^^ Baca ini dulu ^^
Perhatian !!
Dengan Hormat, kepada teman-teman sesama blogger semua. Mohon untuk tidak meng-CP (CoPas) artikel dalam blog ini. Tapi jika ingin mengikuti blog saya ini, silahkan me-Link Url alamat situs blog saya http://mimi.cupcup.blogspot.com/
Terima kasih
TTD
Princess Mimi
TM E TS "Episode 1"
08.23 |
Hanya Ada Satu Bulan dan Satu Matahari
Prolog :
“The Moon Embracing The Sun” adalah drama fantasi sejarah (sageuk) dengan latar zaman Dinasti Joseon. Pangeran Lee Hwon (Kim Soo Hyun) dan saudara tirinya, Pangeran Yang Myung (Jung Il Woo) jatuh cinta pada gadis yang sama, seorang dukun (shaman) bernama Wol (Han Ga In). Wol, yang nama aslinya adalah Yeon Woo, adalah seorang putri mahkota dari sebuah keluarga kaya yang bertunangan dengan Pangeran Lee Hwon. Wol dijebak dan “dieksekusi” oleh mereka yang cemburu dan takut akan kecantikan dan kecerdasannya.
Hari berubah menjadi malam, terdengar suara wanita (ibu suri)
: "dimasa lalu, ada dua matahari dan bulan. Hal itu sangat membakar panas
disiang hari, dan pembekuan pada malam hari. Dunia berada dalam kekacauan, Pada
waktu itu pahlawan muncul dan menembak jatuh satu matahari dan satu bulan,
memulihkan ketertiban dan perdamaian dunia".
Ratu Yoon (Ibu dari Raja Seongjo) duduk minum teh bersama
keponakannya, Yoon Dae Hyung, ibu suri (Ratu Yoon) berkata mereka tidak bisa
setiap saat menunggu munculnya seorang pahlawan. Ibu suri ingin kemenakannya
itu menjadi pahlawan itu. Karna hanya boleh ada satu matahari di langit, maka
satu lagi harus di lenyapkan.
Matahari melambangkan Raja. Saat
itu adalah masa pemerintahan Raja Seongjo. Adik tiri Raja, Pangeran Uisung, di
anggap ibu Suri sebangai pengancam tahta anaknya walau keduanya memiliki
hubungan yang baik. Pangeran Uisung dianggap matahari kedua.
Sekelompok penyusup bersenjata yang berpakaian serba hitam
berjalan sembunyi-sembunyi melakukan rencana disaat malam gelap menyelinap dan
masuk kesebuah perkebunan besar. Mereka menempatkan segel didinding (seperti
sebuah jimat/kutukan) dan mengubur sebuah buku didalam tanah. Satu penyusup
diam-diam masuk kedalam ruangan namun menemukan bahwa tempat itu kosong. Selama
perkelahian, Pangeran terkena anak panah.
Tiba-tiba seorang wanita terbangun dari tidurnya dengan terengah-engah ditengah malam, Dia adalah Ah-Ri, seorang shaman /ahli roh. Dia mengetahui jika Pangeran Uisung berada dalam bahaya dan bersikeras untuk pergi keperkebunannya ditengah malam. Salah seorang wanita lagi yang juga sesama shaman dengannya bernama Jang Nok Young mengikutinya mencoba menghentikan kepergian Ah-Ri kesana. Tetapi Jang Nok Young tiba-tiba berhenti dan takut saat menatap bulan yang cerah tiba-tiba hilang dan menjadi gelap. Dia melihat bulan yang bersembunyi dari awan dan setelah itu tiba-tiba bulan menghilang.
Pangeran Uisung berjuang melawan para penyusup yang masuk kedalam rumahnya. dia berjuang dengan gagah berani meskipun dalam keadaan terluka. Dan saat Pangeran Uisung mencoba menusukan pedangnya kesalah seorang penyusup, tiba-tiba penyusup lain yang berada dibelakangnya mengibaskan pedang ketubuh Pangeran Uisung. Pangeran Uisung terduduk lemah menahan lukanya,dan salah seorang penyusup lain mengibaskan pedang Pangeran Uisung hingga terlempar jauh darinya. Pangeran Uisung lemah, Penyusup tersebut hampir saja menikamkan pedangnya ketubuh Pangeran namun terhenti oleh seseorang.
Dia adalah Yoon Dae Hyung, yang
pernah bersekutu dengan pangeran Uisung, ia memberitahukan Pangeran Uisung
bahwa mereka telah menemukan pendukung yang lebih baik darinya. Yoon Dae Hyung
berniat akan mendukung raja selanjutnya. Pangeran Uisung mengejek Dae Hyung
sebagai hewan seperti anjing dan babi yang begitu haus kekuasaan,serta
mengancam Dae Hyung bahwa ia akan memberitahu kebenaran tentang hal ini pada
raja.
Yoon Dae Hyung terlalu kejam hingga tidak
memberikan kesempatan pada Pangeran Uisung untuk bertemu raja, karna hal itu
sudah terlalu cukup baginya. Saat Dae Hyung hendak membunuh Pangeran Uisung ia
mengatakan bahwa ia telah mengirim seseorang untuk membunuh tangan kanan
Pangeran agar bisa menjaga Pangeran Uisung diakherat. Kita melihat bahwa tangan
kanan Pangeran Uisung yang sedang duduk membaca surat tiba-tiba digantung oleh
seseorang yang tidak terlihat, ia mengerang mencoba melepaskan diri. Namun
ikatan tersebut terlalu kuat. Pangeran Uisung mencoba melawan Dae Hyung, namun
Dae Hyung telah lebih dulu mengibaskan pedangnya menggorok leher Pangeran
Uisung.
Shaman Ah-Ri melihat hal itu
dengan bersembunyi diatas dinding atap perkebunan, ia menutup mulutnya yang tak
kuasa melihat kematian Pangeran Uisung. Pangeran Uisung terkapar tak bernyawa.
Dae Hyung merasa senang setelah melakukan hal itu,ia menatap pedangnya yang
berlumuran darah dan menyadari bahwa ada seseorang yang melihatnya. Dia harus
membunuh orang yang telah melihatnya melakukan hal itu. Dae Hyung teriak
meminta semua anak buahnya untuk mengejar dan membunuh Ah-Ri.
Ah-Ri mencoba melarikan diri dari para penyusup yang hendak
membunuhnya hingga ketepi jurang. Namun ia terhenti saat menatap jurang
tersebut begitu dalam, Ari menoleh kebelakang mendapatkan bahwa para penyusup
telah berada tak begitu jauh untuk membunuhnya. Salah seorang penyusup
memainkan pedangnya namun tiba-tiba Ah-Ri tergelincir dan jatuh kejurang. Para
penyusup turun kebawah untuk mencarinya namun tidak menemukan apapun kecuali
ikat rambut berwarna merah. Mereka mengetahui bahwa ikat rambut tersebut adalah
milik seorang anggota kerajaan dari kantor astrologi (ilmu perbintangan).
Kepala penyusup memerintahkan agar mereka segera menemukan pemilik ikat rambut
tersebut dan segera dibunuh.
Dari
kantor Astrologi kerajaan, kepala shaman mengumpulkan semua anggotanya untuk
menghitung semua shaman yang ada, ia menemukan bahwa Ah-Ri menghilang. Ia
menatap Jang Nok Young (pemeran di wedding dress) dan menuntut untuk
memberitahu keberadaan Ah-Ri sekarang.
Ratu Yoon (ibu suri) dan Dae Hyung mendiskusikan apa yang harus
mereka lakukan dengan Ah-Ri, dimana Ah-Ri melihat kejadian yang mereka lakukan
malam ini. Bagaimanapun mereka harus membunuh Ah-Ri walaupun ia dianggap
adalah shaman muda yang paling berbakat dan bisa menjadi penerus kepala Shaman.
Mereka harus menyingkirkan Ah-Ri. Ratu Yoon menyadari bahwa Ah-Ri bekerja untuk
Pangeran Uisung dan mereka memiliki hubungan yang dianggap sesuatu telah
terjadi. Mereka akhirnya memutuskan untuk menggunakan alasan ini untuk
keuntungan mereka. Mereka akan mengatakan bahwa Ah-Ri menggunakan kutukannya
untuk membuat Pangeran Uising disukai raja. Karna kepala Shaman adalah kaki
tangan Ratu Yoon, maka mereka bisa dengan mudah melakukan rencana ini yang bisa
membuat Ah-Ri jatuh.
Para pejabat pengadilan melaporkan peristiwa kematian Pangeran
Uisung dan orang yang sangat setia pada raja ditemukan tak bernyawa, Raja
membaca surat yang ditemukan oleh pejabat saat menemukan kaki tangan Pangeran
Uisung bunuh diri, disitu tertulis bahwa mereka telah menyalahkan diri mereka
karena telah melakukan perencanaan pemberontakan terhadap raja. Raja tidak
percaya dengan semua ini.
Kepala shaman dipanggil untuk menemui raja. Ia diperintahkan
untuk menjelaskan isi jimat yang ditemukan di kediaman Pangeran Uisung. Kepala
shaman (yang sudah bersekutu dengan Yoon Dae hyung) dia mengatakan jimat ini
untuk mengambil kekuatan Matahari (Raja). Kepala Shaman menjelaskan jika jimat
itu dibuat oleh Ah-Ri. Raja memerintahkan pejabat untuk segera menemukan Ah-Ri.
Seorang wanita bangsawan yang sedang hamil tua dibawa dalam
tandu. Wanita itu adalah Nyonya Shin. Mereka melewati hutan ketika Ah-Ri sedang
melarikan diri dan tubuhnya penuh luka. Ah-Ri ambruk saat ia berada tepat
didepan Tandu seorang wanita yang sedang hamil tua. Pelayan wanita tersebut
teriak ketakutan saat menemukan Ah-Ri yang pingsan dengan banyak luka, mereka
keluar untuk membantu Ah-Ri namun bingung karna tandu tersebut hanya muat untuk
tuannya (Nyonya Shin). Nyonya Shin meminta pelayannya untuk membawa Ah-Ri ke
dalam tandu miliknya dan membawa ketempatnya walau diprotes oleh pelayannya.
Di tembok
masuk kota, para pengawal sedang memperhatikan setiap orang yang masuk. Mereka
mencari Ah-Ri. Iringan tandu Nyonya Shin masuk di pintu kota. Pengawal
memperlihatkan gambar wajah Ah-Ri pada pelayan Nyonya Shin. Untunglah pelayan
menyangkal bahwa dia tidak pernah melihat Ah-Ri. Tapi pengawal merasa curiga
dan menyuruh nyonya Shin keluar karena mereka hendak memeriksa tandu. Nyonya
Shin menolak untuk keluar dengan alasan bahwa dia sedang hamil tua dan setiap
saat bisa melahirkan. Mereka berubah sikap dan buru-buru mempersilahkan tandu
itu pergi. Ternyata Ah-Ri bersembunyi dibawah hanbok Nyonya Shin.
Tapi baru
beberapa langkah tiba-tiba penjaga melihat ada darah yang tercecer ditanah dari
sisi tandu. Ia kaget dan memerintahkan anak buahnya untuk menghentikan tandu
itu lagi dan membuka jendelanya. Tapi yang terlihat hanya Ny. Shin yang sedang
menahan rasa sakit di perutnya. Pelayan Ny. Shin terlihat panik dan
ketakutan. Ia meminta pada penjaga untuk segera membukakan gerbang dan
berpura-pura mengatakan jika tuannya hendak melahirkan. Mendengar hal itu,
segera Penjaga istana membukakan gerbang dengan cepat dan membiarkan mereka
lewat.
Setelah mereka masuk kedalam dan suasana aman, Ah-Ri kemudian
keluar dari tandu tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada Ny. Shin karna
telah menyelamatkan nyawanya yang tak begitu berharga itu. Ari mengatakan pada
Ny. Shin bahwa bayi yang ada di dalam kandungannya itu adalah bayi perempuan
yang cantik seperti bulan.
Ny. Ah-Ri sangat senang begitu mendengar ucapan Ah-Ri, ia
benar-benar sangat menginginkan seorang bayi perempuan. Ah-Ri lalu mendapat
penglihatan akan masa depan bayi itu. Ah-Ri mengatakan kalau gadis itu kelak
akan memiliki takdir yang sangat tinggi, dia melihat masa depan takdir bayi
itu, ia melihat dimana Yeon Woo bertemu dengan Putra Mahkota, lalu kemudian ia
melihat Yeon Woo mengerang kesakitan seakan menatap cahaya bulan dan kemudian
ia melihat sebuah gundukan tanah yang sepertinya Yeon Woo mati.
Ah-Ri terkesiap setelah melihat masa depan calon bayi Ny. Shin,
namun Ah-Ri tidak memberitahu apa yang telah dilihatnya. Ah-Ri mengucapkan
terima kasih sekali lagi pada wanita itu, dan dia selamanya akan berterima kasih.
Setelah wanita tersebut naik ketandu dan mulai melakukan
perjalanannya kembali, Ah-Ri berlari mengejarnya dan mengatakan kalau dia siap
mati, demi melindungi putri Ny. Shin itu kelak selamanya. Ny. Shin tersenyum
dan mengangguk kemudian pergi.
Ah-Ri kemudian berjalan pergi dengan kaki yang terluka, ia
berjalan tersandung-sandung melewati beberapa tempat untuk berjalan pulang,
namun sial bagi Ah-Ri. Karna penyusup yang membunuh Pangeran Uising
menemukannya. Dia diseret kembali kepengadilan dimana dia disiksa untuk
membuatnya mengakui bahwa ia telah membuat jimat untuk raja. Ah-Ri terus
mengerang kesakitan, semua rekan shaman hanya bisa menyaksikan Ah-Ri disiksa
dan kesulitan untuk bisa membantu. Yoon Dae Hyung yang memimpin interogasi,
mengawasi penyiksaan dan menyuruh Ah-Ri untuk menjelaskan jimat itu untuk
apa. Ah-Ri yang kondisinya sudah lemas berkata bahwa dia tidak tahu apapun. Ia
menyangkal semua tuduhan yang di tujukan padanya.
Yoon Dae
Hyung kesal dengan jawaban Ah-Ri dan menyebut Ah-Ri adalah seorang
penghianat. Ah-Ri sangat marah dan jijik menatap Dae Hyung mengatakan kalau ia
ingin meminta bukti jika dirinya adalah seorang penghianat. Dengan tatapan
murka dan lantang seraya menggeram Ah-Ri berkata pada Yoon Dae Hyung : “Kau
pikir hanya aku yang melihatnya, bukan ?! Kau salah, kau penjahat... Bulan
melihatmu. Bukan hanya darah pria itu yang terserap di pedangmu malam itu.
Cahaya bulanpun terserap kedalamnya. Tunggu dan lihat !! suatu hari nanti
kejahatanmu akan diungkap di bawah sinar bulan !
Yoon Dae Hyung terlihat marah oleh ucapan Ah-Ri, Ia lalu
memerintahkan penjaga untuk melanjutkan penyiksaan itu. Jang Nok Young
menggeleng lemah memberi isyarat meminta bantuan pada kepala Shaman untuk
membantu Ah-Ri, namun kepala Shaman seolah bersikap tenang.
Malam itu, Ah-Ri dimasukan kedalam penjara. Jang Nok Young
menyelinap masuk dengan menyogok salah seorang penjaga untuk mengunjungi Ah-Ri.
Sambil menangis, Shaman jang berkata Ah-Ri telah bersikap bodoh karena
membiarkan cinta membawanya ke kediaman Uisung malam itu. Ah-Ri mengatakan
bahwa dia tidak pernah menginginkan Pangeran Uisung menjadi seorang raja, dan
juga ia tidak melakukan kutukan tersebut. Jang Nok Young merasa sedih karna tak
berdaya, dia tidak bisa menyelamatkan Ah-Ri. Ah-Ri mengatakan kalau ini adalah
takdir Tuhan.
Ah-Ri menggenggam tangan Jang Nok Young dan memintanya untuk
melindungi seorang anak untuknya, ia mengatakan jika anak tersebut adalah anak
yang akan dihancurkan oleh sinar matahari jika ia terlalu dekat. Jang Nok Young
bertanya siapa nama anak yang harus ia lindungi tersebut, tapi Ah-Ri hanya
mengatakan jika anak tersebut adalah seorang anak yang kehidupannya hampir
berakhir. Lalu Jang Nok Young segera diseret oleh penjaga yang membantunya
karna khawatir akan keselamatan mereka. Ari meneteskan air matanya.
Keesokan harinya, pagi itu Ah-Ri dibawa keluar untuk dilakukan
eksekusi kematiannya. Hukuman ini sangat kejam. Dia diletakan ditanah dengan
kaki dan tangan yang di ikat dengan empat sapi yang telah dipersiapkan untuk
melakukan eksekusi padanya dengan arah yang berlawan. Dia menatap langit yang
tampak terlihat matahari yang bersinar, dan tiba-tiba matahari tersebut
membelah menjadi dua bagian, ia menatap matahari tersebut seolah melihat kemasa
depan dimana ia melihat dua orang anak remaja kakak-beradik sedang berlatih
pedang. Dia adalah Putra Mahkota dan Pangeran Yang Myung. Lalu dia juga melihat
putrid Ny. Shin(Yeon Woo) juga terlihat disana yang sepertinya sedang
dikelilingi beberapa penari topeng. Yeon Woo terlihat cantik dan seolah
tersenyum yang sepertinya menjadi calon istri putra Mahkota. Ah-Ri mengenggam
tangannya, ia berkata dalam hatinya : “Dua matahari, dan satu bulan. Aku doakan
kalian semua tetap aman”
Gong di bunyikan, eksekusi pun dimulai dimana Ah-Ri ditarik oleh
empat sapi yang berjalan dalam empat sisi yang berlainan. Ah-Ri menahan sakit
dan mengeluarkan air mata. Jang Nok Young terlihat begitu cemas menutup matanya
melihat sahabatnya dieksekusi tersebut. Ah-Ri kemudian ditarik oleh empat sapi
tersebut keatas dan tiba-tiba bayangan tentang Ah-Ri memudar menjadi putih.
Tepat saat
Ah-Ri mati, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi yang baru lahir. Ny. Shin
dan kakak Laki-laki bayi itu terpesona dan memuji kecantikan sang bayi, yang
terlihat cantik seperti bulan. Jang Nok Young mengubur Ah-Ri disebuah kuburan
pedesaan dan mengingat permintaan terakhir Ah-Ri untuk melindungi seorang anak
untuknya. Bulan terlihat begitu gelap namun tiba-tiba bersinar.
Waktu pun berlalu……..
Dan di Istana terlihat sebuah halaman yang dipersiapkan untuk
sebuah upacara untuk merayakan kelulusan para cendekiawan muda yang telah lulus
ujian negara. Beberapa koki masak telah menyiapkan hidangan mereka dan
menaruhnya dihalaman tersebut. Seorang pejabat memeriksa persiapan untuk
upacara tersebut dan menemukan bahwa mereka kehilangan payung merah dan buah-buahan
yang tiba-tiba menghilang.
Kasim Hyung Sung tiba untuk membawa Putra Mahkota keluar dari
ruangannya, namun Putra Mahkota tidak berada disana. Kasim Hyung Sung panik dan
mencoba segera menemukan Putra Mahkota. Putra Mahkota Hwon bersembunyi diruang
penyimpanan dan menyamar dengan menggunakan pakaian rakyat biasa (sipil). Dia
mengeluarkan selembar peta dan membaca lokasi peta tersebut dan bermaksud
pergi.
Yeon Woo dan ibunya tiba diakademi kerajaan, Ibu meminta Yeon
Woo meletakan buku yang sedang ia baca karna mereka harus bergegas pergi untuk
dapat menonton kakaknya. Yeon Woo keluar dan tersenyum menatap akademi kerajaan
tersebut. Gadis itu sekarang berumur 11 tahun.
Para ulama muda berkumpul di depan halaman dimana upacara akan
segera dimulai.Yeon Woo dan ibunya bergegas masuk kedalam dan mencari-cari Heo
Yeom, kakak Yeon Woo. Heo Yeom termasuk salah satu cendekiawan yang lulus. Heo
Yeom menoleh kearah seorang ulama muda yang duduk diseberang jalan, Heo
Yeom tersenyum padanya,pria muda itu adalah Woon. Ibu menjelaskan bahwa Woon,
He Yeom dan Pangeran Yang Myung semua belajar pada suaminya, seorang Kepala
Sarjana akademi kerajaan.
Kasim
Hyung Sun bergegas memanggil pengawal istana untuk segera menemukan Putra Mahkota
sebelum raja mengetahui bahwa ia hilang. Raja tiba diruang ujian, dan semua
orang membungkukkan badan untuk mengorhmati kedatangannya hingga dibawa dengan
tandu sampai kemimbar. Sebuah kupu-kupu tiba-tiba datang dan terbang didekat
Yeon Woo, yang kemudian kupur-kupu tersebut terbang menuju Heon Woo yang
kemudian kembali kearah matahari.
Putra Mahkota berjalan keluar dengan menggunakan payung merah,
Putra Mahkota Lee Hwon tahu jika ia menggunakan payung merah dengan warnanya
sendiri, ia tidak akan terbakar dari sinar matahari.
Upacara pun dimulai, dimana mulai dibacakan para ulama yang
lulus dalam ujian dan bela diri. Woon meraih peringkat atas, sedangkan Heo Yeom
meraih peringkat sebagai sarjana sipil peringkat atas. Ayah yeon woo melirik
bangga pada anaknya, sementara Yoon Dae Hyung yang berdiri di sebelahnya
melirik dengan dengki. Sepertinya ayah Yeon Woo mulai memegang peranan penting
di istana hingga Yoon berasa iri.
Ny. Shin gembira melihat wajah suaminya yang sumringah, dan
berceloteh dengan Yeon Woo. Sampai ia berbalik dan menyadari bahwa Yeon Woo
telah menghilang. Ternyata Yeon Woo mengikuti terus kupu-kupu tersebut yang
berjalan masuk kedalam istana.
Yeon Woo sibuk mengikuti kupu-kupu tersebut. Hingga ke sebuah
halaman tempat dimana Hwon sedang mengendap-endap naik tangga hendak melewati
tembok. Yeon Woo tidak menyadari keberadaan Hwon disana. Sementara Hwon untuk
sesaat terpukau melihat kecantikan Yeon Woo. Kupu-kupu itu terbang melintasi
tangga Hwon. Yeon Woo berhenti sejenak dan baru melihat Hwon yang berdiri di
tengah tangga.
Hwon
kehilangan keseimbangan pada kaki tangga yang ia pijak, dan jatuh tepat diatas
tubuh Yeo Won. Payung merah milik Lee Hwon mengapung tepat diatas mereka
sebelum terbang jauh. Lee Hwon dan Yeo Woon tertidur sejenak dalam pelukan. Dan
ketika mereka membuka mata, mereka cepat-cepat beranjak untuk menghilangkan
rasa kikuk. Lee Hwon membersihkan tenggorokannya dan bertanya-tanya bagaimana
bisa Yeon Woo datang kesini? Yeon Woo balik bertanya mengapa Lee Hwon menaiki
dinding tembok istana yang tinggi. Lee Hwon bersikap sombong mengatakan kalau
hanya dia saja yang boleh mengajukan pertanyaan. Yeo Won menatap Lee Hwon tajam
dan akhirnya Yeon Woo memberitahukan alasan kenapa ia berada disini yaitu untuk
melihat saudaranya yang telah lulus ujian perguruan tinggi Negara diistana.
Lee Hwon tidak percaya atas ucapan Yeon Woo, namun Yeon Woo siap
untuk memanggil para penjaga istana dan berbelok mengatakan Hwon adalah seorang
pencuri. Hwon menyadari bahwa hal itu tidak terlihat baik pada dirinya, karna
ia membawa sebuah kantung berisi dan berusaha untuk memanjat dinding melarikan
diri. Lee Hwon berbohong mengatakan kalau ia datang kesini karna untuk
menyaksikan upacara juga.
Ketika Lee Hwon duduk dan hendak mengambil kantung miliknya,
kantung tersebut jatuh ketanah dan isinya berhamburan keluar. Itu adalah
barng-barang yang hilang seperti cangkir, permen, dan kuas kaligrafi. Yeon Woo
menatap curiga sementara Hwon berusaha memikirkan alas an lain. Tapi Yeon Woo
langsung berteriak memanggil penjaga istana. Hwon buru-buru menutup mulut Yeon
Woo dengan tangannya dan menarik tangan Yeon Woo berlari kebelakang dan membawa
Yeon Woo mengikutinya. Hwon membawa Yeon Woo kesebuah Paviliun kecil dekat
sebuah danau yang indah, Yeon Woo kesal kenapa ia harus mengikuti Lee Hwon
pergi. Yeon Woo bertanya-tanya kenapa Lee Hwon tidak begitu sopan padanya. Hwon
mengatakan kalau ia lebih tua dua tahun dari Yeon Woo, dan ketika Yeon Woo
menegaskan bahwa dia baru berumur 11 tahun, Lee Hwon mengatakan kalau ia sudah
berumur 13 Tahun.
Yeon Woo masih berniat melaporkannya. Akhirnya Hwon mengaku
kalau ia hendak keluar dari istana untuk mencari kakak laki-lakinya. Ia
menjelaskan bahwa ia disini datang untuk melihat sarjana seni bela diri atas…….
Yeon Woo mengatakan kalau Hwon berbohong, karna ia tahu jika sarjana bela diri
peringkat atas adalah teman baik kakaknya, dan Woon sama sekali tidak memiliki
adik.
Lee Hwon akhirnya mengakui kebenarannya bahwa ia melarikan diri
keluar istana untuk mencari kakaknya, dan Woon bukanlah kakaknya. Lee Hwon
menceritakan dengan sedih tentang kakaknya mengatakan meskipun mereka berasal
dari dua ibu yang berbeda, namun ia selalu memperlakukan dirinya dengan baik.
Kilas balik
:
Saat
Lee Hwon kecil sedang bermain dengan kakaknya Pangeran Yang Myung berlatih
pedang. Kakak Hwon sangat pintar dalam pelajaran maupun beladiri tapi karena ia
lahir dari seorang selir dan juga bukan anak sah, maka ia tidak bisa mengikuti
ujian sipil kenegaraan, ataupun mengejar karir di dunia politik, bahkan ia
tidak mendapatkan cinta ayahnya.
Lee Hwon sedih karna ia melihat kakaknya tidak memiliki masa
depan yang baik dan tidak memiliki kasih sayang dari ayah mereka. Dan Hwon
menyimpulkan sendiri, “Alasan kenapa ia harus hidup seperti ini adalah karena
diriku". Hal inilah yang membuat kakaknya begitu menderita, Dan kakaknya
tidak datang mengunjungi dirinya dalam beberapa waktu sehingga dia sangat ingin
bertemu dengan kakaknya Pangeran Yang Myung.
Yeon Won berpikir jika Hwon tidak perlu untuk menyalahkan
dirinya sendiri. Karna nasib mereka sudah diputuskan dan mereka tidak harus
menyalahkan apapun karna hal itu tidak bisa berubah. Jika Hwon begitu mencintai
kakaknya, maka kakak Lee Hwon pasti tidak akan menyalahkan hwon untuk semua hal
dalam hidupnya. Hwon mengangguk tersenyum mengerti ucapan Yeon Woo.
Yeon Woo mulai berbicara panjang lebar tentang aturan stuktur
Joseon, seperti tentang saudara-saudara yang dibesarkan secara terpisah,
perempuan tidak diperbolehkan berpendidikan, dan hal itu sungguh tidak adil.
Hwon menatap Yeon Woo, sampai ia menyadari bahwa Yeon Woo terus mengkritik
raja. Hwon menggoda Yeon Woo mengatakan kalau ia akan melaporkan hal itu pada
raja.
“Apa kau bilang politik raja semua salah?” goda Hwon,
“seharusnya aku yang memanggil penjaga istana”.
Yeon Woo panik mendengar hal itu dan memohon agar Hwon tidak
melakukannya. Hwon setuju untuk tidak melaporkan ucapan Yeon Woo jika Yeon Woo
berhenti menyebutnya seorang pencuri. Karna semua yang berada dalam tas
ranselnya adalah miliknya. Yeon Woo bertanya-tanya bagaimana Hwon bisa membeli
semua barang-barang mewah tersebut? Hwon jengkel mendengar hal itu dan akan
mengatakan kalau dia adalah joseon...namun hal itu terhenti dan ia meralatnya
menjadi seorang penjaga Interior.
“Karena aku adalah……… aku adalah……….. penjaga interrior”
hhfftttt
Ibu Yeon
Woo menangis saat ia meminta penjaga untuk membantunya menemukan putrinya. Dia
tiba-tiba melihat putrinya berjalan-jalan dengan Putra Mahkota. Yeon Woo
melihat ibunya dan memanggilnya. Ibu Yeon Woo berlari turun mengejar putrinya
dan memeluknya untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja.
Pengawal yang dimintai bantuan oleh Ibu Yeon Woo lalu turun
mendekati Lee Hwon. Lee Hwon memintanya untuk diam tidak mengatakan indentitas
dirinya, mengatakan kalau ia hanya bermain bersama dengan Yeon Woo. Pada Yeon
Woo, Hwon mengatakan kalau dia sudah meminta maaf kepada kepala Penjaga istana
karna telah mencuri barang tersebut dan kemudian ia bergegas membawa penjaga
tersebut pergi bersamanya.
Ketika Yeo Won pergi bersama ibunya meninggalkan istana, seorang
pelayan wanita dari istana berlari mengejarnya untuk memberikan sebuah hadiah,
yang berisi catatan dari Lee Hwon. Pelayan tersebut mengucapkan kata-kata yang
diucapkan Hwon untuk Yeon Woo yang menyuruhnya untuk berhati-hati terhadap
jalan malam dimasa depan (yang berarti bahwa jika mereka bertemu satu sama lain
kelak tidak bermain-main lagi). Yeo Won mengambilnya dan kemudian pergi bersama
ibunya yang dibawa oleh pelayan mereka menggunakan tandu.
Hwon telah
kembali menjadi Putra Mahkota dengan jubah kebesaran pangeran, dan mendapatkan
beberapa ceramah dari ayahnya (Raja) yang menuntut untuk tahu alasan mengapa
Hwon mencoba menyelinap keluar istana. Hwon mengatakan kalau ia merindukan
saudaranya Pangeran Yang Myung dan ingin belajar padanya.
Hwon mengatakan kalau ia terus belajar dengan para guru-guru,
maka hal itu tidak akan membuatnya merasa senang, tidak ada perdebatan dan ia
tidak akan mengerti tentang dunia luar. Raja lalu memanggil semua pejabat untuk
membimbing Putra Mahkota dari jalan yang sesat hingga membuat mereka terbakar.
Mulai sekarang Hwon dilarang meninggalkan istana. Dan seorang sarjana baru akan
dipekerjakan untuk mengajar Hwon.
Ratu Yoon (ibu suri) bertemu dengan Dae Hyung kembali sambil
memperhatikan tanaman bonsai miliknya yang ditanam dalam pot. Dia mengatakan
kalau pertumbuhan tanaman didalam pot akan sangat sulit tumbuh dan meningkat
seperti yang terlihat, Ratu Yoon mengatakan kalau Raja telah menolak semua guru
yang mengajar untuk Putra mahkota dan akan mencari guru baru untuknya. Ratu
Yoon mengingatkan bahwa posisi tersebut sangat penting dan harus diisi oleh
orang yang benar, karna orang yang akan ia didik adalah raja Joseon berikutnya.
Ratu Han
(Ibu Lee Hwon) memohon pada raja untuk mengizinkan Pangeran Yang Myung memasuki
istana dan bersama-sama dia menghabiskan waktu bersama Hwon. Raja melarang Hwon
untuk bertemu dengan Pangeran Yang Myung, dan bagi raja hal itu akan membuat
Hwon kehilangan saudaranya lagi. Hal ini tidak pernah merubah pikiran raja,
karna ia selalu berada diatas takhta dan perintahnya tidak bisa diganggu gugat.
Raja menolak permintaan Ratu Han.
Ratu Han berjalan kembali kekamarnya, dan ia berpapasan melewati
permaisuri Park (Ibu Yang Myung) yang sedang berjalan dihalaman. Keduanya
sangat sopan dan terlihat satu sama lain saling memperdulikan. Dengan meminta
maaf permaisuri Park mengatakan kalau Pangeran Yang Myung telah menjadi sumber
masalah, sementara Ratu han mengatakan kalau hal itu bukanlah kesalahan
Pangeran Yang Myung. Ratu bertanya tentang Pangeran Yang Myung yang sedang
keluar berpergian, dan ingin mengunjunginya ketika telah diizinkan kembali
keistana.
Pangeran
Yang Myung terlihat berpakaian seperti seorang pemburu dan menjual dua ayam
liar pada salah seorang pedagang untuk mendapatkan uang. Yang Myung
memperhatikan orang-orang yang mengantri (berbaris rapi) dan bertanya-tanya apa
yang sedang mereka lakukan dan tunggu. Pedagang tersebut mengatakan kalau
mereka ingin bertemu dengan seorang dukun kecil yang telah buta delapan tahun
yang lalu, ia memiliki kekuatan untuk melihat masa depan dan bisa menyembuhkan
penyakit dengan hanya melihat orang tersebut.
Seorang
shaman wanita Jang Nok Young tiba ditempat yang sama, salah seorang perempuan
muda memberitahukan Jang Nok Young jika orang yang mengaku sebagai seorang
dukun kecil yang hebat tersebut telah menipu banyak orang-orang kecil. Jang Nok
Young berjalan kebagian depan mengantri melihat dukun kecil namun dihentikan
Pangeran Yang Myung yang mengatakan kepadanya untuk menunggu gilirannya. Jang
Nok Young melihat Pangeran Yang Myung dan berpikir tentang apa yang ia lihat
bahwa ia melihat ada matahari lain selain joseon (Dua matahari yaitu Lee Hwon
dan Pangeran Yang Myung kah?)
Tiba
giliran Pangeran Yang Myung yang berpura-pura berjalan terseok-seok seolah
bahwa dia terluka kakinya dan berjalan terseok-seok mendekati dukun kecil
tersebut. Anak itu mengatakan kalau dia bisa melihat cahaya Yang Myung yang
merupakan warna emas gelap. Jang Nok Young ikut mendengarkan hal itu, Tiba-tiba
Yang Myung berdiri dan memperlihatkan lukanya pada dukun kecil tersebut, bahwa
ia tidak cedera sama sekali melainkan hanya tergores kecil pada tangannya.
Yang Myung
mengatakan pada dukun kecil tersebut agar membukakan matanya dan ia akan
memberinya kue. Dengan cepat tangan dukun kecil tersebut meraih kue Yang Myung
dan memasukan kemulutnya, tanpa sadar dukun kecil tersebut membukakan matanya.
Ahjussi dari dukun kecil tersebut kesal karna ia telah melakukan kesalahan.
Orang-orang mulai menyadari jika hal itu hanyalah sebuah penipuan dan mencoba
membuat kerusuhan.
Beberapa
orang saling merebutkan uang mereka masing-masing, melihat hal itu Yang Myung
segera mengambil dukun kecil tersebut menggendongnya dan membawanya menjauh.
Yang Myung membawanya berjalan menuju desa untuk segera membawanya
kedokter. Yang Myung segera dikelilingi beberapa preman yang mengambil
gadis kecil itu kembali. Syukurlah Nok Young datang pada pria yang mengambil
gadis kecil tersebut dan mencoba mengajaknya berbicara untuk mendapatkan jalan
keluar.
Yang Myung
mengatakan pada para preman tersebut bahwa ia akan dinobatkan sebagai ahli
pedang seni beladiri, dari periode pemeriksaan ini. Para preman
mentertawakannya, mengatakan pada Yang Myung jika dia adalah seorang guru ahli
beladiri, maka ayahnya juga harus menjadikan dia sebagai raja. Pria tersebut
melemparkan pukulan kewajah Yang Myung yang berakhir membuat Yang Myung
terjatuh ketanah.
Yang Myung mendesah kesakitan dan mencoba bangun. Dia mencoba
memberitahu pada preman tersebut bahwa ia sangat kenal dengan raja, dan raja
tidak akan memaafkan para preman tersebut untuk anaknya. Yang Myung dipukul
kembali dan terjatuh. Preman tersebut lalu menarik kerah baju Yang Myung, dan
posisi Yang Myung dalam kesulitan karna ia sendirian mencoba menghadapi
beberapa preman. Mereka tertawa mengejek Yang myung dan kemudian memukulnya,
Yang Myung terlempar jatuh ketanah dengan tubuh terlentang, bibirnya berdarah.
Ia lalu bangkit dan memukuli satu persatu setiap preman tersebut. Yang Myung
memukuli satu persatu para preman, dan salah seorang dari preman mencoba
menyerangnya dengan senjata. Namun para preman tersebut akhirnya dibuat Yang
Myung tidak berkutik.
Kemudian Malam itu, Yang Myung berdiri diluar istana, dan
bergumam sendiri mengucapkan selamat malam untuk ayahnya (Raja) bahwa ia telah
kembali dari perjalanannya. Dia mengatakan menyesal bahwa ia tidak bisa melakukan
penghormatan secara pribadi kepada ayahnya. Yang Myung tersenyum pahit.
Lee Hwon berdiri diluar istana menatap langit . Setiap gerakan
yang ia buat dilakukan oleh semua para pengawal istana dan pelayannya layak
seperti burung beo. (Mengikuti langkah setiap apa yang dilakukan Lee Hwon).
Hwon
mengatakan pada mereka agar mereka tidak perlu khawatir, kalau ia tidak akan
melarikan diri lagi. Hwon tiba-tiba melihat bunga sakura yang jatuh dari langit
dan hal itu mengingatkannya pada Yeon Woo saat insiden jatuh dari tembok istana
dan memeluk Yeon Woo tanpa sadar.
Lee Hwon
bertanya-tanya sendiri apakah Yeon Woo akan menjadi marah saat ia mengetahui
kalau dirinya adalah Putra Mahkota. Ia lalu berpikir kembali bahwa ia tidak
mungkin bertemu lagi dengan Yeon Woo. Namun tiba-tiba mata Hwon tertuju pada
payung merah yang seolah-olah terbang dan mengambang diatas pohon.
Yeon Woo duduk dikamarnya sambil membaca pesan hwon yang
dikirimkan melalui pelayan istana ketika itu, ia membaca surat tersebut
"Jika di lukis bundar, jika di tulis persegi. Kelinci hidup, ayam
mati". Yeon Woo merenungkan arti dari pesan Hwon tersebut. Lalu pelayan
Yeon Woo (Seol) masuk membawakan minuman untuknya, Yeon Woo bertanya maksud
tersebut pada Seoul, namun sama sekali tidak menemukan jawaban yang tepat “jika
ayam mati maka siapa yang akan membangunkan kita pagi-pagi”.
Yeon Woo duduk dikamarnya sambil membaca pesan hwon yang
dikirimkan melalui pelayan istana ketika itu, ia membaca surat tersebut
"Jika di lukis bundar, jika di tulis persegi. Kelinci hidup, ayam
mati". Yeon Woo merenungkan arti dari pesan Hwon tersebut. Lalu pelayan
Yeon Woo (Seol) masuk membawakan minuman untuknya, Yeon Woo bertanya maksud
tersebut pada Seoul, namun sama sekali tidak menemukan jawaban yang tepat “jika
ayam mati maka siapa yang akan membangunkan kita pagi-pagi”.
Sementara
itu Pangeran Yang Myung berjalan didalam gelap dan kemudian ia memanjat keatas
pohoh, tersenyum dan menatap rumah keluarga Yeon Woo. Ia memperhatikan Yeon Woo
keluar dari kejauhan.
Yeon Woo
keluar dari kamarnya membawa surat Hwon dan membacanya dengan segala arah,
mungkinkah itu pesan yang disampaikan Hwon sebagai surat rahasia, namun ia
tetap tidak menemukan apapun artinya. Sambil terus memikirkan artinya. Ia terus
berfikir dan sadar bahwa bukan ayam/kelinci tapi “Lahir pagi hari, dan mati
malam hari”. Lalu pa yang di lukis bundar, dan di tulis kotak? Ia ingat
kata-kata Hwon “Aku adalah……….”
“Matahari”
gumam yeon woo terjatuh dan kaget menemukan bahwa Hwon adalah matahari (Putra
Mahkota) dari Joseon.
Sementara itu diluar istana Hwon masih bertanya-tanya apakah ia bisa
bertemu kembali dan melihat Yeon Woo lagi. Yeon Woo berpikir untuk dirinya
sendiri bahwa hal itu menjadi suatu kehormatan bagi dirinya sendiri untuk bisa
melihat Lee Hwon lagi. Yang Myung tersenyum sendiri saat ia terus memperhatikan
Yeon Woo dari atas pohon. Dan keluar dari dalam pikiran Yang Myung "Itu
bagus untuk bertemu kembali, Heo Yeon Woo........"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar