud yang mulia? Yang mulia ingin memperoleh kekuatan yang lebih besar lagi!”. Ibu suri takut kalau Yeom bisa meluluhkan Hwon.


Perkiraan ibu suri benar. Raja memiliki ide tersendiri, dimana ia menginginkan Yeom datang sebagai teman dan guru untuk Hwon pada usia yang sama.

Lee Hwon terlihat mondar-mandir dan sangat marah mengetahui guru barunya terlihat sangat muda, dan Kasim Hyun Sung datang terburu-buru setelah melakukan latar belakang pemeriksaan tentang Yeom. Ia telah mengumpulkan semua informasi tentang Yeom dan melaporkannya pada Lee Hwon. Ternyata Yeom adalah sarjana yang terkenal (dianggap sempurna) dalam penampilan, perilaku, dan belajar. Dan dia adalah idola bagi setiap sarjana.

Kilas balik : Yeom juga terkenal disungkyuwnkwan, ia berjalan menuju pada sarjana dengan sinar cahaya yang keluar dari tubuhnya bahkan saat berjalan mendekati para Sarjana sungkyuwnkwan. Para siswa tersebut segera berdiri untuk memberikan tempat duduk mereka pada Yeom. Dan seorang pelayan wanita begitu menyukai Yeom memberikannya nasi yang jauh lebih banyak dari siswa lain. Yeom melongo heran, sementara para siswa lain melihatnya dan pelayan wanita tersebut tersipu malu kepadanya.


Dan ketika Yeom berjalan-jalan bersama para siswa, semua orang termasuk para wanita berhenti dan menatap kearahnya. Dan ketika seorang siswa memukul Yeom dari belakang yang ingin mengajaknya bertengkar hingga Yeom terjatuh, lalu Yeom berdiri dan menatapnya, ia malah terpesona oleh keindahan Yeom dan berbalik ingin menjadi sahabatnya. Yeom juga mempelajari semua pelajaran dengan nilai yang sangat baik, dan dia juga seorang pria jenius sejatinya.

Hal itu ternyata membuat Lee Hwon semakin marah, mendengar kasim Hyun Sung membicarakan Yeom seperti orang yang sempurna. Dia teriak kesal dengan hal itu dan menatap tajam kasim Hyun. “Tutup mulutmu!” teriak Hwon. “Aku tidak mau melihatmu. Cepat pergi”. Kasim Hyung menunduk mengerti jika ia dihukum dan berbalik menatap kedinding.


Malam itu Yeom belajar dikamarnya untuk sesi studi pelajaran malam mereka, suara Yeon Woo terdengar dari luar dan meminta bertemu dengan Yeom. Yeon Woo lalu masuk dan menjelaskan kenapa ia datang keruang belajar istana tersebut. Yeon Woo melihat bahwa wajah Yeom memperlihatkan bahwa ia memiliki sedikit kekhawatiran dibenaknya. Apakah Putra Mahkota menyebabkan masalah pada Yeom? Yeon Woo bertanya apa masalahnya,dia ingin membantu kakaknya.

“kakak, wajahmu penuh kekhawatiran. Adakah sesuatu yang terjadi di sana? Apakah yang mulia menyebabkan masalah untukmu?”. Tanya Yeon Woo penuh perhatian.


“bukan begitu. Yang mulia memberiku tantangan”. Jawab Yeom.


“Tantangan Apa?. Mungkin aq bisa membantumu” Tanya Yeon Woo penasaran.


“Kelihatannya putra mahkota salah paham padaku” ujar yeom. “aku tidak tahu bagaimana caranya membuka hati putra mahkota yang tertutup rapat. Bukan hanya itu, ia juga tidak bisa menerima orang semuda aku sebagai gurunya”. Yeom mengakui bahwa Putra Mahkota tampak tidak menyukainya dan Yeom bingung tidak tahu bagaimana ia bisa mendapatkan kepercayaan dari Putra Mahkota.


“itu bukan salah kakak!” seru Yeon Woo. “itu karena……….”


“mungkin itu karena aku”. Gumam Yeon Woo dalam hati. Menyimpulkan sendiri.
Melihat Yeon Woo, Yeom menjadi cemas. “ini salahku hingga kau menjadi khawatir”.
Yeon Woo bertanya apakah kakaknya menginginkan bantuan darinya untuk mendapatkan kepercayaan dari Hwon? Yeom tersenyum dan bertanya apakah Yeon Woo memiliki ide untuk itu?

“Kakak ingin memperoleh hati putra mahkota, bukan?” Tanya Yeon Woo.
“Apa kau punya ide?” Tanya Yeom balik.


Hari berikutnya, Yeom dan Hwon belajar dalam keheningan. Hwon membaca pelajarannya sendiri, seolah serius dengan buku yang ia baca. Hwon terus menatap kearah buku sementara Yeom menunggu Hwon dengan sabar dan akhirnya bangkit menyatakan bahwa pelajaran hari ini telah berakhir. Hwon mengatakan kalau Yeom orang yang tidak tahu malu karna ia mengambil upah dari hal ini sementara Yeom sama sekali tidak melakukan pengajaran apapun.Yeom mengatakan jika Hwon lah yang tidak siap untuk belajar. Yeom memberikan pertanyaan pada Hwon apakah dia  mau menerima teka-teki darinya sebagai pengganti pelajaran berikutnya.

Jika Hwon dapat memecahkan teka-teki tersebut,maka Yeom berjanji akan mengundurkan diri dari posisinya sebagai guru. Namun jika Hwon gagal, maka Hwon harus menepati janjinya menghormati dia sebagai guru dan bersedia untuk belajar.


“Pelajaran kita berakhir disini” kata Yeom.


Hwon menghela nafas “kau sangat memalukan. Kau tidak mengajariku apa-apa, tapi kau menerima gaji”. Cerocos hwon.


“Itu karena aku merasa yang mulia belum siap menerima pelajaran yang akan kuberikan”. Jawab Yeom. “Jadi, sebagai ganti pelajaran hari ini. Bolehkah aku menghadiahkan Anda sebuah teka-teki?”.


“Teka-Teki?” jawab Hwon heran.


“Benar”. Jawab Yeom. “Jika Anda berhasil menebak teka-teki ini aku akan memenuhi permintaan yang mulia dan mundur sebagai guru Anda. Tapi jika yang mulia tidak bisa menebak jawabannya, yang mulia harus belajar dan menunjukkan sikap dengan baik”.
Hwon setuju dan siap menerima tantangan tersebut.


Yeom mengungkapkan teka-tekinya “apa yang bisa membuat dunia terang dalam satu waktu, dan gelap di saat yang lain?”.

Hwon mencemooh bahwa jawabannya sangatlah mudah dan tersenyum mengatakan bahwa mereka tidak akan bertemu lagi untuk pertemuan belajar berikutnya. Yeom mengatakan hal itu tidak sesederhana dengan apa yang dipikirkan Hwon. Mendengar hal itu, Hwon mencoba menggertak mengatakan kalau ia belum bisa menjawab teka-teki Yeom dengan segera beralasan bahwa ia sedang mendapatkan perintah untuk membaca buku tentang pegunungan dan ia meminta pada Kasim Hyun Sung untuk membawa semua buku tersebut kekamarnya agar bisa ia memahaminya

“Itu adalah teka-teki yang terlalu mudah” jawab Hwon dengan angkuh.


“Ku rasa itu bukan teka-teki yang sederhana” kata Yeom. “Ku harap yang mulia akan memberi jawabannya saat pembelajaran kita selanjutnya”


“dan saat itu juga aku tidak akan pernah melihat wajahmu lagi”. Ujar Hwon angkuh.


Adik Pangeran Hwon yaitu Putri Min-Hwa terlihat sedang berjalan melewati taman dan melihat kasim Hyun Sung membawa tumpukan buku menuju kekamar kakaknya. Min-Hwa segera berlari kekamar kakaknya untuk mencari tahu apa yang terjadi. Ia melihat Hwon yang terlihat belajar dengan keras. Putri Min Hwa ingin tahu apakah Hwon sedang dihukum oleh ayah mereka dan memintanya untuk terus belajar.


“Kakak” seru Min-Hwa. Melihat kakaknya membaca banyak buku di ruang belajarnya. 


“wuaahhh... Jadi kau mulai tertarik untuk belajar? Bagaimana kau bisa menyelesaikan buku sebanyak ini?”.
Hwon mengatakan padanya untuk segera pergi.


“Aku tidak punya waktu untuk bermain denganmu, Min-Hwa” Ujar Hwon kesal.


“kenapa denganmu, kakak?” karena Hwon malas menjelaskan, akhirnya Min-Hwa berbalik menatap Kasim Hyun Sung , dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Kasim Hyun Sung bicara seolah pasrah mengatakan kalau ia sedang dihukum berbalik menatap dinding, mendengar hal itu. Putri Min-Hwa berpikir jika hal itu terasa sangat menyenangkan.


Kasim memberitahu putri Min-Hwa bahwa Hwon sedang mencoba memecahkan teka-teki. Putri Minhwa bertanya-tanya pada kasim tentang teka-tekinya.


“teka-teki apa? Katakana padaku” Tanya Min-Hwa penuh harap dan antusias.

Kasim menggeleng lemah menolak memberitahukan apa teka-tekinya. Tapi melihat wajah Putri Min-Hwa yang ingin menangis membuat kasim Hyun Sung kasihan sehingga mengatakan teka-teki itu kepadanya. (Biasa,  jurus andalan putri Min-Hwa, apalagi kalo bukan “Menangis dan meraung sekuat-kuatnya” hahahaaa.. Upss :D)
Kasim berbisik di telinga Min-Hwa “Apa yang bisa membuat dunia terang dalam satu waktu, dan gelap di saat yang lain”.

Minhwa mencoba menebak-nebak, dan ia mengatakan jika jawabannya adalah kelopak mata, karna dengan satu blink maka dunia akan menjadi terang, dan sebaliknya. Kasim Hyun Sung mengangguk setuju jawaban Mi-Hwa. 

“Mungkinkah kelopak mata” Tanya Min-Hwa. “Jika kau memejamkan mata seperti ini, dunia akan gelap. Dan jika kau membuka mata seperti ini, dunia akan menjadi terang”.
Hwon mendengar jawaban Minwa dan mencemooh bahwa Mi-Hwa terlalu berpikir sesederhana itu.


“Ck..ck..ck.. cara berpikirmu cara berpikirmu terlalu sederhana” Kata Hwon dengan pandangan kesal.
Minhwa mendesis kesal dan kemudian pergi meninggalkan Hwon.



Hari berikutnya, Hwon memberikan jawabannya pada Yeom bahwa jawabannya adalah Politik.

“jawabannya adalah Politik dari pengadilan kerajaan, keputusan yang dibuat oleh mereka yang memerintah dapat membawa dunia kedalam  cahaya ataupun kegelapan". Hwon menjelaskan panjang lebar. Secara kebetulan, saat itu Raja dan para mentrinya sedang berada di luar. Ia  melewati ruang belajar dan mereka mendengar diskusi Yeom dan suara Hwon.


Yeom mengatakan pada Hwon jika jawabannya tidak benar.


“Maafkan aku, tapi jawaban Anda tidak sama denganku” kata Yeom.


“Jawabanku salah?” Tanya Hwon.


“Benar” ucap yeom.


“Lalu, apa jawaban yang benar?” Tanya Hwon Penasaran.
Yeom mengatakan jika jawabannya “adalah kelopak mata”


“Jawabannya adalah………. kelopak mata”. Jawab yeom.

Semua orang diluar yang mendengarkan percakapan mereka tampak merasa curiga dan terkejut dengan apa yang mereka lakukan dan mencoba menguping untuk mendengar jawaban ini tampak konyol. Raja tersenyum tipis.
Pangeran Hwon marah dan bertanya-tanya kenapa jawaban yang tampak konyol seperti itu adalah jawaban yang benar.

“Apa kau mempermainkan aku” seru Hwon kesal tak percaya itu jawabnnya.


“Apa jika yang mulia tidak menerima jawabanku, maka itu menjadi lelucon” Yeom balik Tanya.


“Apa” Hwon terperangah.


Yeom bertanya pada Hwon “apakah karena jawaban itu tidak ada di buku, maka Anda menganggap bahwa jawabn itu rendahan” Tanya Yeom dengan tenang. “dari pandangan anak kecil, semua hal di dunia ini bisa menjadi jawaban. Dalam proses pembelajaran ada dua hal penting yang harus di ingat. Pertama : kesombonganmu atas pengetahuan dan yang kedua adalah prasangkamu dalam menetapkan sesuatu. Kedua hal ini akan menutup mata dan pikiran yang mulia dengan kegelapan”.


Diluar menteri Heo (Ayah Yeom) menunduk dengan hormat meminta maaf atas ucapan putranya, namun raja hanya tersenyum, setelah mendengar penjelasan Yeom pada Hwon dan senang pada alur teka-teki jawaban dari pertanyaan itu.


Kembali kedalam Yeom menjelaskan pada Hwon ketika mata tertutup bagaimana Hwon bisa melihat rakyatnya. Dan Yeom menyarankan hal Pertama Hwon harus belajar bagaimana cara untuk menyesuaikan sikapnya terhadap belajar.

Hwon kelihatan marah dan tiba-tiba berdiri sambil berteriak memanggil siapa yang berada diluar. Kasim cepat masuk kedalam. Namun betapa kaget Kasim dan Yeom ketika Hwon memerintahkan agar kasim Hyun Sung segera menyiapkan makanan dan minuman teh dipaviliun untuk gurunya.


Hwon ingin melanjutkan pembicaraan ini bersama guru Yeom diluar, sehingga mereka bisa mengenal satu sama lain. Hwon memberitahu Yeom bahwa dia berniat ingin menunjukan pada Yeom bahwa ia adalah siswa yang benar pada gurunya dan meminta pada Yeom untuk memaafkan atas kesalahannya. Yeom mendongak kaget mendengar ucapan Hwon tentang keinginannya belajar menjadi seorang Putra Mahkota dan dengan cepat ia memberi hormat menerima tawaran Hwon.  

“Hari ini aku akan menghormatimu sebagai guru yang hebat” ujar Hwon seraya tersenyum dan member hormat pada Yeom.

Diluar, Raja tersenyum senang mendengar bahwa Pangeran telah menemukan guru yang tepat untuknya “Pada akhirnya dia telah bertemu guru pertamanya yang sejati!”. Hohohooo...dan mentri Yoon Dae Hyung terlihat tidak begitu senang.

Putri Min-Hwa tertawa mendengar bahwa saudaranya yang arogan itu mengakui kekalahannya.  Putri Min-Hwa bertekad untuk bertemu dengan Yeom dan ingin memujinya bahwa dia telah melakukan hal baik. Juga dia ingin memberitahu pada Yeom bahwa ia telah menemukan jawaban benar itu.  

“Jadi kakakku si Putra Mahkota yang hebat akhirnya mengibarkan bendera putih pada guru itu” Tanyanya pada dayang. “kelihatannya guru itu adalah orang yang sangat menarik. Aku ingin melihatnya dan mengatakan kalau aku menabak jawaban yang benar”.


Minhwa berjalan keluar dan lari untuk mencari Yeom dan Hwon. Putri Minhwa melihat mereka berdua berjalan menuju Paviliun. Dan Min-Hwa tiba-tiba berhenti saat menatap Yeom. Dia begitu terkesan melihat Yeom dan mencoba menyembunyikan wajahnya dan tersenyum terkagum-kagum melihat ketampanan Yeom.


Hwon dan Yeom duduk bersama dipaviliun sambil minum teh. Hwon bertanya bagaimana Yeom berhasil memberi pertanyaan yang benar hingga ia bersedia memberikan posisi tersebut pada Yeom. Yeom mengatakan jika keberanian itu ia dapatkan dari adik perempuannya, yang mendorong Yeom menggunakan ketulusan dan mendapatkan kepercayaan dari Putra Mahkota dalam jangka panjang. Hwon terkesan dengan keberanian adik Yeom dan terkejut mendengar jika adiknya baru berumur 13 Tahun.

“Putra mahkota adalah orang yang bijaksana” Yeom menceritakan kata-kata adiknya, Yeon Woo. “walaupun ia sekarang salah paham pada kakak, tapi suatu saat nanti ia akan mengerti kesetiaan kakak”.

“jadi, orang yang bertanggung jawab atas hari ini bukan Guru Heo, melainkan adik dari Guru Heo ”. ujar Hwon. Yeom kelihatan cemas.

Hwon meminta pada Kasim Hyun Sung untuk memberikan Yeom beberapa makanan ringan agar dibawa pulang dan memberikannya pada adik perempuannya itu.

“kita harus menikmati manisan ini bersama adikmu”. Kata Hwon. “Kasim Hyung, bungkuskan beberapa manisan. Aku ingin memberikan hadiah untuk guruku yang tersembunyi dan bukan untuk Guru Heo”. Yeom hanya tersenyum.


Dalam perjalanan kembali kebiliknya, Hwon bertanya pada Kasim Hyun Sung tentang bagaimana seorang gadis berusia 13 Tahun bisa mengatakan sesuatu yang cerdas dan berani. Kasim Hyun mengatakan jika adik Yeom pasti masih sangat muda dan kemungkinan hal itu adalah Jawaban Yeom juga karna Yeom lulus ujian sebagai sarjana teratas. Hal ini tiba-tiba terpikir oleh Hwon tentang pertemuannya dengan Yeon Woo saat upacara kelulusan sarjana tersebut yang mengatakan kepadanya bahwa Yeon Woo datang kesana karna ingin menemui kakaknya yang lulus sebagai sarjana tingkat atas.

“kenapa kau baru mengatakan ini sekarang”. Seru Hwon kesal pada Kasim Hyung.
Senyum Hwon mengembang dan terpikir olehnya bahwa ia akan kembali bertemu dengan Yeon Woo.


Malam itu Yeom memberikan hadiah dari Hwon untuk Yeon Woo. Ia menggunakan istilah bahwa oleh-oleh ini sebagai hadiah yang telah menjadikan dirinya sebagai guru baru untuk Hwon. Yeon Woo pikir jika hadiah itu ditujukan pada Yeom.

Tapi Yeom menjelaskan jika Hwon memberikan makanan ringan itu sebagai hadiah untuk Yeon Woo sebagai orang pertama yang telah memberikan Yeom keberanian untuk menentang dia. Yeon Woo tersipu malu dan tergagap-gagap saat memikirkan bahwa Putra Mahkota mungkin tahu bahwa orang itu adalah dirinya. Yeon Woo keluar sambil membawa kotak makanan ringan tersebut yang berisi gula-gula, dia duduk didepan halaman.

Ketika ia menatap ke atas melihat bulan, tiba-tiba bunga sakura berjatuhan tepat disekelilingnya, mengingatkan hal itu pada pertemuan pertamanya dengan Hwon.

Dia tiba-tiba membayangkan dirinya berbicara dengan Hwon, yang bertanya pada Yeon Woo apakah dialah orang yang memecahkan teka-tekinya. Yeon Woo bertanya apakah Hwon benar-benar seorang Putra Mahkota. Hwon balik bertanya apa yang dipikirkan. Yeon Woo berharap Hwon bukanlah Putra Mahkota.

“Apa kau sudah berhasil menebak teka-teki yang aku berikan?”. Tanya Hwon.
“Apa kau benar-benar Putra Mahkota?” Yeon Woo balik bertanya.
“Menurutmu” pancing Hwon.
“Ku harap kau bukan”. Tebak Yeon Woo.

Hwon tersenyum mengatakan pada Yeon Woo untuk makan salah satu gula-gula yang ia berikan. Yeon Woo kemudian menggigit gula-gula tersebut dan mengatakan pada Hwon bahwa makanan tersebut lezat. Yeon Woo bertanya padanya apakah Hwon memaafkan dia dengan memberikan makanan tersebut? Atau dia hanya sedang mengejeknya lagi. Hwon tersenyum manis dan Yeon Woo terdiam terus menatapnya, setelah itu bayangan Hwon menghilang dari sisi lamunannya. Yeon Woo menggengam 3helai kelopak bunga sakura yang jatuh ditangannya.


Menteri Yoon Dae Hyung mengadakan pertemuan dengan rekan-rekan sesama pejabatnya sambil minum-minum. Mereka mengeluh khawatir akan kekuatan baru yang didapatkan oleh Menteri Heo (Ayah Yeom), mengingat perkembangan baru dimana dia mendapatkan kekuatan dari Putranya Yeom sebagai tanda ia mendapatkan kepercayaan dari raja.

Dan tentunya hal itu akan membatasi mereka melakukan apapun. Dae Hyung menenangkan mereka dan merasa bahwa ia tidak terancam akan hal itu, ia mengatakan jika mereka kalah pada satu posisi maka mereka bisa memenangkan pada posisi lainnya. Dan mereka tidak perlu buru-buru bersikap apapun.


Dae Hyung berjalan pulang dengan kaki terseok-seok karna mabuk, sesampainya didepan rumah istri dan Putrinya Bo Kyung menyambut kepulangan Dae Hyung.

Dae Hyung bertanya pada putrinya Bo Kyung, apakah dia menginginkan masuk keistana, Bo Kyung balik bertanya benarkah? Dae Hyung mengatakan pada Bo Kyung dia bisa tinggal disana jika Bo Kyung mau, dan ia dapat dengan mudah membuat hal itu terjadi. (Tentu saja bukankah Dae Hyung adalah keponakan Ratu dan sekaligus kaki tangannya, dan hal itu dengan mudah terjadi dimana ia mempunyai kekuatan dari Ratu.)

“Apa kau ingin masuk ke istana?”. Tanya Yoon Dae Hyung pada putrinya. “Jika kau mau, aku bisa membuatmu hidup di sana”. Tambahnya lagi.
“Benarkah”. Jawab Bo Kyung dengan rasa bingung.

Dia kemudian menyebut dirinya sebagai bapak mertua dari Putra Mahkota, yang berarti dia menginginkan putrinya Bo Kyung menjadi Ratu berikutnya.


Keesokan paginya, Seoul menyertai Yeon Woo pergi ketoko kertas. Yeon Woo ingin membeli kertas mahal untuk menulis surat permintaan maaf. Seoul bertanya-tanya untuk apa kertas mahal tersebut, Yeon Woo mengatakan kalau kertas tersebut akan digunakan untuk menulis surat permintaan maaf.

Seoul melongo bukankah Yeon Woo seharusnya meminta maaf secara pribadi. Dan bertanya-tanya kenapa Yeon Woo tidak bisa melakukan hal itu? Yeon Woo menjawab jika hal itu tidak mudah untuk dilakukan, dan surat tersebut untuk orang penting. Seoul mencemooh, orang penting siapa itu? Apakah itu untuk Ratunya? Yeon Woo mengatakan hal itu tidak bisa dilakukan secara langsung karna ia takut Yeom berada dalam kesulitan.

“kenapa kau tidak menemuinya saja dan memohon maaf secara langsung?”. Tanya Seoul.
“Dia buka orang yang mudah untuk ditemui.   Surat ini untuk orang penting”. Jawab Yeon Woo.
“orang penting siapa itu? Apakah itu untuk ratunya?”. Tanya Seoul dengan polos.
Yeon Woo hanya diam. Ia lebih mengkhawatirkan kakaknya dibandingakan dirinya sendiri. Ia takut Hwon melakukan sesuatu pada Yeom.

Seol mendengar suara pandai besi yang sedang bekerja menempa pedang, tang ting tung... dan meminta izin pada Yeon Woo bahwa ia ingin keluar sebentar. Seol berlari dengan semangat pergi kearah pandai besi tersebut.


Yang Myung tiba-tiba sudah berada ditoko kertas tersebut dan berjalan kearah Yeon Woo, ia bertanya pada Yeon Woo. Apakah Yeon Woo telah melakukan sesuatu yang salah. Yeon Woo kaget atas kedatangan Yang Myung.


Sementara itu Seoul yang begitu bersemangat berlari menuju tempat pandai besi tanpa sengaja menabrak Bo Kyung yang sedang berjalan bersama pelayannya.


Pelayan Bo Kyung membantu Bo Kyung berdiri yang mengaduh kesakitan, Seoul Segera meminta maaf serta berniat membersihkan hanbook Bo Kyung, segera pelayan wanita Bo Kyung berkata jika tuannya tidak apa-apa serta memarahi Seoul dan berkata jangan menyentuh dengan tangan kotormu. Disana banyak sekali orang yang melihat, Bo Kyung terlihat kesal namun Bo Kyung berpura-pura bermurah hati dengan permintaan maaf Seoul dan membiarkan Seoul pergi.

“Tidak apa-apa”. Ujar Bo kyung pada pelayannya. “Anak ini tidak menabrakku dengan sengaja”.
Seoul merasa sangat cemas.
“Kelihatannya kau sangat terburu-buru”. Ucap bo kyung. “Aku baik-baik saja. pergilah”.
Seoul tersenyum lega “Terimakasih nona”. Katanya seraya berlari pergi. Bo kyung cemberut lagi
.

Bo Kyung dan pelayannya lalu pergi ke penjual gelang (aksesoris). Tiba-tiba Pelayan Bo Kyung menyadari bahwa ia kehilangan dompetnya, dan ia mengambil kesimpulan bahwa Seoul adalah pencurinya. Pelayan Bo Kyung kemudian pergi mengejar Seoul .

“Nona, tunggu sebentar disini”. Kata pelayan Bo Kyung.
Bo Kyung masih ditempat penjual aksesoris dan menemukan bahwa Dompet pelayannya jatuh ketanah, pelayannya tanpa sadar telah menjatuhkan dompetnya ditempat ia berdiri tadi. Bo Kyung lalu mengambilnya dan berpikir sesuatu. Ia lalu tersenyum penuh jahat.


Seoul menyaksikan pandai besi menempa pedangnya ditempat kerjanya, dengan mata terbelalak kagum. Seol bertanya padanya apakah pandai besi tersebut membuat setiap pedang Para Prajurit.


Dan Pelayan Bo Kyung menemukan Seoul dan langsung menamparnya hingga Seoul terjatuh, menuntut agar seol mengembalikan Dompetnya segera. Seol menangis mengatakan bahwa ia sama sekali tidak mengambil dompet apapun darinya.


Bo Kyung tiba disana dan memanggil pelayannya mengatakan kalau mereka sedang ditempat umum, Seol segera berlutut di depan Bo Kyung memohon kasihan pada Bo Kyung bahwa ia sama sekali tidak mencuri dompet tersebut. Bo Kyung berbisik meminta pada Seol untuk membuktikan hal itu dengan tersenyum penuh arti.


“Hentikan”. Bo Kyung datang dan menengahi pertengkaran. “Apa yang kalian lakukan? Ini tempat umum, banyak orang yang melihat!”.
Seoul datang pada Bo Kyung sambil berlutut “Percayalah nona. Aku sungguh tidak mencuri”.
“Jadi, maksudmu kau tidak bersalah”. Tanya Bo Kyung
“Benar”. Jawab Seoul cepat.
“Kalu begitu, buktikan bahwa bukan kau pencurinya”. Tantang Bo Kyung sambil tersenyum penuh arti. Seoul terdiam.


Di toko kertas, Yang Myung menggoda Yeon Woo ketika sedang memilih kertas surat yang cocok untuk dia berikan pada Raja. Yang Myung menunjukan pada Yeon Woo agar tidak membeli kertas motif bunga untuk surat permintaan maaf. Yang Myung bertanya-tanya apakah surat tersebut diperuntukan pada Raja atau mungkin Putra Mahkota? Yeon Woo membentaknya mengatakan jika surat tersebut bukan untuk raja, sehingga Yang Myung menggodanya kembali bahwa Yeon Woo ingin mengirimkan surat pada Pangeran, dan ia bisa membantu hal itu. Beralasan bahwa ia adalah Hyung dari pangeran itu, dan tahu apa yang Hwon suka. “Aku adalah kakak Putra Mahkota”. Kata Yang Myung. “Aku akan membantumu memilih”. Yeon Woo kesal dan keluar meninggalkan Yang Myung sendiri dari Toko kertas. Melihat Yeon Woo pergi Yang Myung tersenyum.


Yeon Woo mengabaikan dia dan terus berjalan keluar. Hujan mulai turun begitu ia melangkahkan kakinya keluar, dan Yang Myung tiba-tiba muncul lagi kali ini untuk melindunginya dari hujan dengan lengan dari bajunya.


Yeon Woo melihat kearahnya, kaget dengan begitu dekatnya wajah mereka. Yang Myung tersenyum, ia segera membawa Yeon Woo berlari untuk mencari perlindungan.


Yang Myung membawa Yeon Woo kerumah kaca, dan Yeon Woo melongo terkagum-kagum melihat tempat itu. Ini pertama kalinya ia melihat tempat seperti itu dan Yeon Woo merasa senang. Ketika Yeon Woo bertanya siapa yang membangun tempat ini dimana hanya buku-buku yang begitu banyak berada disini dan tersusun rapi, Yang Myung mengaku bahwa tempat itu adalah hasil karya salah satu kerabatnya yang tidak memiliki apa-apa. Seorang pria yang memiliki kemampuan namun sama sekali tidak memiliki masa depan.


Mendengar ucapan Yang Myung, Yeon Woo merasa simpatik dan ingat ucapan Hwon kepadanya yang dengan sedih mengatakan bahwa ia memiliki kakak yang tidak diperbolehkan untuk membuat sesuatu dari dirinya. Yeon Woo bertanya mengapa Yang Myung belum pernah berkunjung keakademi belajar dalam waktu yang lama? Yang Myung sama sekali tidak menjawab pertanyaan Yeon Woo, dan ia segera menunjukan salah satunya bunga favorit Raja yaitu bunga matahari dan mengatakan pada Yeon Woo bunga itu  untuk menyatakan permintaan maaf.

“Yang mulia suka dengan bunga ini” katanya pada Yeon Woo. “bunga ini juga bisa melambangkan pengakuan keslahan”. Ujarnya.
Yeon Woo bertanya Raja seperti apa? Yang Myung tersenyum sedih mulai bercerita.
“Orang seperti apa yang mulia itu?”. Tanya Yeon Woo pada Yang Myung hati-hati. “Aku ingin tahu”. Tambahnya lagi.
Yang Myung menggambarkan Raja sebagai seorang yang memiliki otoritas besar yang sangat terhormat dan berpikir keluar untuk rakyatnya.
“Bagaimana ya mengatakannya? Dia selalu memikirkan rakyat dan negaranya”. Jawab Yang Myung. “Dia orang yang sangat ketat, namun juga punya sisi halus”.


kilas balik :
Yang Myung teringat ketika Raja selalu memarahinya. Raja menghukum seorang anak kecil (Yang Myung) karna berani membaca buku-buku besar yang disediakan untuk Belajar Raja. Bahkan jika raja memiliki kekuasaan tertinggi seharusnya ia mampu berbuat kebaikan. Ya, pada kilas balik tersebut Raja memperlakukan Yang Myung dengan kasar dan sebaliknya memperlakukan Hwon dengan manis. Raja memuji Hwon kecil yang telah melakukan dengan baik saat belajarnya dan Yang Myung kecil tampak bersedih.


Yeon Woo bertanya apakah Yang Myung tidak akan kembali keistana, dan kemungkinan orang-orang menunggunya. Yang Myung bertanya siapa dia? dan Yeon Woo mulai mengatakan padanya pangeran dan dengan cepat mengatakan Pangeran, Yunno, Pangeran, Raja dan semua orang. Yang Myung mengatakan pada Yeon Woo bahwa mereka adalah orang-orang yang sibuk dan mereka tidak akan merasa kehilangan dirinya. Yeon Woo membentak Yang Myung “Dia merindukanmu!”

“Kau sudah lama berkelana”. Ujar Yeon Woo. “Tidakkah kau ingin kembali ke Istana? Orang-orang mungkin merindukanmu” Tanyanya.
“Siapa yang merindukan aku?”. Yang Myung balik bertanya.
“Pangeran…. Yunno, Pangeran….. Raja dan semua orang”. Yeon Woo berkata terbata-bata lalu terdiam.
“Mereka terlalu sibuk dan tidak punya waktu. Mereka tidak akan merasa kehilangan aku”. Bantah Yang Myung.
Yeon Woo membentak Yang Myung “Dia merindukanmu!”.


Yeon Woo berpikir sendiri bahwa Pangeran Hwon begitu ingin bertemu dengannya karna ia merasa begitu buruk hingga memanjat dinding istana. Yang Myung mendekatkan wajahnya dekat dengan wajah Yeon Woo dan bertanya siapa? dengan ekspresi serius. Yeon Woo cepat memalingkan wajahnya mengatakan pada Yang Myung agar segera kembali keistana.

Yang Myung tertawa, senang bahwa ia bisa berbicara dengan Yeon Woo cukup lama dan bisa melihat langsung wajahnya. Dia mengatakan pada Yeon Woo untuk menjaga dirinya sendiri.

Sementara itu, Seol dipukuli oleh pelayan pria Bo Kyung hingga berdarah. Pelayan wanita Bo Kyung menuntut ingin tahu siapa majikan Seoul agar ia bisa menuntut uangnya kembali. Bo Kyung berada di dalam sebuah rumah sambil membaca buku. Bo Kyung tampak tersenyum puas. Dia bergumam pada dirinya sendiri bahwa Seol seharusnya berjalan dengan mata terbuka. Karna dia telah mengotori gaun Bo Kyung dan hal ini tidak akan membuat Bo Kyung membiarkan Seoul pergi dengan mudah.


“Salah siapa kau tidak menggunakan matamu ketika berjalan”. Gumam Bo Kyung. “itu kesalahan yang fatal”.
Seoul menolak menjawab siapa majikannya, dan ia terus dipukuli karna hal itu tidak masuk akal.


Yeon Woo dan Yang Myung pergi ketempat pandai besi untuk menemukan keberadaan Seoul. Pandai besi mengatakan jika Seoul diseret pergi karena dituduh sebagai pencuri. Yeon Woo tiba di tempat Bo Kyung dan menemukan Seoul dalam keadan terluka.

“kenapa kalian memukulinya seperti ini?”. Tanya Yeon Woo dengan nada agak kesal.
Bo Kyung keluar dari dalam rumah karena mendengar suara Yeon Woo.

Yeon Woo memperkenalkan dirinya sebagai putri dari kepala pengadilan sarjana dan mengatakan padanya bahwa hal ini pasti kesalahpahaman, dan Bo Kyung segera bersikap palsu dan pergi menemui para pelayannya berpura-pura marah bahwa pelayannya salah telah memukuli Seoul karena ia hanya menyuruhnya mencari dompet bukan memukul. Namun salah seorang pelayan Pria Bo Kyung bicara “tapi bukankah anda yang mengatakan pada kami untuk memukulinya”.


Pelayan wanita Bo Kyung dengan cepat mengambil kesalahan Bo Kyung dengan menutupinya, menyalahkan atas dirinya yang melakukan pemukulan dan meminta maaf kepada Yeon Woo. Bo Kyung berjalan mendekati Yeon Woo.

Yeon Woo menawarkan untuk membayar jumlah uang yang dicuri, namun Bo Kyung menolak mengatakan kalau ia telah memukulinya (mengajari), sehingga mereka bisa mempertimbangkan hal itu. Bo Kyung meminta agar Yeon Woo bisa mengerti bahwa ia merasa sedikit sulit mengajari para pelayan rendahan. Bo Kyung mengatakan kalau Yeon Woo harus menjual hambanya (seoul) sebelum dia menjadi pencuri yang lebih besar. Yeon Woo mengatakan pada Bo Kyung jika seoul bukanlah orang yang bisa diperjual belikan tapi dia adalah teman bagi Yeon Woo juga bagian dari anggota keluarganya. Dia mungkin tidak tahu berapa banyak Bo Kyung telah kehilangan uang darinya, namun ia merasa tidak tahan melihat rasa sakit Seol yang dirasakannya.

“Mendidik orang rendahan memang tidak mudah”. Kata Bo Kyung pada Yeon Woo. “Sebelum ia melakukan kejahatan yang lebih besar, lebih baik kau segera menjualnya”.
“Aku akan mengembalikan uangmu yang hilang”. Yeon Woo berkata dengan tenang.
“Tidak perlu”. Bo Kyung menolak. “Karena kami sudah menyakiti pelayanmu, ku anggap kita impas”.
“Nona, anak ini bukanlah sesuatu yang bisa di beli dan di jual”. Kata Yeon Woo. “Dia adalah teman dan keluargaku. Bagiku, sama sekali tidak ada perbedaan antara bangsawan dan rakyat jelata. Yang berbeda adalah sifat dari keduanya. Aku tidak tahu berapa jumlah uangmu yang hilang, tapi apakah itu setara dengan rasa sakit di hatinya”.
“Apa katamu” Bo Kyung terperangah.
Yeon Woo melanjutkan kata-katanya “ku anggap kau sudah mengampuninya, jadi aku akan membawanya pulang”.


Bo Kyung sangat marah mendengar ucapan Yeon Woo (yang terdengar menceramahinya), dan jelas Yeon Woo telah meninggalkan kebencian pada diri Bo Kyung hari itu. Yeon Woo kemudian membawa Seol pergi meninggalkan tempat tersebut.


Yeom kembali keistana dengan memberikan sebuah hadiah dari adiknya Yeon Woo, sebagai ucapan terima kasih untuk memberikannya cemilan. Hwon membuka kotak tersebut dengan sangat bersemangat, dan ia menemukan kembali kotak yang sebelumnya ia kirim. Didalam kotak makanan berisi tanah (seperti pupuk) dan suatu tanaman (yang bisa hidup didalam ruangan). Hwon bertanya tanaman jenis itu, ia merasa sangat penasaran dan Yeom mengatakan jika Hwon harus menanamnya untuk tumbuh agar mengetahuinya. Hwon ingin tahu lebih banyak tentang adik Yeom. Yeom menjelaskan bahwa ia belajar dengan adiknya setiap malam, ia seperti seorang sarjana sungkyuwnkwan dan mereka sering berdiskusi (bicara).

Hwon menutupi kekaguman itu mengatakan bahwa dia begitu terkesan memiliki saudara yang gemar membaca, bergumam tentang adik nya sendiri yang berpikir mungkin adik Yeom benar-benar berbeda dengan adiknya Min Hwa.

“Dia sangat berbeda dengan adikku, Min-Hwa”. Hwon juga bercerita tentang adiknya. “Dia juga sangat cengeng”.


Putri Min-Hwa tiba-tiba datang dan masuk berjalan (mungkin mendengar ucapan Hwon) menemui kakaknya Pangeran Lee Hwon dengan menangis tersedu-sedu, menuduh Hwon membuat dirinya tampak seperti orang yang tidak berpendidikan. Dia benar-benar meratap melalui air matanya mengatakan “aku benci orabunni (kata formal untuk oppa/kakak)” dengan tangisan histeris.

“Aku benci kakak”. Tangis Min-Hwa meledak.
“Apa yang kau lakukan ?”. Hwon kaget dengan kedatangan Min-Hwa. “Kenapa kau menangis”.
“kau mengatakan hal buruk mengenai aku!”. Min-Hwa Menangis sambil menghentakkan kakinya ke tanah. “Lebih lagi, kau mengatakannya di depan orang ini”. Ia menunjuk Yeom.


Ia menangis dengan menghentakkan kakinya ketanah dan dia berjalan kearah Yeom sambil memegang wajah Yeom dengan tangannya. (hohohoo.. jurus andalannya keluar lagi,, eaaaaa :D). Dia menangis bersikeras mengatakan bahwa dia sama sekali tidak bodoh (bukan orang yang tidak berpendidikan) dan dia bersumpah hal itu.

“Semua yang dikatakan putra mahkota bohong”. Rengek Min-Hwa Sambil terus memegangi wajah Yeom. “Aku tidak cengeng. Aku wanita baik”.

Yeom terkejut, melongo sejenak melihat apa yang dilakukan Min Hwa padanya. Lalu Yeom melepaskan tangan Min Hwa dari wajahnya dan mengatakan pada Min Hwa bahwa ia percaya hal itu dan meminta padanya untuk tidak menangis karna hal itu akan memperlihatkan wajah imutnya terlihat kacau. Dia berhenti dengan tangisannya dan mulai tersenyum dan bertanya-tanya pada Yeom apakah dia cantik. “kau...pikir...aku cantik??” Ujar Min Hwa. MinHwa kemudian dibawa pergi oleh para pelayannya sementara dia terus menatap Yeom saat berjalan keluar dibawa pelayannya.

“Aku mengerti.. aku mengerti”. Kata Yeom menenangkan Min-Hwa. “Jangan terlalu marah. Jika kau menangis terus, pipi cantikmu akan kotor”.
Min-Hwa langsung berhenti menangis “Aku …. Cantik? Apa aku benar-benar cantik” Tanyanya.


Yeom terlihat bingung. Hwon memegang kepalanya melihat tingkah adiknya itu.


Setelah usai pelajaran, Hwon kembali kekamarnya. Ia kemudian duduk membuka surat yang ditulis oleh Yeon Woo untuknya, dan ia menemukan kertas surat tercantik yang pernah ia lihat dimana pada kertas surat tersebut terdapat hiasan bunga yang sudah dikeringkan. Dia terkejut mengakui bahwa seorang gadis berusia 13 Tahun bisa menulis surat dengan karakter yang indah.

“Lihatlah surat ini”. Hwon berbicara dengan Kasim Hyung. “Bagaimana orang bisa percaya kalau yang membuat ini adalah seorang gadis berumur 13 tahun”

Hwon membaca surat itu. Isinya adalah sebuah sajak tentang seorang Biksu/Biarawan yang tinggal dipegunungan yang begitu terpikat pada bulan dimana ia telah meletakan cahaya bulan dibak mandi miliknya. Surat tersebut seperti puisi oleh Lee Kyu Bo.


Saat Hwon membaca surat Yeon Woo dan memperhatikan lukisan-lukisan surat tersebut, terlihat kilas balik saat Yeon Woo sedang membuat surat tersebut bersama Seoul yang sedang menaruh bunga-bunga kering saat menulis jawabannya.

“Seorang biksu yang hidup di gunung, mendambakan sinar rembulan. Ia kemudian melihat cahaya bulan itu mengambang dalam sebuah botol, kemudian mengisinya. Tapi di kuil ia menyadari bahwa jika kau membuka botol dan menuang airnya, maka bulan itu akan menghilang”. Yeon Woo memohon agar Hwon memaafkan kesalahannya dan melupakan kejadian waktu itu.

Ini adalah puisi tentang sebuah renungan dimana hal-hal yang telah terjadi tidak bisa ditentang dari hukum alam. Dia melanjutkan dalam surat tersebut mengatakan bahwa sinar bulan bukanlah sesuatu yang Hwon dapat miliki karna dia menginginkannya, tapi karna dia terlalu tamak dan berusaha untuk memilikinya. Dia mengatakan pada Hwon untuk melupakan apa yang terjadi diantara mereka, karna ia juga berusaha untuk melakukan hal yang sama. Tidak perlu menjaga seorang gadis yang berada dibenaknya. Hwon tertawa bahwa Yeon Woo sama sekali belum bisa melupakannya.

“jadi ia sudah bisa menebak teka-teki yang kuberikan dan memintaku melupakannya”. Hwon bergumam dan dia melihat kearah kotak hadiah pemberian Yeon Woo sambil tersenyum saat ia berpikir untuk dirinya sendiri. “Bagaimana mungkin aku bisa melupakanmu?”.


Putri Min-Hwa berjalan untuk menemui Raja (ayahnya) yang berada didalam aula kerajaan, ia meminta pada Raja untuk belajar membaca dan menulis bersama Putra Mahkota dengan guru Yeom. Atau lebih tepatnya belajar dengan guru Heo. Raja terkejut dan merasa senang mendengar Putri Min Hwa ingin belajar. Ia setuju membiarkan Putri Min-Hwa belajar namun Raja dengan cepat mengatakan bahwa ia tidak belajar dengan Yeom. Bagi Raja, Yeom semata-mata dipekerjakan sebagai guru hanya khusus untuk Hwon.

Min Hwa menangis tersedu-sedu meninggalkan ayahnya karna keinginannya ditolak, ia kemudian lari.


Di aula kerajaan, Raja berkumpul bersama para pejabatnya memikirkan pendidikan tentang Putri Min Hwa. Dan Mentri Yoon Dae Hyung mengatakan bahwa putri Bo Kyung yang memiliki usia yang sama adalah pilihan terbaik untuk menjaga Putri Min-Hwa diistana. Raja setuju akan hal itu, namun ia menambahkan bahwa anak perempuan Putri Menteri Heo Yeon Woo juga harus bersamanya.


Dirumah Heo Yeon Woo menyampaikan tawaran itu pada Putrinya Yeon Woo, dan meskipun Yeon Woo ragu-ragu, ia setuju untuk menjadi guru pendamping Putri Min-Hwa. Ayah Yeon Woo terlihat begitu khawatir terhadap putrinya tentang nasibnya ketika ia memasuki istana.

Sekarang dua anak yang ia miliki berada ditempat yang berbahaya. Istrinya memberitahu padanya agar tidak terlalu berpikir yang berlebihan dan membiarkan mereka yang hanya anak-anak menjadi anak-anak. Ibu Yeon Woo mengatakan pada suaminya bahwa seseorang pernah mengatakan padanya tentang Yeon Woo dimasa depan memiliki nasib yang lebih tinggi, dan orang tersebut akan melindungi Yeon Woo tidak peduli hal apapun. Ayah Yeon Woo bertanya siapa? dan ibunya hanya mengatakan “seseorang”.


Jang Nok Young pergi mengunjungi makam sahabatnya Ah-Ri malam itu dan bertanya-tanya apa yang bisa ia lakukan untuk permintaan Ah-Ri tersebut. Jang Nok Young sekarang menjabat sebagai Kepala Shaman. Dia meminta Ah-Ri untuk menceritakan siapa anak yang harus ia lindungi dengan hidupnya.

“Ah-Ri beri tahu aku, siapa anak yang harus aku lindungi”. Pinta Jang Nok Young pada Ah-Ri


Keesoka harinya, Ratu Han pergi menemui Ratu Yoon (ibu mertuanya / ibu suri) untuk mendiskusikan masa depan Putri Min-Hwa karna ia terlihat tidak begitu matang. Tetapi Ratu Yoon meyakinkan bahwa Putri Min-Hwa akan memiliki teman-teman sesusianya dan hal itu akan meningkatkan kemajuan bagi dirinya.


Seorang Pelayan datang untuk memberitahukan bahwa Kepala Shaman Nok Young berserta rombongannya telah tiba di Istana. Jang Nok Young dibawa melalui tandu.

Ratu Yoon menginginkan agar Shaman Nok Young melihat wajah kedua gadis yang dipilih untuk menjadi teman bermain Min Hwa sekaligus gurunya. Selain itu mereka tidak pernah tahu jika istri dimasa Depan untuk Putra Mahkota ada diantara mereka. Dan kemungkinan salah satu dari mereka akan menjadi Permaisuri Raja berikutnya.


Jang Nok Young turun dari tandunya bersamaan dengan dua orang gadis yang juga keluar dari tandu mereka. Ketika Yeon Woo melangkah keluar. Nok Young menatap Yeon Woo dan tiba-tiba ia terdiam.

Nok Young mengingat kata-kata terakhir Ah-Ri yang mengatakan bahwa akan ada seorang anak yang lahir untuk melindungi matahari, bahkan jika dia terlalu dekat akan dihancurkan oleh matahari. Jang Nok Kyung melihat energi tersebut yang berada ditubuh Yeon Woo, dimana memungkinan ia mengerti apa yang dimaksud Ah-Ri “mengubah matahari”.

“Walaupun berada dekat dengan matahari akan mendatangkan bencana, namun takdirnya adalah berada di sisi matahari dan melindunginya. Tolong pastikan agar anak itu aman. Jaga dia demi aku”. Jang Nok Young mengingat kata-kata dari Ah-Ri.


Yeon Woo tersenyum saat menatap istana, dan Bo Kyung juga turut keluar dari tandunya belakangan. Jang Nok Young melihat sebuah energi gelap pada Bo Kyung.


Bo Kyung tersenyum saat keluar dan ketika menatap Yeon Woo, ia menyadari bahwa mereka pernah saling bertemu. Dan Bo Kyung menjadi masam.


Jang Nok Young membeku saat ia melihat di hadapannya. “ itu adalah Dua bulan”. Gumam Jang Nok dalam hati. 



^^ Bersambung di episode 3 ^^


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

^^ Buku Tamuku ^^