Princess Mimi. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

^^ Baca ini dulu ^^

Perhatian !!


Dengan Hormat, kepada teman-teman sesama blogger semua. Mohon untuk tidak meng-CP (CoPas) artikel dalam blog ini. Tapi jika ingin mengikuti blog saya ini, silahkan me-Link Url alamat situs blog saya http://mimi.cupcup.blogspot.com/


Terima kasih



TTD

Princess Mimi

TM E TS "Episode 1"

Hanya Ada Satu Bulan dan Satu Matahari



Prolog :

“The Moon Embracing The Sun” adalah drama fantasi sejarah (sageuk) dengan latar zaman Dinasti Joseon. Pangeran Lee Hwon (Kim Soo Hyun) dan saudara tirinya, Pangeran Yang Myung (Jung Il Woo) jatuh cinta pada gadis yang sama, seorang dukun (shaman) bernama Wol (Han Ga In). Wol, yang nama aslinya adalah Yeon Woo, adalah seorang putri mahkota dari sebuah keluarga kaya yang bertunangan dengan Pangeran Lee Hwon. Wol dijebak dan “dieksekusi” oleh mereka yang cemburu dan takut akan kecantikan dan kecerdasannya.




Hari berubah menjadi malam, terdengar suara wanita (ibu suri) : "dimasa lalu, ada dua matahari dan bulan. Hal itu sangat membakar panas disiang hari, dan pembekuan pada malam hari. Dunia berada dalam kekacauan, Pada waktu itu pahlawan muncul dan menembak jatuh satu matahari dan satu bulan, memulihkan ketertiban dan perdamaian dunia".

Ratu Yoon (Ibu dari Raja Seongjo) duduk minum teh bersama keponakannya, Yoon Dae Hyung, ibu suri (Ratu Yoon) berkata mereka tidak bisa setiap saat menunggu munculnya seorang pahlawan. Ibu suri ingin kemenakannya itu menjadi pahlawan itu. Karna hanya boleh ada satu matahari di langit, maka satu lagi harus di lenyapkan.
  



Matahari melambangkan Raja. Saat itu adalah masa pemerintahan Raja Seongjo. Adik tiri Raja, Pangeran Uisung, di anggap ibu Suri sebangai pengancam tahta anaknya walau keduanya memiliki hubungan yang baik. Pangeran Uisung dianggap matahari kedua. 

Sekelompok penyusup bersenjata yang berpakaian serba hitam berjalan sembunyi-sembunyi melakukan rencana disaat malam gelap menyelinap dan masuk kesebuah perkebunan besar. Mereka menempatkan segel didinding (seperti sebuah jimat/kutukan) dan mengubur sebuah buku didalam tanah. Satu penyusup diam-diam masuk kedalam ruangan namun menemukan bahwa tempat itu kosong. Selama perkelahian, Pangeran  terkena anak panah.


Tiba-tiba seorang wanita terbangun dari tidurnya dengan terengah-engah ditengah malam, Dia adalah Ah-Ri, seorang shaman /ahli roh. Dia mengetahui jika Pangeran Uisung berada dalam bahaya dan bersikeras untuk pergi keperkebunannya ditengah malam. Salah seorang wanita lagi yang juga sesama shaman dengannya bernama Jang Nok Young mengikutinya mencoba menghentikan kepergian Ah-Ri kesana. Tetapi Jang Nok Young tiba-tiba berhenti dan takut saat menatap bulan yang cerah tiba-tiba hilang dan menjadi gelap. Dia melihat bulan yang bersembunyi dari awan dan setelah itu tiba-tiba bulan menghilang.



Pangeran Uisung berjuang melawan para penyusup yang masuk kedalam rumahnya. dia berjuang dengan gagah berani meskipun dalam keadaan terluka. Dan saat Pangeran Uisung mencoba menusukan pedangnya kesalah seorang penyusup, tiba-tiba penyusup lain yang berada dibelakangnya mengibaskan pedang ketubuh Pangeran Uisung. Pangeran Uisung terduduk lemah menahan lukanya,dan salah seorang penyusup lain mengibaskan pedang Pangeran Uisung hingga terlempar jauh darinya. Pangeran Uisung lemah, Penyusup tersebut hampir saja menikamkan pedangnya ketubuh Pangeran namun terhenti oleh seseorang.

Dia adalah Yoon Dae Hyung, yang pernah bersekutu dengan pangeran Uisung, ia memberitahukan Pangeran Uisung bahwa mereka telah menemukan pendukung yang lebih baik darinya. Yoon Dae Hyung berniat akan mendukung raja selanjutnya. Pangeran Uisung mengejek Dae Hyung sebagai hewan seperti anjing dan babi yang begitu haus kekuasaan,serta mengancam Dae Hyung bahwa ia akan memberitahu kebenaran tentang hal ini pada raja.


Yoon Dae Hyung terlalu kejam hingga tidak memberikan kesempatan pada Pangeran Uisung untuk bertemu raja, karna hal itu sudah terlalu cukup baginya. Saat Dae Hyung hendak membunuh Pangeran Uisung ia mengatakan bahwa ia telah mengirim seseorang untuk membunuh tangan kanan Pangeran agar bisa menjaga Pangeran Uisung diakherat. Kita melihat bahwa tangan kanan Pangeran Uisung yang sedang duduk membaca surat tiba-tiba digantung oleh seseorang yang tidak terlihat, ia mengerang mencoba melepaskan diri. Namun ikatan tersebut terlalu kuat. Pangeran Uisung mencoba melawan Dae Hyung, namun Dae Hyung telah lebih dulu mengibaskan pedangnya menggorok leher Pangeran Uisung.


Shaman Ah-Ri melihat hal itu dengan bersembunyi diatas dinding atap perkebunan, ia menutup mulutnya yang tak kuasa melihat kematian Pangeran Uisung. Pangeran Uisung terkapar tak bernyawa. Dae Hyung merasa senang setelah melakukan hal itu,ia menatap pedangnya yang berlumuran darah dan menyadari bahwa ada seseorang yang melihatnya. Dia harus membunuh orang yang telah melihatnya melakukan hal itu. Dae Hyung teriak meminta semua anak buahnya untuk mengejar dan membunuh Ah-Ri.
 


Ah-Ri mencoba melarikan diri dari para penyusup yang hendak membunuhnya hingga ketepi jurang. Namun ia terhenti saat menatap jurang tersebut begitu dalam, Ari menoleh kebelakang mendapatkan bahwa para penyusup telah berada tak begitu jauh untuk membunuhnya. Salah seorang penyusup memainkan pedangnya namun tiba-tiba Ah-Ri tergelincir dan jatuh kejurang. Para penyusup turun kebawah untuk mencarinya namun tidak menemukan apapun kecuali ikat rambut berwarna merah. Mereka mengetahui bahwa ikat rambut tersebut adalah milik seorang anggota kerajaan dari kantor astrologi (ilmu perbintangan). Kepala penyusup memerintahkan agar mereka segera menemukan pemilik ikat rambut tersebut dan segera dibunuh.

 

Dari kantor Astrologi kerajaan, kepala shaman mengumpulkan semua anggotanya untuk menghitung semua shaman yang ada, ia menemukan bahwa Ah-Ri menghilang. Ia menatap Jang Nok Young (pemeran di wedding dress) dan menuntut untuk memberitahu keberadaan Ah-Ri sekarang.


Ratu Yoon (ibu suri) dan Dae Hyung mendiskusikan apa yang harus mereka lakukan dengan Ah-Ri, dimana Ah-Ri melihat kejadian yang mereka lakukan malam ini. Bagaimanapun mereka harus membunuh  Ah-Ri walaupun ia dianggap adalah shaman muda yang paling berbakat dan bisa menjadi penerus kepala Shaman. Mereka harus menyingkirkan Ah-Ri. Ratu Yoon menyadari bahwa Ah-Ri bekerja untuk Pangeran Uisung dan mereka memiliki hubungan yang dianggap sesuatu telah terjadi. Mereka akhirnya memutuskan untuk menggunakan alasan ini untuk keuntungan mereka. Mereka akan mengatakan bahwa Ah-Ri menggunakan kutukannya untuk membuat Pangeran Uising disukai raja. Karna kepala Shaman adalah kaki tangan Ratu Yoon, maka mereka bisa dengan mudah melakukan rencana ini yang bisa membuat Ah-Ri jatuh.

Para pejabat pengadilan melaporkan peristiwa kematian Pangeran Uisung dan orang yang sangat setia pada raja ditemukan tak bernyawa, Raja membaca surat yang ditemukan oleh pejabat saat menemukan kaki tangan Pangeran Uisung bunuh diri, disitu tertulis bahwa mereka telah menyalahkan diri mereka karena telah melakukan perencanaan pemberontakan terhadap raja. Raja tidak percaya dengan semua ini.

 

Kepala shaman dipanggil untuk menemui raja. Ia diperintahkan untuk menjelaskan isi jimat yang ditemukan di kediaman Pangeran Uisung. Kepala shaman (yang sudah bersekutu dengan Yoon Dae hyung) dia mengatakan jimat ini untuk mengambil kekuatan Matahari (Raja). Kepala Shaman menjelaskan jika jimat itu dibuat oleh Ah-Ri. Raja memerintahkan pejabat untuk segera menemukan Ah-Ri.

Seorang wanita bangsawan yang sedang hamil tua dibawa dalam tandu. Wanita itu adalah Nyonya Shin. Mereka melewati hutan ketika Ah-Ri sedang melarikan diri dan tubuhnya penuh luka. Ah-Ri ambruk saat ia berada tepat didepan Tandu seorang wanita yang sedang hamil tua. Pelayan wanita tersebut teriak ketakutan saat menemukan Ah-Ri yang pingsan dengan banyak luka, mereka keluar untuk membantu Ah-Ri namun bingung karna tandu tersebut hanya muat untuk tuannya (Nyonya Shin). Nyonya Shin meminta pelayannya untuk membawa Ah-Ri ke dalam tandu miliknya dan membawa ketempatnya walau diprotes oleh pelayannya.


Di tembok masuk kota, para pengawal sedang memperhatikan setiap orang yang masuk. Mereka mencari Ah-Ri. Iringan tandu Nyonya Shin masuk di pintu kota. Pengawal memperlihatkan gambar wajah Ah-Ri pada pelayan Nyonya Shin. Untunglah pelayan menyangkal bahwa dia tidak pernah melihat Ah-Ri. Tapi pengawal merasa curiga dan menyuruh nyonya Shin keluar karena mereka hendak memeriksa tandu. Nyonya Shin menolak untuk keluar dengan alasan bahwa dia sedang hamil tua dan setiap saat bisa melahirkan. Mereka berubah sikap dan buru-buru mempersilahkan tandu itu pergi. Ternyata Ah-Ri bersembunyi dibawah hanbok Nyonya Shin.


Tapi baru beberapa langkah tiba-tiba penjaga melihat ada darah yang tercecer ditanah dari sisi tandu. Ia kaget dan memerintahkan anak buahnya untuk menghentikan tandu itu lagi dan membuka jendelanya. Tapi yang terlihat hanya Ny. Shin yang sedang menahan  rasa sakit di perutnya. Pelayan Ny. Shin terlihat panik dan ketakutan. Ia meminta pada penjaga untuk segera membukakan gerbang dan berpura-pura mengatakan jika tuannya hendak melahirkan. Mendengar hal itu, segera Penjaga istana membukakan gerbang dengan cepat dan membiarkan mereka lewat.


Setelah mereka masuk kedalam dan suasana aman, Ah-Ri kemudian keluar dari tandu tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada Ny. Shin karna telah menyelamatkan nyawanya yang tak begitu berharga itu. Ari mengatakan pada Ny. Shin bahwa bayi yang ada di dalam kandungannya itu adalah bayi perempuan yang cantik seperti bulan.

Ny. Ah-Ri sangat senang begitu mendengar ucapan Ah-Ri, ia benar-benar sangat menginginkan seorang bayi perempuan. Ah-Ri lalu mendapat penglihatan akan masa depan bayi itu. Ah-Ri mengatakan kalau gadis itu kelak akan memiliki takdir yang sangat tinggi, dia melihat masa depan takdir bayi itu, ia melihat dimana Yeon Woo bertemu dengan Putra Mahkota, lalu kemudian ia melihat Yeon Woo mengerang kesakitan seakan menatap cahaya bulan dan kemudian ia melihat sebuah gundukan tanah yang sepertinya Yeon Woo mati.

 

Ah-Ri terkesiap setelah melihat masa depan calon bayi Ny. Shin, namun Ah-Ri tidak memberitahu apa yang telah dilihatnya. Ah-Ri mengucapkan terima kasih sekali lagi pada wanita itu, dan dia selamanya akan berterima kasih.

Setelah wanita tersebut naik ketandu dan mulai melakukan perjalanannya kembali, Ah-Ri berlari mengejarnya dan mengatakan kalau dia siap mati, demi melindungi putri Ny. Shin itu kelak selamanya. Ny. Shin tersenyum dan mengangguk kemudian  pergi.

Ah-Ri kemudian berjalan pergi dengan kaki yang terluka, ia berjalan tersandung-sandung melewati beberapa tempat untuk berjalan pulang, namun sial bagi Ah-Ri. Karna penyusup yang membunuh Pangeran Uising menemukannya. Dia diseret kembali kepengadilan dimana dia disiksa untuk membuatnya mengakui bahwa ia telah membuat jimat untuk raja. Ah-Ri terus mengerang kesakitan, semua rekan shaman hanya bisa menyaksikan Ah-Ri disiksa dan kesulitan untuk bisa membantu. Yoon Dae Hyung yang memimpin interogasi,  mengawasi penyiksaan dan menyuruh Ah-Ri untuk menjelaskan jimat itu untuk apa. Ah-Ri yang kondisinya sudah lemas berkata bahwa dia tidak tahu apapun. Ia menyangkal semua tuduhan yang di tujukan padanya. 

 

Yoon Dae Hyung kesal dengan jawaban Ah-Ri dan  menyebut Ah-Ri adalah seorang penghianat. Ah-Ri sangat marah dan jijik menatap Dae Hyung mengatakan kalau ia ingin meminta bukti jika dirinya adalah seorang penghianat. Dengan tatapan murka dan lantang seraya menggeram Ah-Ri berkata pada Yoon Dae Hyung : “Kau pikir hanya aku yang melihatnya, bukan ?! Kau salah, kau penjahat... Bulan melihatmu. Bukan hanya darah pria itu yang terserap di pedangmu malam itu. Cahaya bulanpun terserap kedalamnya. Tunggu dan lihat !! suatu hari nanti kejahatanmu akan diungkap di bawah sinar bulan !


Yoon Dae Hyung terlihat marah oleh ucapan Ah-Ri, Ia lalu memerintahkan penjaga untuk melanjutkan penyiksaan itu. Jang Nok Young menggeleng lemah memberi isyarat meminta bantuan pada kepala Shaman untuk membantu Ah-Ri, namun kepala Shaman seolah bersikap tenang.

Malam itu, Ah-Ri dimasukan kedalam penjara. Jang Nok Young menyelinap masuk dengan menyogok salah seorang penjaga untuk mengunjungi Ah-Ri. Sambil menangis, Shaman jang berkata Ah-Ri telah bersikap bodoh karena membiarkan cinta membawanya ke kediaman Uisung malam itu. Ah-Ri mengatakan bahwa dia tidak pernah menginginkan Pangeran Uisung menjadi seorang raja, dan juga ia tidak melakukan kutukan tersebut. Jang Nok Young merasa sedih karna tak berdaya, dia tidak bisa menyelamatkan Ah-Ri. Ah-Ri mengatakan kalau ini adalah takdir Tuhan.

Ah-Ri menggenggam tangan Jang Nok Young dan memintanya untuk melindungi seorang anak untuknya, ia mengatakan jika anak tersebut adalah anak yang akan dihancurkan oleh sinar matahari jika ia terlalu dekat. Jang Nok Young bertanya siapa nama anak yang harus ia lindungi tersebut, tapi Ah-Ri hanya mengatakan jika anak tersebut adalah seorang anak yang kehidupannya hampir berakhir. Lalu Jang Nok Young segera diseret oleh penjaga yang membantunya karna khawatir akan keselamatan mereka. Ari meneteskan air matanya.

 

Keesokan harinya, pagi itu Ah-Ri dibawa keluar untuk dilakukan eksekusi kematiannya. Hukuman ini sangat kejam. Dia diletakan ditanah dengan kaki dan tangan yang di ikat dengan empat sapi yang telah dipersiapkan untuk melakukan eksekusi padanya dengan arah yang berlawan. Dia menatap langit yang tampak terlihat matahari yang bersinar, dan tiba-tiba matahari tersebut membelah menjadi dua bagian, ia menatap matahari tersebut seolah melihat kemasa depan dimana ia melihat dua orang anak remaja kakak-beradik sedang berlatih pedang. Dia adalah Putra Mahkota dan Pangeran Yang Myung. Lalu dia juga melihat putrid Ny. Shin(Yeon Woo) juga terlihat disana yang sepertinya sedang dikelilingi beberapa penari topeng. Yeon Woo terlihat cantik dan seolah tersenyum yang sepertinya menjadi calon istri putra Mahkota. Ah-Ri mengenggam tangannya, ia berkata dalam hatinya : “Dua matahari, dan satu bulan. Aku doakan kalian semua tetap aman”

Gong di bunyikan, eksekusi pun dimulai dimana Ah-Ri ditarik oleh empat sapi yang berjalan dalam empat sisi yang berlainan. Ah-Ri menahan sakit dan mengeluarkan air mata. Jang Nok Young terlihat begitu cemas menutup matanya melihat sahabatnya dieksekusi tersebut. Ah-Ri kemudian ditarik oleh empat sapi tersebut keatas dan tiba-tiba bayangan tentang Ah-Ri memudar menjadi putih.


Tepat saat Ah-Ri mati, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi yang baru lahir. Ny. Shin dan kakak Laki-laki bayi itu terpesona dan memuji kecantikan sang bayi, yang terlihat cantik seperti bulan. Jang Nok Young mengubur Ah-Ri disebuah kuburan pedesaan dan mengingat permintaan terakhir Ah-Ri untuk melindungi seorang anak untuknya. Bulan terlihat begitu gelap namun tiba-tiba bersinar.


Waktu pun berlalu……..

Dan di Istana terlihat sebuah halaman yang dipersiapkan untuk sebuah upacara untuk merayakan kelulusan para cendekiawan muda yang telah lulus ujian negara. Beberapa koki masak telah menyiapkan hidangan mereka dan menaruhnya dihalaman tersebut. Seorang pejabat memeriksa persiapan untuk upacara tersebut dan menemukan bahwa mereka kehilangan payung merah  dan buah-buahan yang tiba-tiba menghilang.
Kasim Hyung Sung tiba untuk membawa Putra Mahkota keluar dari ruangannya, namun Putra Mahkota tidak berada disana. Kasim Hyung Sung panik dan mencoba segera menemukan Putra Mahkota. Putra Mahkota Hwon bersembunyi diruang penyimpanan dan menyamar dengan menggunakan pakaian rakyat biasa (sipil). Dia mengeluarkan selembar peta dan membaca lokasi peta tersebut dan bermaksud pergi.

 

Yeon Woo dan ibunya tiba diakademi kerajaan, Ibu meminta Yeon Woo meletakan buku yang sedang ia baca karna mereka harus bergegas pergi untuk dapat menonton kakaknya. Yeon Woo keluar dan tersenyum menatap akademi kerajaan tersebut. Gadis itu sekarang berumur 11 tahun.

Para ulama muda berkumpul di depan halaman dimana upacara akan segera dimulai.Yeon Woo dan ibunya bergegas masuk kedalam dan mencari-cari Heo Yeom, kakak Yeon Woo. Heo Yeom termasuk salah satu cendekiawan yang lulus. Heo Yeom  menoleh kearah seorang ulama muda yang duduk diseberang jalan, Heo Yeom tersenyum padanya,pria muda itu adalah Woon. Ibu menjelaskan bahwa Woon, He Yeom dan Pangeran Yang Myung semua belajar pada suaminya, seorang Kepala Sarjana akademi kerajaan.

 

Kasim Hyung Sun bergegas memanggil pengawal istana untuk segera menemukan Putra Mahkota sebelum raja mengetahui bahwa ia hilang. Raja tiba diruang ujian, dan semua orang membungkukkan badan untuk mengorhmati kedatangannya hingga dibawa dengan tandu sampai kemimbar. Sebuah kupu-kupu tiba-tiba datang dan terbang didekat Yeon Woo, yang kemudian kupur-kupu tersebut terbang menuju Heon Woo yang kemudian kembali kearah matahari.

 

Putra Mahkota berjalan keluar dengan menggunakan payung merah, Putra Mahkota Lee Hwon tahu jika ia menggunakan payung merah dengan warnanya sendiri, ia tidak akan terbakar dari  sinar matahari.

Upacara pun dimulai, dimana mulai dibacakan para ulama yang lulus dalam ujian dan bela diri. Woon meraih peringkat atas, sedangkan Heo Yeom meraih peringkat sebagai sarjana sipil peringkat atas. Ayah yeon woo melirik bangga pada anaknya, sementara Yoon Dae Hyung yang berdiri di sebelahnya melirik dengan dengki. Sepertinya ayah Yeon Woo mulai memegang peranan penting di istana hingga Yoon berasa iri.

 

Ny. Shin gembira melihat wajah suaminya yang sumringah, dan berceloteh dengan Yeon Woo. Sampai ia berbalik dan menyadari bahwa Yeon Woo telah menghilang. Ternyata Yeon Woo mengikuti terus kupu-kupu tersebut yang berjalan masuk kedalam istana.

Yeon Woo sibuk mengikuti kupu-kupu tersebut. Hingga ke sebuah halaman tempat dimana Hwon sedang mengendap-endap naik tangga hendak melewati tembok. Yeon Woo tidak menyadari keberadaan Hwon disana. Sementara Hwon untuk sesaat terpukau melihat kecantikan Yeon Woo. Kupu-kupu itu terbang melintasi tangga Hwon. Yeon Woo berhenti sejenak dan baru melihat Hwon yang berdiri di tengah tangga.


Hwon kehilangan keseimbangan pada kaki tangga yang ia pijak, dan jatuh tepat diatas tubuh Yeo Won. Payung merah milik Lee Hwon mengapung tepat diatas mereka sebelum terbang jauh. Lee Hwon dan Yeo Woon tertidur sejenak dalam pelukan. Dan ketika mereka membuka mata, mereka cepat-cepat beranjak untuk menghilangkan rasa kikuk. Lee Hwon membersihkan tenggorokannya dan bertanya-tanya bagaimana bisa Yeon Woo datang kesini? Yeon Woo balik bertanya mengapa Lee Hwon menaiki dinding tembok istana yang tinggi. Lee Hwon bersikap sombong mengatakan kalau hanya dia saja yang boleh mengajukan pertanyaan. Yeo Won menatap Lee Hwon tajam dan akhirnya Yeon Woo memberitahukan alasan kenapa ia berada disini yaitu untuk melihat saudaranya yang telah lulus ujian perguruan tinggi Negara diistana.

 

Lee Hwon tidak percaya atas ucapan Yeon Woo, namun Yeon Woo siap untuk memanggil para penjaga istana dan berbelok mengatakan Hwon adalah seorang pencuri. Hwon menyadari bahwa hal itu tidak terlihat baik pada dirinya, karna ia membawa sebuah kantung berisi dan berusaha untuk memanjat dinding melarikan diri. Lee Hwon berbohong mengatakan kalau ia datang kesini karna untuk menyaksikan upacara juga.

Ketika Lee Hwon duduk dan hendak mengambil kantung miliknya, kantung  tersebut jatuh ketanah dan isinya berhamburan keluar. Itu adalah barng-barang yang hilang seperti cangkir, permen, dan kuas kaligrafi. Yeon Woo menatap curiga sementara Hwon berusaha memikirkan alas an lain. Tapi Yeon Woo langsung berteriak memanggil penjaga istana. Hwon buru-buru menutup mulut Yeon Woo dengan tangannya dan menarik tangan Yeon Woo berlari kebelakang dan membawa Yeon Woo mengikutinya. Hwon membawa Yeon Woo kesebuah Paviliun kecil dekat sebuah danau yang indah, Yeon Woo kesal kenapa ia harus mengikuti Lee Hwon pergi. Yeon Woo bertanya-tanya kenapa Lee Hwon tidak begitu sopan padanya. Hwon mengatakan kalau ia lebih tua dua tahun dari Yeon Woo, dan ketika Yeon Woo menegaskan bahwa dia baru berumur 11 tahun, Lee Hwon mengatakan kalau ia sudah berumur 13 Tahun.

 

Yeon Woo masih berniat melaporkannya. Akhirnya Hwon mengaku kalau ia hendak keluar dari istana untuk mencari kakak laki-lakinya. Ia menjelaskan bahwa ia disini datang untuk melihat sarjana seni bela diri atas……. Yeon Woo mengatakan kalau Hwon berbohong, karna ia tahu jika sarjana bela diri peringkat atas adalah teman baik kakaknya, dan Woon sama sekali tidak memiliki adik.

Lee Hwon akhirnya mengakui kebenarannya bahwa ia melarikan diri keluar istana untuk mencari kakaknya, dan Woon bukanlah kakaknya. Lee Hwon menceritakan dengan sedih tentang kakaknya mengatakan meskipun mereka berasal dari dua ibu yang berbeda, namun ia selalu memperlakukan dirinya dengan baik.


Kilas balik :
Saat Lee Hwon kecil sedang bermain dengan kakaknya Pangeran Yang Myung berlatih pedang. Kakak Hwon sangat pintar dalam pelajaran maupun beladiri tapi karena ia lahir dari seorang selir dan juga bukan anak sah, maka ia tidak bisa mengikuti ujian sipil kenegaraan, ataupun mengejar karir di dunia politik, bahkan ia tidak mendapatkan cinta ayahnya.

Lee Hwon sedih karna ia melihat kakaknya tidak memiliki masa depan yang baik dan tidak memiliki kasih sayang dari ayah mereka. Dan Hwon menyimpulkan sendiri, “Alasan kenapa ia harus hidup seperti ini adalah karena diriku". Hal inilah yang membuat kakaknya begitu menderita, Dan kakaknya tidak datang mengunjungi dirinya dalam beberapa waktu sehingga dia sangat ingin bertemu dengan kakaknya Pangeran Yang Myung.

Yeon Won berpikir jika Hwon tidak perlu untuk menyalahkan dirinya sendiri. Karna nasib mereka sudah diputuskan dan mereka tidak harus menyalahkan apapun karna hal itu tidak bisa berubah. Jika Hwon begitu mencintai kakaknya, maka kakak Lee Hwon pasti tidak akan menyalahkan hwon untuk semua hal dalam hidupnya. Hwon mengangguk tersenyum mengerti ucapan Yeon Woo.

Yeon Woo mulai berbicara panjang lebar tentang aturan stuktur Joseon, seperti tentang saudara-saudara yang dibesarkan secara terpisah, perempuan tidak diperbolehkan berpendidikan, dan hal itu sungguh tidak adil. Hwon menatap Yeon Woo, sampai ia menyadari bahwa Yeon Woo terus mengkritik raja. Hwon menggoda Yeon Woo mengatakan kalau ia akan melaporkan hal itu pada raja.

“Apa kau bilang politik raja semua salah?” goda Hwon, “seharusnya aku yang memanggil penjaga istana”.

Yeon Woo panik mendengar hal itu dan memohon agar Hwon tidak melakukannya. Hwon setuju untuk tidak melaporkan ucapan Yeon Woo jika Yeon Woo berhenti menyebutnya seorang pencuri. Karna semua yang berada dalam tas ranselnya adalah miliknya. Yeon Woo bertanya-tanya bagaimana Hwon bisa membeli semua barang-barang mewah tersebut? Hwon jengkel mendengar hal itu dan akan mengatakan kalau dia adalah joseon...namun hal itu terhenti dan ia meralatnya menjadi seorang penjaga Interior.
“Karena aku adalah……… aku adalah……….. penjaga interrior” hhfftttt


Ibu Yeon Woo menangis saat ia meminta penjaga untuk membantunya menemukan putrinya. Dia tiba-tiba melihat putrinya berjalan-jalan dengan Putra Mahkota. Yeon Woo melihat ibunya dan memanggilnya. Ibu Yeon Woo berlari turun mengejar putrinya dan memeluknya untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja.

 

Pengawal yang dimintai bantuan oleh Ibu Yeon Woo lalu turun mendekati Lee Hwon. Lee Hwon memintanya untuk diam tidak mengatakan indentitas dirinya, mengatakan kalau ia hanya bermain bersama dengan Yeon Woo. Pada Yeon Woo, Hwon mengatakan kalau dia sudah meminta maaf kepada kepala Penjaga istana karna telah mencuri barang tersebut dan kemudian ia bergegas membawa penjaga tersebut pergi bersamanya.
Ketika Yeo Won pergi bersama ibunya meninggalkan istana, seorang pelayan wanita dari istana berlari mengejarnya untuk memberikan sebuah hadiah, yang berisi catatan dari Lee Hwon. Pelayan tersebut mengucapkan kata-kata yang diucapkan Hwon untuk Yeon Woo yang menyuruhnya untuk berhati-hati terhadap jalan malam dimasa depan (yang berarti bahwa jika mereka bertemu satu sama lain kelak tidak bermain-main lagi). Yeo Won mengambilnya dan kemudian pergi bersama ibunya yang dibawa oleh pelayan mereka menggunakan tandu.

 

Hwon telah kembali menjadi Putra Mahkota dengan jubah kebesaran pangeran, dan mendapatkan beberapa ceramah dari ayahnya (Raja) yang menuntut untuk tahu alasan mengapa Hwon mencoba menyelinap keluar istana. Hwon mengatakan kalau ia merindukan saudaranya Pangeran Yang Myung dan ingin belajar padanya. 


Hwon mengatakan kalau ia terus belajar dengan para guru-guru, maka hal itu tidak akan membuatnya merasa senang, tidak ada perdebatan dan ia tidak akan mengerti tentang dunia luar. Raja lalu memanggil semua pejabat untuk membimbing Putra Mahkota dari jalan yang sesat hingga membuat mereka terbakar. Mulai sekarang Hwon dilarang meninggalkan istana. Dan seorang sarjana baru akan dipekerjakan untuk mengajar Hwon.

Ratu Yoon (ibu suri) bertemu dengan Dae Hyung kembali sambil memperhatikan tanaman bonsai miliknya yang ditanam dalam pot. Dia mengatakan kalau pertumbuhan tanaman didalam pot akan sangat sulit tumbuh dan meningkat seperti yang terlihat, Ratu Yoon mengatakan kalau Raja telah menolak semua guru yang mengajar untuk Putra mahkota dan akan mencari guru baru untuknya. Ratu Yoon mengingatkan bahwa posisi tersebut sangat penting dan harus diisi oleh orang yang benar, karna orang yang akan ia didik adalah raja Joseon berikutnya.

 

Ratu Han (Ibu Lee Hwon) memohon pada raja untuk mengizinkan Pangeran Yang Myung memasuki istana dan bersama-sama dia menghabiskan waktu bersama Hwon. Raja melarang Hwon untuk bertemu dengan Pangeran Yang Myung, dan bagi raja hal itu akan membuat Hwon kehilangan saudaranya lagi. Hal ini tidak pernah merubah pikiran raja, karna ia selalu berada diatas takhta dan perintahnya tidak bisa diganggu gugat. Raja menolak permintaan Ratu Han. 


Ratu Han berjalan kembali kekamarnya, dan ia berpapasan melewati permaisuri Park (Ibu Yang Myung) yang sedang berjalan dihalaman. Keduanya sangat sopan dan terlihat satu sama lain saling memperdulikan. Dengan meminta maaf permaisuri Park mengatakan kalau Pangeran Yang Myung telah menjadi sumber masalah, sementara Ratu han mengatakan kalau hal itu bukanlah kesalahan Pangeran Yang Myung. Ratu bertanya tentang Pangeran Yang Myung yang sedang keluar berpergian, dan ingin mengunjunginya ketika telah diizinkan kembali keistana.


Pangeran Yang Myung terlihat berpakaian seperti seorang pemburu dan menjual dua ayam liar pada salah seorang pedagang untuk mendapatkan uang. Yang Myung memperhatikan orang-orang yang mengantri (berbaris rapi) dan bertanya-tanya apa yang sedang mereka lakukan dan tunggu. Pedagang tersebut mengatakan kalau mereka ingin bertemu dengan seorang dukun kecil yang telah buta delapan tahun yang lalu, ia memiliki kekuatan untuk melihat masa depan dan bisa menyembuhkan penyakit dengan hanya melihat orang tersebut.


Seorang shaman wanita Jang Nok Young tiba ditempat yang sama, salah seorang perempuan muda memberitahukan Jang Nok Young jika orang yang mengaku sebagai seorang dukun kecil yang hebat tersebut telah menipu banyak orang-orang kecil. Jang Nok Young berjalan kebagian depan mengantri melihat dukun kecil namun dihentikan Pangeran Yang Myung yang mengatakan kepadanya untuk menunggu gilirannya. Jang Nok Young melihat Pangeran Yang Myung dan berpikir tentang apa yang ia lihat bahwa ia melihat ada matahari lain selain joseon (Dua matahari yaitu Lee Hwon dan Pangeran Yang Myung kah?)


Tiba giliran Pangeran Yang Myung yang berpura-pura berjalan terseok-seok seolah bahwa dia terluka kakinya dan berjalan terseok-seok mendekati dukun kecil tersebut. Anak itu mengatakan kalau dia bisa melihat cahaya Yang Myung yang merupakan warna emas gelap. Jang Nok Young ikut mendengarkan hal itu, Tiba-tiba Yang Myung berdiri dan memperlihatkan lukanya pada dukun kecil tersebut, bahwa ia tidak cedera sama sekali melainkan hanya tergores kecil pada tangannya.


Yang Myung mengatakan pada dukun kecil tersebut agar membukakan matanya dan ia akan memberinya kue. Dengan cepat tangan dukun kecil tersebut meraih kue Yang Myung dan memasukan kemulutnya, tanpa sadar dukun kecil tersebut membukakan matanya. Ahjussi dari dukun kecil tersebut kesal karna ia telah melakukan kesalahan. Orang-orang mulai menyadari jika hal itu hanyalah sebuah penipuan dan mencoba membuat kerusuhan.


Beberapa orang saling merebutkan uang mereka masing-masing, melihat hal itu Yang Myung segera mengambil dukun kecil tersebut menggendongnya dan membawanya menjauh. Yang Myung membawanya berjalan menuju desa untuk segera membawanya kedokter. Yang Myung segera dikelilingi beberapa preman yang mengambil gadis kecil itu kembali. Syukurlah Nok Young datang pada pria yang mengambil gadis kecil tersebut dan mencoba mengajaknya berbicara untuk mendapatkan jalan keluar.

 

Yang Myung mengatakan pada para preman tersebut bahwa ia akan dinobatkan sebagai ahli pedang seni beladiri, dari periode pemeriksaan ini. Para preman mentertawakannya, mengatakan pada Yang Myung jika dia adalah seorang guru ahli beladiri, maka ayahnya juga harus menjadikan dia sebagai raja. Pria tersebut melemparkan pukulan kewajah Yang Myung yang berakhir membuat Yang Myung terjatuh ketanah.


Yang Myung mendesah kesakitan dan mencoba bangun. Dia mencoba memberitahu pada preman tersebut  bahwa ia sangat kenal dengan raja, dan raja tidak akan memaafkan para preman tersebut untuk anaknya. Yang Myung dipukul kembali dan terjatuh. Preman tersebut lalu menarik kerah baju Yang Myung, dan posisi Yang Myung dalam kesulitan karna ia sendirian mencoba menghadapi beberapa preman. Mereka tertawa mengejek Yang myung dan kemudian memukulnya, Yang Myung terlempar jatuh ketanah dengan tubuh terlentang, bibirnya berdarah. Ia lalu bangkit dan memukuli satu persatu setiap preman tersebut. Yang Myung memukuli satu persatu para preman, dan salah seorang dari preman mencoba menyerangnya dengan senjata. Namun para preman tersebut akhirnya dibuat Yang Myung tidak berkutik.

Kemudian Malam itu, Yang Myung berdiri diluar istana, dan bergumam sendiri mengucapkan selamat malam untuk ayahnya (Raja) bahwa ia telah kembali dari perjalanannya. Dia mengatakan menyesal bahwa ia tidak bisa melakukan penghormatan secara pribadi kepada ayahnya. Yang Myung tersenyum pahit.
Lee Hwon berdiri diluar istana menatap langit . Setiap gerakan yang ia buat dilakukan oleh semua para pengawal istana dan pelayannya layak seperti burung beo. (Mengikuti langkah setiap apa yang dilakukan Lee Hwon).

 
Hwon mengatakan pada mereka agar mereka tidak perlu khawatir, kalau ia tidak akan melarikan diri lagi. Hwon tiba-tiba melihat bunga sakura yang jatuh dari langit dan hal itu mengingatkannya pada Yeon Woo saat insiden jatuh dari tembok istana dan memeluk Yeon Woo tanpa sadar.


Lee Hwon bertanya-tanya sendiri apakah Yeon Woo akan menjadi marah saat ia mengetahui kalau dirinya adalah Putra Mahkota. Ia lalu berpikir kembali bahwa ia tidak mungkin bertemu lagi dengan Yeon Woo. Namun tiba-tiba mata Hwon tertuju pada payung merah yang seolah-olah terbang dan mengambang diatas pohon.

 

Yeon Woo duduk dikamarnya sambil membaca pesan hwon yang dikirimkan melalui pelayan istana ketika itu, ia membaca surat tersebut "Jika di lukis bundar, jika di tulis persegi. Kelinci hidup, ayam mati". Yeon Woo merenungkan arti dari pesan Hwon tersebut. Lalu pelayan Yeon Woo (Seol) masuk membawakan minuman untuknya, Yeon Woo bertanya maksud tersebut pada Seoul, namun sama sekali tidak menemukan jawaban yang tepat “jika ayam mati maka siapa yang akan membangunkan kita pagi-pagi”.

Yeon Woo duduk dikamarnya sambil membaca pesan hwon yang dikirimkan melalui pelayan istana ketika itu, ia membaca surat tersebut "Jika di lukis bundar, jika di tulis persegi. Kelinci hidup, ayam mati". Yeon Woo merenungkan arti dari pesan Hwon tersebut. Lalu pelayan Yeon Woo (Seol) masuk membawakan minuman untuknya, Yeon Woo bertanya maksud tersebut pada Seoul, namun sama sekali tidak menemukan jawaban yang tepat “jika ayam mati maka siapa yang akan membangunkan kita pagi-pagi”.

 

Sementara itu Pangeran Yang Myung berjalan didalam gelap dan kemudian ia memanjat keatas pohoh, tersenyum dan menatap rumah keluarga Yeon Woo. Ia memperhatikan Yeon Woo keluar dari kejauhan.

Yeon Woo keluar dari kamarnya membawa surat Hwon dan membacanya dengan segala arah, mungkinkah itu pesan yang disampaikan Hwon sebagai surat rahasia, namun ia tetap tidak menemukan apapun artinya. Sambil terus memikirkan artinya. Ia terus berfikir dan sadar bahwa bukan ayam/kelinci tapi “Lahir pagi hari, dan mati malam hari”. Lalu pa yang di lukis bundar, dan di tulis kotak? Ia ingat kata-kata Hwon “Aku adalah……….”

“Matahari” gumam yeon woo terjatuh dan kaget menemukan bahwa Hwon adalah matahari (Putra Mahkota) dari Joseon.

 

Sementara itu diluar istana Hwon masih bertanya-tanya apakah ia bisa bertemu kembali dan melihat Yeon Woo lagi. Yeon Woo berpikir untuk dirinya sendiri bahwa hal itu menjadi suatu kehormatan bagi dirinya sendiri untuk bisa melihat Lee Hwon lagi. Yang Myung tersenyum sendiri saat ia terus memperhatikan Yeon Woo dari atas pohon. Dan keluar dari dalam pikiran Yang Myung "Itu bagus untuk bertemu kembali, Heo Yeon Woo........"




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

^^ Buku Tamuku ^^